Geologi Strategi Pengembangan Ecovillage Secara Berkelanjutan Di Das Citarum Hulu, Jawa Barat

21 3 Pumiceous Tuff, terdiri stsd tuffsceous sand, lapilli, scoriaceous lava, letusan A Gunung Tangkuban Perahu. Unit-unit ini tersebar, mencakup hampir 5 area, di sepanjang lembah sungai. 4 Sandy tuff, terdiri dari sandy tuff yang berasal dari letusan C Gunung Tangkuban Perahu, sandy tuff berwarna kecoklatan, sangat poros, terdiri atas kristal-kristal hornblende yang kasar, juga lahar red-weathered, lapisan-lapisan lapilli dan breccia. Area ini tersebar mencakup hampir 20 area, di bagian tengah hulu DAS. Jenis batuan Alluvium mendominasi Wilayah Sungai Citarum. Jenis batuan ini terdiri dari pasir, lumpur, kerikil dan kerakal. Batuan alluvium tersebar di dataran pantai Jakarta. Formasi Batuan Alluvium menyerupai depresi median yang merupakan ciri khas daerah pantai. Batuan ini adalah batuan sedimen marineneogen yang tertutup lapisan alluvial dan terlipat sangat lemah. Pada bagian bawah dari formasi ini terdiri dari batuan gowake dan napal,breksi,volkan,koglomerat dan sisipan dolomite, sedangkan pada bagian atas terdiri dari lapisan batuan konglomerat, batu pasir, batuan debu, sisipan batu bara dan batu kapur tulis. Dan selanjutnya di dominasi oleh batuan Gunungapi tua dan sedimen Plio-Plistosen. Batuan tersebut tersebar daerah perbukitan.

3. Fungsi Kawasan

Berdasarkan peta fungsi kawasan yang dikeluarkan oleh Badan Planologi Departemen Kehutanan skala 1:250,000, DAS Citarum bagian hulu terbagi menjadi dalam kawasan hutan yang termasuk wilayah KPH Bandung Selatan dan KPH Bandung Utara, yang harus dikelompokkan menjadi hutan lindung dengan aktivitas pemanfaatan yang terbatas, dan sisanya merupakan area luar kawasan hutan yang terdiri dari lahan hak milik dan areal perkebunan teh, kina, karet yang dikelola oleh pemerintah dan swasta, serta lahan milik masyarakat yang digunakan untuk keperluan budidaya lahan kering, sawah, dan sayuran. Perincian fungsi kawasan di setiap Sub DAS disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5 Luasan Fungsi kawasan setiap sub DAS di DAS Citarum bagian hulu Sub DAS Kawasan hutan Luar kawasan hutan Luas ha Luas ha Luas Luas ha Luas Cikapundung-Cipamokolan 5,320 17.46 25,152 82.54 30,472 Cikeruh 2,806 14.74 16,224 85.26 19,029 Cisangkuy 10,632 31.12 23,527 68.88 34,159 Citarik 4,735 20.63 18,217 79.37 22,951 Cirasea 14,508 38.07 23,602 61.93 38,110 Ciwidey 8,958 40.41 13,211 59.59 22,169 Ciminyak 9,336 28.66 23,239 71.34 32,575 Cihaur 4,541 16.23 23,440 83.77 27,981 Jumlah 60,835 26.75 166,611 73.25 227,446 Sumber : BPDASCC 2010 Dalam area kawasan hutan di Sub DAS Cikapundung-Cipamokolan terdapat Tahura Ir. H. Djuanda dan TWA Tangkuban Perahu. Di Sub DAS Cisangkuy terdapat CA Gn. Tilu, di Sub DAS Citarik terdapat SM. Gn. Calancang. Di Sub DAS Citarum hulu banyak terdapat kawasan lindung, diantaranya CA. Gn. Malabar, 22 CA. Papandayan, TWA. Cigenteng, CA Gn. Tilu dan TWA Cimanggu. Di Sub DAS Cihau terdapat CA dan TWA Tangkuban Perahu.

4. Iklim

Wilayah Jawa Barat sebagaimana umumnya keadaan iklim di DAS Citarum adalah memiliki iklim tropis monsun dengan suhu dan kelembaban udara relatif konstan sepanjang tahun. Iklim tropis monsun dicirikan dengan terjadinya dua musim, yaitu hujan dan kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan-bulan Oktober - Maret dan musim kering atau kemarau terjadi pada bulan-bulan Juni-September. Bulan-bulan lainnya merupakan masa transisi atau pancaroba. Menurut data dari BPDASCC 2010, suhu udara rata-rata harian berkisar 22- 23 o C, sementara kelembaban relatif berkisar antara 25-83. Kecepatan angin bulanan berkisar antara 23-106 kmhari dengan kecepatan angin tertinggi 213 kmhari dan terendah 7 kmhari. Rata-rata radiasi sinar matahari bulanan berkisar 1,289-1,687 Jcm 2 hari dengan kisaran tertinggi dan terendah pada periode 1980- 1990 adalah 1,124 jcm 2 hari terjadi pada Bulan September 1985 dan 1,182 Jcm 2 hari pada Bulan Januari 1990. Rata-rata evaporasi bulanan dari 1972-1992 berkisar antara 2 mmhari Januari sampai 5.5 mmhari Oktober dengan evaporasi tertinggi adalah 7.3 mmhari dan terendah 2.7 mmhari. Curah hujan tahunan di DAS Citarum berkisar antara 1,500-4,000 mm. Dalam kondisi normal potensi sumberdaya air permukaan pada daerah pengaliran Sungai Citarum rata-rata mencapai 11 milyar m 3 per tahun. sehingga sampai dengan saat ini baru sekitar 5.2 milyar m 3 per tahun yang sudah terkendali dan dimanfatkan untuk berbagai kebutuhan sedangkan sisanya sebagian besar terbuang kelaut. Curah hujan rata-rata tahunan DAS Citarum mencapai sekitar 2,400 mm. Daerah Pantai Utara memiliki curah hujan rata-rata terendah sekitar 1,500 mm per tahun sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi terjadi di daerah hulu sungai Ciherang, Cilamaya, dan hulu sungai Cipunagara dengan curah hujan mencapai 4,000 mm per tahun. Suhu rata-rata di dataran rendah sekitar 27ºC, sedangkan di bagian hulu sungai di daerah dataran tinggi atau pegunungan suhu udara minimum rata-rata 15.3ºC yang tercatat di daerah Ciwidey, Pangalengan, dan Lembang. Kelembaban udara relatif rata-rata tahunan antara 80 - 92, dengan tingkat penguapan rata-rata tahunan sekitar 1,640 mm. Distribusi spasial curah hujan di DAS Citarum bagian hulu tidak merata. Terjadi kejadian hujan dengan intensitas tinggi di suatu tempat, sedangkan di bagian lainnya sama sekali tidak terjadi hujan. Curah hujan tahunan bervariasi antara 1,966-2,600 mm. Variasi curah hujan ini terjadi karena pengaruh topografi. Periode bulan basah mulai dari Bulan November hingga Bulan April dengan bulan terbasah mencapai 300 mm dan selebihnya masuk masa bulan kering atau periode transisi. Berdasarkan data dari BPDASCC 2010 musim hujan terjadi pada Bulan November hingga Desember, setelah sebelumnya terjadi musim kering pada Bulan Mei hingga Oktober dimana curah hujan masih relatif rendah. Secara umum iklim DAS Citarum bagian hulu dapat digolongkan sebagai iklim tipe C menurut sistem klasifikasi Schmit dan Fergusson atau tipe AM menurut sistem klasifikasi Koppen. Sedangkan menurut klasifikasi iklim Oldeman yang didasarkan pada jumlah curah hujan bulan basah 200 mm dan bulan kering 100 mm, DAS Citarum bagian hulu diklasifikasikan ke dalam zona agroklimat B2 dengan 3-2 bulan basah dan 2-5 23 bulan kering. Iklim setiap Sub DAS di Citarum bagian hulu menurut klasifikasi iklim Schmidt Fergusson disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6 Klasifikasi iklim Schmidt Fergusson di DAS Citarum bagian hulu Sub DAS Curah hujan mmth Jumlah hari hujan Curah hujan mmhari Tipe iklim Schimdt Fergus on Cikapundung-Cipamokolan 1,920 125 13.3 B CitarikCikeruh 1,911 108 17.1 B Cirasea 2,716 123 19.0 A Cisangkuy 2,138 122 15.1 A Ciminyak 1,562 115 13.6 C Cihaur 1,817 132 13.6 A Ciwidey 2,233 127 17.6 A Sumber : BPDASCC 2010

5. Kondisi Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah DAS Citarum hulu berjumlah 7,390,729 jiwa dengan kepadatan 1,031 orangkilo meter persegi. Penyebaran jumlah dan kepadatan penduduk di DAS Citarum tidak merata, yaitu Kabupaten Bandung yang 4,266,596 jiwa, Kabupaten Bandung Barat 362,216, Kabupaten Garut 144,867 jiwa, Kabupaten Sumedang mencapai 317,243 jiwa, Kota Bandung 1,974,395 jiwa, dan Kota Cimahi 325,412 jiwa. Terlihat bahwa Kabupaten Bandung yang berada di DAS Citarum hulu kepadatan penduduknya sangat tinggi sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 7. Jumlah penduduk Kabupaten Bandung yang berada di Sub DAS Cikapundung mencapai 397,812 jiwa dengan jumlah laki-laki 202,911 jiwa dan jumlah wanita 194,901 jiwa jiwa. Jumlah keluarga di Sub DAS tersebut mencapai 111,628 KK dengan jumlah keluarga petani mencapai 14,810 KK. Sedangkan di Sub DAS Ciminyak jumlah penduduknya mencapai 39,371 jiwa dengan jumlah laki-laki 20,084 jiwa dan jumlah wanita 19,287 jiwa. Jika dilihat dari jumlah keluarga di Sub DAS tersebut adalah 111,628 KK dengan jumlah keluarga petani sebanyak 14,810 KK. Sub DAS Cirasea jumlah penduduknya sebanyak 814,778 jiwa dengan jumlah laki-laki 412,448 jiwa dan jumlah wanita 402,330 jiwa. Jika dilihat dari jumlah keluarga di Sub DAS tersebut sebanyak 242,121 KK dengan jumlah keluarga petani sebanyak 46,462 KK. Sedangkan jumlah penduduk di Sub DAS Cisangkuy sebanyak 634,952 jiwa dengan jumlah laki-laki 320,779 jiwa dan jumlah wanita 314,173 jiwa. Jika dilihat dari jumlah keluarga di Sub DAS tersebut sebanyak 191,659 KK dengan jumlah keluarga petani sebanyak 50,311 KK. Sub DAS Citarik jumlah penduduknya sebanyak 1,655,596 jiwa dengan jumlah laki-laki 840,043 jiwa dan jumlah wanita 815,553 jiwa. Jika dilihat dari jumlah keluarga di Sub DAS tersebut sebanyak 476,514 KK dengan jumlah keluarga petani sebanyak 66,042 KK. Sub DAS Ciwidey jumlah penduduknya sebanyak 724,087 jiwa dengan jumlah laki-laki 367,735 jiwa dan jumlah wanita 356,352 jiwa. Jika dilihat dari jumlah keluarga di Sub DAS tersebut sebanyak 204,677 KK dengan jumlah keluarga petani sebanyak 39,565 KK.