liv Tes kreativitas verbal tersebut di atas pada tahun 1986 telah
distandarisasi oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Utami Munandar, 1999: 97.
d. Model-model Pengembangan Kreativitas
Menurut Utami Munandar 1999: 235-273 ada sepuluh model yang dapat digunakan untuk pengembangan kreativitas siswa yaitu:
1 Taksonomi Bloom untuk ranah kognitif Ranah kognitif ini pendidik dapat memberikan kesempatan pada
siswa untuk memperluas proses pemikiran dan dengan ranah kognitif memungkinkan peningkatan berpikir kreatif melalui
proses sintesis. 2 Model struktur intelek dari Guilford
Guilford dalam Utami Munandar 1999: 102 menciptakan suatu teori intelegensi yang digambarkan dalam bentuk kubus tiga
dimensi untuk menampilkan kemampuan intelek manusia yaitu; kontan, operasi atau proses dan produk. Empat kategori materi
yaitu figural, simbolik, semantik dan perilaku. Enam kategori produk yaitu unit, kelas, hubungan, sistem, transformasi dan
implikasi. Lima kategori operasi proses yaitu kognisi, ingatan, berpikir divergen, berpikir konvergen dan evaluasi. Melalui
proses berpikir divergen aspek-aspek seperti kelancaran, kelemahan, orisinalitas dan laborasi dalam berpikir dapat dilatih.
lv 3 Model Talenta ganda dari Taylor
Menurut Taylor setiap orang mempunyai bakat atau talenta dalam bidang tertentu dan modelnya dapat digunakan sebagai panduan
kurikulum. Menurut Taylor bidang kreatif-produktif dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kreatif.
4 Model Treffinger untuk belajar kreatif Model ini mengajukan tiga tingkat, mulai dari yang relatif
sederhana tingkat 1 yang memperkenalkan teknik-teknik kreatif dasar sampai dengan yang majemuk tingkat 3, siswa bekerja
dengan masalah nyata untuk belajar kreatif. 5 Model tiga tingkat pengayaan dari Renzulli
Tiga kegiatan dalam model ini adalah a penjajagan umum dengan cara memperkenalkan berbagai topik bidang studi yang
sesuai dengan pribadi siswa; b kegiatan pelatihan kelompok yang dapat digunakan untuk mengembangkan ketrampilan
proses; c melakukan penelitian masalah nyata. 6 Model Williams untuk perilaku kognitif-afektif
Dalam model ini, perilaku kreatif tidak hanya menuntut kemampuan berpikir kreatif, tetapi juga ciri-ciri afektif dari
kreativitas, sehingga kedua aspek tersebut perlu ditumbuhkan di dalam kelas.
7 Taksonomi belajar afektif dari Krathwohl Krathwohl menekankan pentingnya pengembangan sistem nilai
pada siswa yang mendasari perilaku mereka.
lvi Hal tersebut penting untuk membantu mewujudkan kreativitas
yang konstruktif. 8 Model pendidikan integratif dari Clark
Clark mengajukan konsep yang terpadu tentang kreativitas yang memerlukan perpaduan antara fungsi berpikir, perasaan,
penginderaan dan intuisi atau firasat. 9 Model multiple intelligence dari Gardner
Pengembangan keterampilan kreatif melalui gabungan jenis intelegensi antara lain: a intelegensi linguistik yaitu kemampuan
untuk menggunakan bahasa; b intelegensi logis-matematis yaitu kemampuan untuk menjajaki pola-pola, kategori-kategori; c
intelegensi fisi-kinestetik yaitu kemampuan menggunakan keterampilan, motorik; d intelegensi interpribadi yaitu
kemampuan untuk memakai perasaan dan gagasan diri sendiri; dan e intelegensi antar pribadi yaitu kemampuan untuk
memahami hubungan dengan orang lain. 10 Model emotional intelegence dari Goleman
Model ini menunjukkan bagaimana ciri-ciri efektif terutama motivasi intrinsik perlu dipupuk untuk mewujudkan kinerja
kreatif.
e. Aktivitas dalam kreativitas