Kaitan Media Permainan Dengan Kurikulum 2013 Pendidikan Berkarakter

13 keempat bertugas mencatat skor yang diperoleh pemain pertama pada buku panduan. 6. Setelah pemain pertama selesai bermain, permainan dilanjutkan oleh pemain kedua. Pemain ketiga bertugas mengambilkan kartu soal dan membacakan soal untuk pemain kedua. Pemain keempat bertugas untuk mencocokkan jawaban pemain kedua dengan kunci jawaban pada buku kunci jawaban. Dan pemain pertama bertugas mencatat skor yang diperoleh pemain kedua pada buku panduan. Begitu seterusnya hingga keempat pemain mendapat giliran untuk bermain. 7. Setiap pemain meletakkan bidak permainan pada garis start. 8. Permainan berlangsung dengan melemparkan dadu yang menunjukan jumlah angka. Jumlah angka itu yang menunjukan seberapa banyak langkah yang di dapat oleh tiap pemain. 9. Jika pemain dapat menjawab ataupun tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar sesuai dengan kunci jawaban akan mendapatkan skor yang dicatatkan pada lembar skor dibuku panduan. 10. Kartu yang telah diambil baik yang dapat dijawab ataupun tidak dapat dijawab, tidak boleh diletakkan kembali pada tumpukan kartu soal. 11. Pemain dikatakan menang jika telah berada di garis finish atau berada pada kotak dengan angka terbesar bila waktu permainan telah usai.

B. Kaitan Media Permainan Dengan Kurikulum 2013

Pada kurikulum 2013, mengenal adanya kegiatan pembelajaran 5M dalam pembelajaran langsung yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring dari yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Kegiatan pembelajaran 5M dapat digambarkan melalui permainan “Kartu Pintar”. Mengamati dapat dilakukan pada papan permainan. Pada papan permainan terdapat beberapa foto yang diambil secara langsung, sehingga siswa dapat mengamati contoh-contoh tumbuhan dalam setiap divisi. 14 Menanya dapat dilakukan siswa pada saat rasa ingin tau siswa terhadap divisi tumbuh-tumbuhan muncul pada saat bermain ataupun pada saat permainan telah berakhir. Menalar dapat dilakukan siswa pada saat melakukan permainan “Kartu Pintar” dengan mengamati foto contoh tumbuhan dalam setiap divisi dan menghubungkan dengan pertanyaan dan jawaban yang telah disampaikan oleh siswa lain. Mencoba dapat dilakukan siswa pada saat menyebutkan contoh lain dari anggota divisi tumbuhan berdasarkan ciri yang telah diketahui secara umum atau dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah dijawab siswa lain saat melakukan permainan “Kartu Pintar”. Membuat jejaring dari yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis, dalam permainan “Kartu Pintar” hal ini bisa berarti siswa mengkomunikasikan hasil yang diperoleh saat melakukan permainan. Guru meminta beberapa orang siswa untuk menyebutkan apa saja yang telah mereka peroleh saat melakukan media permainan “Kartu Pintar”.

C. Pendidikan Berkarakter

Pendidikan berkarakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut Narwanti 2011. Karakter sendiri berasal dari bahasa Yunani kharakter yang berarti memahat atau mengukir. Dalam bahasa Indonesia, karakter dapat diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaantabiatwatak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, karakter memiliki arti tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter merupakan suatu organisani yang dinamis dari sistem psiko-fisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas Narwanti 2011. 15 Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama denga pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga Negara yang baik. Narwanti 2011. Adapun tujuan dari pendidikan berkarakter adalah membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotic, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Pendidikan berkarakter memiliki tiga fungsi, fungsi pertama yaitu mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik. Fungsi kedua yaitu memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur. Fungsi ketiga yaitu meningkatkan peradaban bangsa yang kompetetif dalam dunia. Ada 18 nilai-nilai pembentuk karakter Narwanti 2011 yaitu : 1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2. Jujur Perilaku yang dilaksakan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5. Kerja Keras 16 Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6. Kreatif Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. 8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9. Rasa Ingin Tau Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 10. Semangat Kebangsaan Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuai yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 13. Bersahabat Komunikatif Tindakan yang memperhatikan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 15. Gemar Membaca 17 Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam, sosial, dan budaya, negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media seperti keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa. Melalui pendidikan berkarakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga dapat terwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam jurnal yang diterbitkan pada hari kamis 20 Maret 2014 oleh Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, pendidikan berkarakter sangat perlu untuk diterapkan. Hal ini dikarenakan menurunnya kualitas sikap dan moral anak- anak atau generasi muda penerus bangsa. Pendidikan berkarakter dapat diterapkan pada kegiatan elaborasi. Nilai yang dapat ditanamkan pada kegiatan elaborasi yaitu kreatif, logis, percaya diri, jujur, disiplin, saling menghargai, dan bertanggung jawab. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan berkarakter adalah suatu pendidikan yang menerapkan nilai-nilai karakter dalam pengajarannya. Pendidikan berkarakter yang dapat dilatihkan dalam permainan 18 Kartu Pintar ini yaitu jujur, disiplin, saling menghargai, dan bertanggung jawab. Jujur, disiplin, saling menghargai, dan bertanggung jawab merupakan beberapa pendidikan berkarakter yang menjadi pilar utama kebangkitan bangsa Narwanti 2011. Karakter jujur, dapat dilatihkan dalam permainan Kartu Pintar pada saat siswa menjawab soal. Karakter disiplin, dapat dilatihkan pada saat siswa taat aturan permainan yaitu dalam hal waktu permainan. Karakter saling menghargai, dapat dilatihkan saat salah seorang siswa menjawab pertanyaan dengan benar ataupun pada saat ada seorang pemain yang memenangkan permainan. Karakter bertanggung jawab, juga dapat dilatihkan dalam permainan Kartu Pintar pada saat semua pemain mengembalikan permainan pada guru dengan lengkap.

D. Pembelajaran IPA

Dokumen yang terkait

PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PERMAINAN KARTU PINTAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MIFTAHUL Peningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Permainan Kartu Pintar Pada Anak Kelompok B Di TK Miftahul Ulum Krompakan Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 13

Pengembangan media pembelajaran kartu domino modifikasi pada mata pelajaran IPA materi struktur akar dan batang tumbuhan untuk siswa kelas IVA SDN Caturtunggal 4.

0 6 264

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi struktur akar dan batang tumbuhan untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

0 3 312

Pengembangan media pembelajaran kartu domino modifikasi pada mata pelajaran IPA materi struktur akar dan batang tumbuhan untuk siswa kelas IVA SDN Caturtunggal 4

1 8 262

Pengembangan media kartu domino modifikasi IPA materi cara tumbuhan hijau membuat makanan untuk siswa kelas V sekolah dasar

2 19 271

Pengembangan media kartu domino modifikasi pada pembelajaran IPA materi struktur akar dan batang tumbuhan untuk siswa kelas IV sekolah dasar

2 29 310

Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori

0 3 278

PENGEMBANGAN MEDIA PERMAINAN KOTAK DAN KARTU MISTERIUS (KOKAMI) PADA MATERI TEKANAN UNTUK SMP KELAS VIII.

2 8 1

PENGEMBANGAN PERMAINAN EDUKASI ‘PEKERJA ALJABAR’ SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATERI ALJABAR UNTUK SMP KELAS VIII.

0 0 181

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA BERUPA KARTU DOMINO PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN KELAS IV SD/MI - Raden Intan Repository

0 0 114