18
Kartu Pintar ini yaitu jujur, disiplin, saling menghargai, dan bertanggung jawab. Jujur, disiplin, saling menghargai, dan bertanggung jawab merupakan beberapa
pendidikan berkarakter yang menjadi pilar utama kebangkitan bangsa Narwanti 2011.
Karakter jujur, dapat dilatihkan dalam permainan Kartu Pintar pada saat siswa menjawab soal. Karakter disiplin, dapat dilatihkan pada saat siswa taat
aturan permainan yaitu dalam hal waktu permainan. Karakter saling menghargai, dapat dilatihkan saat salah seorang siswa menjawab pertanyaan dengan benar
ataupun pada saat ada seorang pemain yang memenangkan permainan. Karakter bertanggung jawab, juga dapat dilatihkan dalam permainan Kartu Pintar pada saat
semua pemain mengembalikan permainan pada guru dengan lengkap.
D. Pembelajaran IPA
Kata pembelajaran merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris “instruction” yang diartikan sebagai proses interaktif antara guru dan siswa yang
berlangsung secara dinamis. Secara umum, kata pembelajaran dapat diartikan segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi
yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik Asyar 2012. Ilmu Pengetahuan Alam IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi Trianto 2007. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA adalah kegiatan antara guru dan siswa yang dapat
membawa informasi dan lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung.
19
Pada kurikulum 2013, terdapat dua proses pembelajaran yang dikembangkan yaitu pembelajaran langsung direct teaching dan pembelajaran
tidak langsung indirect teaching. Dalam pembelajaran langsung, siswa melakukan kegiatan belajar 5M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba,
dan membuat jejaring dari yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menyebabkan siswa memperoleh pengalaman
langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya Trianto 2007. Kegiatan belajar 5M
tidak terdapat dalam proses pembelajaran tidak langsung, sebab pada proses pembelajaran tidak langsung siswa hanya berkenaan dengan pembelajaran yang
menyangkut Kompetensi Dasar 1 dan 2 yang dikembangkan dari Kompetensi Inti 1 dan 2.
E. Materi Kelompok Tumbuh-Tumbuhan
Dalam penelitian ini, materi IPA yang menjadi bahasan adalah materi tentang kelompok tumbuh-tumbuhan. Pada materi ini berasal dari Kompetensi
Inti-3 yaitu memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata, dengan KD 3.3 memahami prosedur pengklasifikasian makhluk hidup dan benda-benda tak-hidup sebagai bagian kerja
ilmiah, serta mengklasifikasikan berbagai makhluk hidup dan benda-benda tak- hidup berdasarkan ciri yang diamati.
Secara garis besar materi ini akan membahas tentang kelompok tumbuh- tumbuhan yang terbagi menjadi 3 divisi yakni Lumut Bryophyta, Paku-pakuan
Pteridophyta, serta tumbuhan berbiji Spermatophyta.
20
1. Lumut Bryophyta Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan lumut
berkormus dan bertalus. Lumut dapat beradaptasi untuk tumbuh di tanah, belum mempunyai jaringan pengangkut, sudah memiliki dinding sel yang
terdiri dari selulosa. Tumbuhan lumut hidup subur pada lingkungan yang lembab dan banyak sekali dijumpai, khususnya di hutan-hutan tropik dan di
tanah hutan daerah iklim sedang yang lembab. Struktur tubuh lumut yaitu :
a. Pada batang bila dilihat secara melintang akan tampak susunan
sebagai berikut : 1
selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya membentuk rizoid- rizoid epidermis.
2 lapisan kulit dalam korteks, silinder pusat yang terdiri sel-sel
parenkimatik yang memanjang untuk mengangkut air dan garam-garam mineral, belum terdapat floem dan xilem.
3 Silinder pusat yang terdiri dari sel-sel parenkim yang
memanjang dan berfungsi sebagai jaringan pengangkut. b.
Pada daun, tersusun atas satu lapis sel. Sel-sel daunnya kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala.
Lumut hanya dapat tumbuh memanjang tetapi tidak membesar, karena tidak ada sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai
jaringan penyokong.
21
c. Rizoid terdiri dari selapis sel kadang dengan sekat yang tidak
sempurna, bentuk seperti benang sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap garam-garam mineral Indah 2009.
Lumut mempunyai anteridium sel kelamin jantan berbentuk seperti gada yang menghasilkan sperma dan arkegonium sel kelamin betina
berbentuk seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, yang sempit disebut leher, yang menghasilkan ovum. Reproduksi lumut
bergantian antara fase seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit. Reproduksi seksualnya dengan
membentuk gamet-gamet dalam gametofit. Adapun proses siklus hidup lumut sebagai berikut :
a. Anteridium yang masak akan mengeluarkan sel-sel sperma,
kemudian sel sperma berenang menuju arkegonium untuk membuahi ovum pembuahan terjadi apabila kondisi basah.
b. Ovum yang terbuahi akan tumbuh sporofit yang tidak mandiri, karena
hidupnya masih disokong oleh gametofit. Sporofit ini bersifat diploid x = 2n serta berusia pendek ± 3-6 bulan untuk mencapai tahap
kemasakan. c.
Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporongonium pada bagian ujung.
d. Sporongonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis.
Sporongonium yang masak akan mengeluarkan atau melepaskan spora.
22
e. Spora tumbuh menjadi suatu berkas yang disebut dengan protonema,
berkas ini akan tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru Tjitrosoepomo 1989.
Lumut yang sudah teridentifikasi dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu lumut hati Hepaticopsida, lumut tanduk Anthocerotopsida, dan
lumut daun Bryopsida. Lumut hati Hepaticopsida, tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Terdapat
rizoid. Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma kuncup, secara generatif dengan membentuk
gamet jantan dan betina. Lumut tanduk Anthocerotopsida, memiliki bentuk seperti lumut hati
yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau
sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Lumut daun Bryopsida juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya
berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar rizoid, batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-
cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru. Lumut memiliki peranan dan manfaat antara lain :
a. Spagnum merupakan komponen pembentuk tanah gambut, pengganti
kapas dan sebagai bahan bakar. b.
Lumut hati Marchantia sebagai indikator daerah yang lembab dan dipakai obat penyakit hati hepatitis.
23
c. Lumut bersama dengan algae membentuk liken lumut kerak yang
merupakan tumbuhan pionir bagi tempat yang gersang. d.
Di hutan bantalan lumut berfungsi menyerap air hujan dan salju yang mencair, sehingga mengurangi kemungkinan adanya banjir dan
kekeringan di musim panas. e.
Lumut gambut di rawa dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanah.
2. Paku-pakuan Pteridophyta Tumbuhan paku merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil,
hidup sebagai saprofit dan ada yang epifit. Tumbuhan paku menyukai tempat yang lembab higrofit yaitu dari daerah pantai hingga sekitar
kawah. Tubuh tumbuhan paku dapat dibedakan dengan jelas antara akar, batang dan daun. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder
pusat terdapat xilem dan fleom. Daun-daunnya merupakan satu-satunya bagian tumbuhan yang tampak di atas tanah Kimball 1992. Namun pada
tumbuhan paku, belum dihasilkan biji. Ciri-ciri khusus tumbuhan paku yaitu :
a. Pada generasi gametofit akar berupa rhizoid sedangkan pada generasi
sporofit akar berupa akar serabut. b.
Pada generasi gametofit batang berupa prothalium sedangkan pada generasi sporofit batang berupa batang sejati.
c. Generasi sporofit lebih dominan dan hidup bebas, sedangkan generasi
gametofit tereduksi. Generasi sporofit ini lebih dikenal dengan tumbuhan paku Indah 2009.
24
Reproduksi tumbuhan paku secara vegetatif dengan rhizoma dan membentuk spora, secara generatif dengan pembentukan gamet. Tumbuhan
paku mengalami pergiliran keturunan metagenesis yaitu pergiliran keturunan antara generasi sporofit penghasil spora dengan generasi
gametofit penghasil gamet. Tumbuhan paku dibagi menjadi 4 kelas yaitu paku purba Psilophtinae, paku kawat Lycopodiinae, paku ekor kuda
Equisetum, dan tumbuhan pakis Filicinae Tjitrosoepomo 1989. Paku purba Psilophtinae meliputi jenis-jenis tumbuhan paku yang
sebagian besar telah punah dan menjadi fosil dan termasuk tumbuhan paku tingkat rendah. Sporofit pada tumbuhan paku kelas ini mempunyai ciri
yaitu tidak mempunyai akar sejati tetapi masih berupa rhizoid, mempunyai batang yang sering tidak berdaun sehingga disebut sebagai paku telanjang.
Indah 2009. Paku kawat Lycopodiinae mempunyai ciri, yaitu sporofit yang
sudah memiliki atas akar, batang dan daun. Memiliki batang kecil dengan percabangan menggarpu dikotom. Daun umumnya banyak berukuran
kecil tersusun dalam lingkaran, spiral atau berhadapan. Sporofil-sporofil biasanya terdapat pada ujung cabang. Kumpulan sporofil pada paku kelas
ini disebut strobilus, yaitu struktur penghasil spora menyerupai kerucut. Paku ekor kuda Equisetum memilki ciri batangnya beruas, berbuku
dan berongga, mengandung silkia. Daun kecil-kecil seperti sisik, terletak melingkar pada buku-buku. Spora yang dihasilkan mempunyai bentuk yang
sama dilengkapi dengan empat ekor elatera yang berfungsi dalam proses
25
penyebaran dan bersifat higroskopik, dalam keadaan kering mengembang, dan dalam keadaan basah akan menggulung.
Tumbuhan pakis Filicinae merupakan golongan paku yang terbesar jumlahnya. Ciri khas tumbuhan paku kelas ini daunnya besar, pada waktu
muda tergulung. Kedudukan daunnya menyirip. Spora dihasilkan dalam sporangium yang tersusun dalam kumpulan sporangium yang disebut sorus
jamak=sori yang umumnya terletak pada permukaan bawah daun. Paku kelas ini umumnya termasuk paku homospor dan paku heterospor.
Adapun peran atau manfaat tumbuhan paku yaitu : a.
Sebagai tanaman hiasan paku tanduk rusa, paku sarang burung, suplir, paku rane.
b. Sebagai bahan penghasil obat-obatan Asipidium filix-mas dan Lycopodium clavatum.
c. Sebagai sayuran semanggi dan paku sampan atau kiambang.
d. Sebagai pupuk hijau Azolla pinnata yang bersimbiosis dengan anabaena azollae atau gangang biru.
e. Sebagai pelindung tanaman di persemaian Gleichenia linearis Indah
2009. 3. Tumbuhan berbiji Spermatophyta
Tumbuhan berbiji Spermatophyta merupakan bentuk kehidupan tumbuhan yang paling tinggi di bumi ini. Tumbuhan ini menghasilkan biji
sebagai alat perkembangbiakan. Ciri khas tumbuhan biji yaitu mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Akar umumnya berada dalam tanah yang
berfungsi untuk mengokohkan berdirinya batang serta berfungsi untuk
26
menyerap air dan mineral dari dalam tanah. Penyerapan air dan mineral dilakukan oleh bulu-bulu halus yang disebut bulu akar. Sebagain besar akar
pada tumbuhan biji berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan yang dihasilkan oleh daun.
Pada bagian batang dari tumbuhan biji ini umumnya sudah dilengkapi dengan berkas pengangkut yang terdiri dari jaringan pembuluh kayu
xilem dan pembuluh tapis floem. Xilem berfungsi mengangkut air dan meineral dari dalam tanah, sedangkan pembuluh tapis floem berfungsi
dalam mengedarkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Campbell 2003.
Tumbuhan biji dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu gymnospermae tumbuhan biji terbuka dan angiospermae tumbuhan biji
tertutup. Gymnospermae merupakan kelompok tumbuhan biji dimana bakal biji tidak berada dalam bakal buah, melainkan melekat pada daun
buah dan bisa terlihat langsung tidak dilindungi oleh daun buah, sehingga disebut biji terbuka. Ciri umum dari gymnospermae antara lain :
a. Umumnya berupa pohon besar. b. Berakar tunggang.
c. Daunnya umumnya berupa daun jarum atau sisik, seperti pada pohon pinus dan cemara, dan ada beberapa yang berdaun lebar
seperti pada melinjo tangkil. d. Beberapa jenis tumbuhan Gymnospermae mempunyai alat kelamin
jantan dan betina pada satu pohon, tetapi letaknya terpisah. Pada jenis lain alat kelamin jantan dan betina tidak berada dalam satu
27
pohon, melainkan pada pohon yang berbeda bahkan ada yang berjauhan. Jadi ada pohon jantan yang mempunyai alat kelamin
jantan dan pohon betina yang hanya mempunyai alat kelamin betina.
Angiospermae sering disebut juga sebagai tumbuhan berbiji tertutup. Dikatakan tumbuhan biji tertutup, karena bakal biji berada
dalam bakal buah yang dilindungi oleh daun buah. Angiospermae memiliki ciri umum yaitu :
a. Memiliki sistem akar serabut dan akar tunggang. b. Memiliki bentuk batang yang bermacam-macam. ada yang banyak
mengandung zat kayu lignin berupa pohon dan ada yang sedikit berupa herba atau rerumputan.
c. Daun angisopermae umunya lebar-lebar dengan bentuk yang beraneka ragam.
d. Biji pada kelompok tumbuhan ini memiliki cadangan makanan yang disebut keping biji kotiledon.
Berdasarkan jumlah keping biji kotiledon, angiospermae dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu tumbuhan monokotil
memiliki satu keping biji dan tumbuhan dikotil memiliki dua keping biji. Tumbuhan monokotil memiliki ciri yaitu :
a. Tersusun atas akar serabut. b. Batangnya tidak berkambium.
c. Daun berbentuk pita dan panjang. d. Bertulang daun sejajar atau melengkung.
28
e. Pada bagian bunga, umumnya berjumlah 3 atau kelipatannya. f. Pembuluh kayu dan pembuluh tapis letaknya tersebar pada batang
Campbell 2003. Tumbuhan yang termasuk dikotil memiliki ciri yaitu :
a. Akarnya berupa akar tunggang. b. Berkambium dan bercabang-cabang.
c. Daun lebar-lebar, dengan bentuk beraneka ragam. d. Bertulang daun menyirip atau menjari.
e. Umumnya bagian bunga berjumlah 2, 4 dan 5 atau kelipatannya. f. Pembuluh kayu dan pembuluh tapis letaknya teratur. Pembuluh
kayu sebelah dalam dari pembuluh tapis Campbell 2003.
F. Kerangka Berpikir