Habitat dan Penyebaran TINJAUAN PUSTAKA

11 yang terus-menerus, maka informasi tentang jumlah populasi H. moloch di alam semakin tinggi. Terakhir estimasi populasi H. moloch di TNGHS 2.313 –2695 individu Iskandar, 2007 dan di TNGP 347 individu Iskandar, 2008. Keberadaan populasi owa jawa semakin terancam. Untuk melindungi populasi ini pemerintah memperbarui kembali undang-undang perlindungan terhadap spesies endemik mulai Undang-Undang No. 51990; Keputusan Menteri Kehutanan No. 301Kpts-II1991, Nomor 882Kpts-II1992 dan PP No 71999 tentang Spesies Dilindungi.

2.4 Habitat dan Penyebaran

Habitat adalah suatu kawasan yang dapat memenuhi semua kebutuhan dasar dari suatu populasi. Kebutuhan dasar tersebut yakni kebutuhan terhadap sumber pakan, air dan tempat berlindung Alikodra, 2002. Seperti H. moloch, Hylobates moloch adalah spesies arboreal, tinggal di kanopi hutan bagian atas, serta tidur dan istirahat di bagian emergent pohon Leighton, 1987 dalam Anton et al., 2011. H. moloch berada pada kawasan hutan hujan tropis mulai dari dataran rendah, pesisir, hingga pegunungan dengan tinggi 1400 –1600 m. H. moloch jarang ditemukan pada ketinggian lebih dari 1500 mdpl karena sumber pakan yang dibutuhkan jarang sekali ditemukan pada ketinggian tersebut, selain itu temperatur yang rendah dan banyaknya lumut yang menutupi pohon –pohon juga menyulitkan pergerakan berayun pada H. moloch Jawa Kappeler, 1984:19; Rowe, 1996:212; Supriatna Wahyono, 2000dalam Anton et al., 2011. H. moloch menyukai hutan pegunungan primer dengan permukaan tajuknya yang rapat dan tersedianya pohon-pohon untuk makan, istirahat, bermain dan tidur Anton et al., 2011. Ada kemungkinan H. moloch hanya terdapat sampai ketinggian 1400 –1600 m karena lebih dari ketinggian tersebut telah terjadi perubahan tipe vegetasi yang tidak mendukung sebagai habitat H. moloch, antara lain: a. hutan-hutan di atas ketinggian tersebut memiliki kelimpahan dan keanekaragaman jenis pohon sumber pakan H. moloch yang terbatas. b. struktur pohon dan tumbuhnya lumut pada batang pohon yang sangat menyulitkan untuk pergerakan secara brakhiasi. c. suhu yang rendah di malam hari. 12 Menurut Kappeler 1984 dalam Anton et al. 2011 H. moloch merupakan penghuni kawasan hutan yang terspesialisasi dan memiliki persyaratan sebagai berikut : a. H. moloch merupakan satwa arboreal, sehingga membutuhkan hutan dengan kanopi yang rapat. b. H. moloch menyandarkan sebagian besar hidupnya pada pergerakannya melalui brankhiasi atau bergelantung sehingga untuk memperoleh pergerakan yang leluasa bentuk percabangan dari kanopi haruslah tidak terlalu rapat dan relatif banyak dengan bentuk percabangan yang horizontal. c. Makanan H. moloch terdiri atas buah dan daun daunan dan terpenuhi kebutuhannya sepanjang tahun dan wilayah jelajahnya, sehingga untuk memastikan persediaan makanan sepanjang tahun kawasan hutan bukan merupakan hutan semusim atau hutan dengan periode pengguguran daun dan hutan harus memiliki keragaman jenis tumbuhan yang tinggi. Tipe hutan seperti yang digambarkan Kappeler pada tahun 1984 merupakan tipe hutan habitat H. moloch yaitu tipe hutan yang ditutupi oleh tumbuhan tinggi, sangat beragam dan hijau sepanjang tahun adalah hutan hujan tropis dataran rendah atau hujan pada bukit yang hijau sepanjang tahun Whitmore, 1975 dalam Anton et al., 2011. 13 Gambar3. Penyebaran H. moloch di Jawa Barat dan sebagian di Jawa Tengah Iskandar, 2009 Kerusakan habitat H. moloch yang disebabkan oleh aktivitas manusia di sekitar hutan menjadi faktor utama penurunan populasi H. moloch. Akibat yang di timbulkan adalah semakin sempitnya lahan hunian bagi H. moloch. Apabila habitat sudah terganggu, akan menghambat kelangsungan hidup H. moloch. Indikator suatu habitat memiliki kondisi yang baik bagi H. moloch adalah dengan melihat tingginya frekuensi terdeteksinya H. moloch pada habitat tersebut. Semakin tinggi frekuensi terdeteksi maka semakin tinggi pula kepadatan populasi, sehingga menunjukkan semakin baik pula kualitas habitatnya. Indikator lain adalah semakin pendek jarak suatu kelompok terhadap kelompok lain, maka semakin baik kualitas habitatnya Iskandar, 2007. Habitat yang ideal bagi H. moloch adalah habitat yang dapat menyediakan sumber pakan sepanjang tahun dan pohon tempat tidur yang dapat melindungi dari predator. Menurut Alikodra 2011 habitat tersebut merupakan kombinasi faktor fisik dan 14 biotik lingkungan, sehingga dicapai suatu kondisi yang optimal bagi pertumbuhan populasi H. moloch oleh karena itu kondisi kualitas dan kuantitas habitat akan menentukan komposisi , penyebaran dan produktivitas H.moloch. Penyebaran H. moloch di Jawa, yaitu pulau Jawa bagian kawasan barat dan tengah Anton et al., 2011.

2.5 Sistim Organisasi Sosial dan Reproduksi