Geologi Wilayah Litologi Wilayah

IV. KONDISI UMUM

4.1 Geologi Wilayah

Tatanan geologi regional Jawa Tengah bagian selatan sangat terkait dengan kondisi geologis daerah Kutoarjo. Di bagian barat laut, dijumpai batuan Pra Tersier yaitu Kompleks Karangsambung –Kebumen. Daerah Kutoarjo termasuk ke dalam Zona Depresi Pusat Jawa serta Lingkungan Kubah dan Punggungan dalam Zona Depresi Pusat Jawa. Berdasarkan ciri morfologisnya, daerah Kutoarjo dapat dibedakan atas dua satuan morfologis, yaitu dataran rendah dan perbukitan. Dataran rendah dicirikan oleh bentuk permukaan yang datar, menempati lokasi yang sangat luas di bagian tengah dan di bagian selatan di sekitar pantai, dataran rendah ini dibentuk oleh endapan klastis hasil rombakan batuan berbutir halus hingga kasar. Sedangkan daerah perbukitan dicirikan oleh bentuk morfologi berbukit-bukit dengan lereng yang landai hingga sedang yang terdapat di bagian utara Kutoarjo, dataran ini dibentuk oleh batuan sedimen Tersier.

4.2 Litologi Wilayah

Litologi yang terdapat di daerah Kutoarjo terdiri dari beberapa satuan batuan dan formasi batuan. Endapan permukaan pada bagian tengah dan selatan Kutoarjo ialah endapan aluvial dan endapan pantai. Endapan pantai yang lebar penyebarannya 1,5 km sampai dengan 2,5 km dari garis pantai terdiri dari pasir dan kerikil yang mengandung FeO dan Fe 2 O 3 hematit. Endapan ini terbentuk melalui proses pelapukan andesit dan sedimen Tersier yang terdapat dibagian utara Kutoarjo dan ditransportasikan oleh sungai- sungai yang bermuara di pantai selatan Pulau Jawa. Sungai-sungai yang bermuara di pantai selatan antara lain sungai CokroyasanJali, Gebang, Mawar, Gentang, Kedungbener membawa, sungai ini membawa material-material yang akhirnya terbawa oleh gelombang air laut dan kemudian diendapkan kembali di sepanjang pantai membentuk endapan pasir besi seluas 1.600 ha. Batuan sedimen Tersier terdiri dari dua formasi batuan, yaitu Peniron dan Halang. Formasi Peniron terdiri dari breksi aneka bahan yang berkomponen andesit, batulempung dan batugamping, dengan massa dasar batupasir tufaan, mengandung sisipan tufa, terdapat di bagian utara Kutoarjo. Formasi ini terbentuk pada kala Pliosen dan dianggap menjadi batuan sumber pembentuk pasir besi di pantai selatan Kutoarjo. Sedangkan formasi Halang, terdiri dari perselingan batupasir, batugamping, napal dan tufa, dengan sisipan breksi, tersebar di bagian utara Kutoarjo. Formasi ini terbentuk pada kala Miosen akhir sampai dengan Pliosen. Geomorfologi dan analisis lanskap daerah Kutoarjo terdiri dari lipatan dan patahan. Lipatan ini terjadi mengikuti arah sumbu barat-timur sedangkan sesar normal yang cukup besar berarah utara-selatan yaitu pada bagian utara Kutoarjo yang dikenal dengan nama Sesar Rebung. Selain itu, di bagian utara Kutoarjo terdapat juga sesar naik berarah barat-timur dengan blok bagian selatan naik terhadap blok bagian utara. Secara umum terdapat 3 jenis tanah pada daerah Kabupaten Purworejo, yaitu tanah aluvial, tanah ini meliputi 42 luas Kabupaten Purworejo dengan produktivitas tanah rendah hingga tinggi dan umumnya penggunaan lahannya ialah pertanian dan permukiman. Tanah regosol meliputi 3 lebih luas kabupaten, dengan produktivitas tanah rendah hingga tinggi dan umumnya digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Tanah latosol meliputi 53 luas kabupaten Purworejo dengan produktivitas tanah sedang hingga tinggi dan merupakan tanah pertanian yang cukup baik, dan 2 tanah lainnya.

4.3 Hidrologi Wilayah