PRAKIRAAN PERMINTAAN HASIL DAN PEMBAHASAN

36 Metode peramalan deret waktu digunakan untuk memprakirakan permintaan masa yang akan datang berdasarkan data penjualan masa lalu dan kondisi sekarang. Metode peramalan deret waktu tidak mempertimbangkan faktor penyebab dan faktor peubah dari pola data yang terbentuk atau mengapa permintaan memiliki nilai tersebut.Selain itu, data diasumsikan terdapat hubungan antara permintaan dan faktor peubahyang mempengaruhinya akan berlanjut pada masa yang akan datang. Metode estimasi galon kosong yang kembali menggunakan metode simulasi probabilistik. Data yang disimulasikan merupakan rasio perbandingan antara jumlah pengembalian galon kosong dengan jumlah pengiriman galon kosong. Penggunaan rasio karena jumlah pengiriman dari gudang pusat tidak terlalu berbeda dengan jumlah pengembalin galon kosong dari gudang distributor. Pertama data diidentifikasi untuk mengetahui jenis sebaran data dan kemudian disimulasikan berdasarkan sebaran data tersebut.

5.2 PRAKIRAAN PERMINTAAN

Model prakiraan permintaan merupakan suatu model untuk mengolah data yang menghasilkan informasi tentang prakiraan permintaan pada periode masa datang. Model prakiraan terdiri dari beberapa teknik peramalan. Teknik-teknik peramalan permintaan yang digunakan adalah metode deret waktu. Model peramalan yang dipilih sesuai dengan pola data historis dan parameter kesalahan minimal yang dihasilkan. Verifikasi model peramalan menggunakan data aktual pengiriman produk sebagai data aktual permintaan yang terdapat dalam Lampiran 1. Plot data permintaan produk dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Grafik Permintaan Air Minum Dalam Kemasan Galon Plot data memberikan informasi awal dalam melihat kecenderungan data dan fluktuasi data. Tahapan identifikasi pola data diperlukan sebagai tahap awal untuk memilih teknik peramalan yang tepat dan memungkinkan. Berdasarkan kecenderungan pola yang terbentuk maka pola data dapat dikatagorikan dalam 4 jenis pola data, yaitu pola data yang memiliki efek kecenderungan trend, musiman, random dan stasioner. Pada Gambar 11 terlihat bahwa data tidak memiliki efek musiman dan berpola stasioner tetapi sedikit ada efek kecenderungan trend maka kemungkinan model yang dipilih adalah model perataan bergerak, model pemulusan eksponensial tunggal, model pemulusan eksponensail ganda. Setelah itu maka pemilihan model yang tepat dengan membandingkan nilai MAPE Mean Absolute Persentage Error dari ketiga model tersebut dengan nilai parameter yang berbeda-beda. Semakin kecil nilai MAPE maka semakin kecil nilai kesalahan antara ramalan dengan data aktual. Perbandingan nilai MAPE dari ketiga model dapat dilihat pada Tabel 2. - 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1 4 7 10131619222528313437404346495255586164677073767982858891 J um la h G a lo n Periode Ke- 37 Tabel 2. Perbandingan Nilai MAPE Berdasarkan Metode Peramalan Model Peramalan Parameter Nilai MAPE Model Peramalan Parameter Nilai MAPE Metode Perataan Bergerak Tunggal MA 3 774.78 Metode Pemulusan Eksponensial Ganda = 0.0134 =0.0232 727.87 MA 4 647.42 MA 5 779.67 = 0.0234 =0.0013 695.98 Metode Pemulusan Eksponensial Tunggal = 0.0001 418.40 = 0.0234 581.05 = 0.0334 =0.0113 688.49 = 0.0334 604.54 Pemilihan nilai parameter menggunakan metode trial and error. Pada tabel 2 terlihat bahwa metode peramalan yang memiliki MAPE terkecil adalah metode pemulusan eksponensial tunggal pada tingkat = 0.0001. Akan tetap, nilai MAPE yang dihasilkan diatas 100 maka dapat dikatakan hasil peramalan memiliki persentase error sangat tinggi. Sehingga kurang tepat apabila memilih metode pemulusan eksponensial tunggal sebagai dasar untuk meramal permintaan pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, maka metode peramalan tepat apabila menggunakan metode naif yaitu suatu metode yang meramalkan sejumlah permintaan masa depan memiliki jumlah yang sama dengan data historis permintaan.

5.3 SIMULASI TINGKAT PENGEMBALIAN GALON