20
dan pinjaman lainnya, kontribusi dan penarikan oleh pemilik serta dividen.
Terdapat dua metode pelaporan arus kas dari aktivitas operasi, yaitu metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung melaporkan total
arus kas masuk dan keluar dari aktivitas operasi. Sementara metode tidak langsung, menyesuaikan laba bersih dengan pos penghasilan beban
non-kas dan dengan akrual, untuk menghasilan arus kas aktivitas operasi.
5. Corporate Governance
Menurut The Organization for Economic Corporation and Development
OECD, 2004 mengartikan Corporate Governance adalah sistem yang digunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan-
kegiatan perusahaan. Corporate governance berfungsi untuk mengatur pembagian tugas, hak dan kewajiban mereka yang berperan terhadap
kehidupan perusahaan termasuk para pemegang saham, dewan pengurus, para manajer dan semua anggota, stakeholder non-pemegang saham.
Menurut pedoman umum Good Corporate Governance Indonesia yang diterbitkan oleh KNKG Komite Nasional Kebijakan Governance
pada tahun 2006, memaparkan azas-azas GCG sebagai berikut: 1 Transparansi Transparency
Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara
yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak
21
hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang- undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan
oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. 2 Akuntabilitas Accountability
Harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur
dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3 Responsibilitas Responsibility Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka
panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. 4 Independensi Independency
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ
perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
22
5 Kewajaran dan Kesetaraan Fairness Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
Dalam penelitian ini, pengukuran tata kelola perusahaan Corporate Governance
yang digunakan adalah ukuran jumlah dewan komisaris independen dan komite audit.
a. Dewan Komisaris Independen
Menurut UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Menurut Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33POJK.042014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, komisaris
independen adalah anggota dewan komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik.
Lebih lanjut terdapat persyaratan wajib sebagai komisaris independen yaitu bukan merupakan orang yang bekerja atau
mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan emiten atau
perusahaan publik tersebut dalam waktu 6 enam bulan terakhir, tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada
perusahaan, tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan perusahaan,
23
anggota dewan komisaris, anggota direksi, atau pemegang saham utama perusahaan tersebut, serta tidak mempunyai hubungan usaha
baik langsung maupun tidak langsung. Setiap perusahaan tercatat wajib memiliki dewan komisaris
paling kurang terdiri dari 2 dua orang anggota dewan komisaris dengan salah satu diantaranya adalah komisaris independen. Dalam
hal dewan komisaris terdiri lebih dari 2 dua orang anggota dewan komisaris, jumlah komisaris independen wajib paling kurang 30
tiga puluh persen dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris. Jumlah komisaris independen harus dapat menjamin agar
mekanisme pengawasan berjalan secara efektif dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Salah
satu dari
komisaris independen harus mempunyai latar belakang akuntansi atau
keuangan KNKG, 2006.
b. Komite Audit
Menurut Peraturan
Otoritas Jasa
Keuangan Nomor
55POJK.042015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, komite audit adalah komite yang dibentuk oleh
dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris. Emiten atau
perusahaan publik wajib memiliki piagam Komite Audit audit committee charter
paling kurang memuat: 1 tugas dan tanggung jawab serta wewenang;
24
2 komposisi, struktur, dan persyaratan keanggotaan; 3 tata cara dan prosedur kerja;
4 kebijakan penyelenggaraan rapat; 5 sistem pelaporan kegiatan;
6 ketentuan mengenai penanganan pengaduan atau pelaporan sehubungan dugaan pelanggaran terkait pelaporan keuangan;
7 masa tugas komite audit. Berdasarkan peraturan tersebut, juga dijelaskan bahwa emiten
atau perusahaan publik wajib memiliki komite audit yang berjumlah sekurang-kurangnya terdiri dari 3 tiga orang anggota yang berasal
dari komisaris independen dan pihak dari luar emiten atau perusahaan publik. Komite audit diketuai oleh komisaris independen
serta diwajibkan salah seorang dari anggota komite audit tersebut memiliki latar belakang pendidikan akuntansi danatau keuangan.
Beberapa tugas komite audit diantaranya melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan emiten atau
perusahaan publik kepada publik danatau pihak otoritas antara lain laporan keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan
informasi keuangan emiten atau perusahaan publik, melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara
manajemen dan akuntan atas jasa yang diberikannya. Komite audit
25
wajib membuat laporan tahunan pelaksanaan kegiatan komite audit yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan publik.
6. Tingkat Hutang