127
3.8. Uji Coba Laboratorium
Setelah melakukan desain dan pembuatan, instrumen kemudian di uji untuk mengetahui buoyancy, lama operasi catu daya, akurasi data GPS, dan sensor suhu.
Daya apung diuji di water tank laboratorium Akustik Kelautan, ITK IPB kemudian diukur ketinggian badan wahana yang tenggelam. Lama operasi
diujicoba dengan menyalakan instrumen hingga instrumen tersebut tidak bekerja karena kehabisan power, data GPS diuji dengan melakukan tracking kemudian
memplotkan hasil tracking tersebut di Google Earth apakah sesuai atau tidak dengan peta tersebut. Data suhu dibandingkan menggunakan pengukuran
termometer air raksa. Sensor suhu DS18B20 merupakan sensor suhu digital bukan untuk
pengukuran di dalam air karena tidak kedap air, oleh karena itu sensor tersebut harus dibungkus sehingga kedap air. Akibat pembungkusan tersebut nilai keluaran
hasil pengukuran DS18B20 akan berbeda dengan nilai suhu sebenarnya di air. Kalibrasi sensor suhu ini menggunakan alat termometer dengan cara air dingin
yang dipanaskan secara perlahan dan kemudian dicatat hasil pengukuran kedua instrumen. Data yang didapatkan digunakan untuk mencari hubungan antara suhu
sebenarnya di air dengan nilai data yang dikeluarkan oleh sensor DS18B20. 3.9. Uji Coba Lapang
Buoy diujicobakan di Teluk Pelabuhan Ratu dilakukan pada 2 hari yang
berbeda yaitu tanggal 28 Agustus 2010 dan 30 Agustus 2010, dilepas pada pagi hari kemudian pada sore hari diambil kembali. Pelepasan buoy dilakukan
sebelumnya dengan melihat tabel peramalan pasang surut dimana pada hari tersebut diharapkan bukan pasang perbani sehingga pola pergerakan pasang surut
dapat terlihat cukup jelas. Pada hari pertama buoy dilepas pada bagian tengah, dan hari kedua dilepas pada bagian pinggir teluk Gambar 19.
128
Gambar 19. Titik awal pelepasan buoy
3.10. Pengolahan Data
Pengolahan data dan menampilkan data dilakukan menggunakan perangkat lunak MATLAB. Data yang telah diperoleh kemudian diolah untuk
melihat kinerja dari drifter yang telah dirancang. Pengolahan data tersebut ditunjukkan pada Gambar 20. Perekaman data dilakukan setiap 2 detik sehingga
ada kemungkinan terjadi pencatatan data pada posisi yang sama dikarenakan pergerakan buoy yang lambat dan ketelitian pengukuran GPS. Oleh karena itu
diperlukan filter data untuk menghilangkan data dengan posisi yang sama. Setelah itu dilakukan perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk perubahan posisi. Dengan
anggapan bahwa buoy bergerak konstan maka kecepatan gerak buoy juga dapat dihitung.
129
Data Mentah setiap 1 detik
Catat suhu dan catat perubahan waktu
Hitung Jarak dan arah Hitung Kecepatan
Pisahkan menjadi komponen U dan V Terjadi Perubahan
Posisi?
Rubah Koordinat Menjadi koordinat UTM
ya Baca data berikutnya
Susun data bentuk spreadsheet terdiri atas Koordinat, delta t, jarak, arah,
komponen u dan , suhu
Gambar 20. Diagram Alir Pengolahan Data menjadi bentuk Spreadsheet
Data posisi yang awalnya berupa koordinat degree latitude dan longitude dirubah menjadi koordinat UTM untuk memudahkan proses pengolahan data
selanjutnya. Selang waktu perubahan posisi tentu tidak akan sama dan oleh karena itu selang data pada penelitian ini kemudian ditentukan konstan yaitu selama 10
menit. Jadi pengelompokan data juga dilakukan selama selang waktu tersebut. Arah gerak dan kecepatan drifter dihitung menggunakan rumus Phytagoras
seperti ilustrasi di Gambar 21. Besar kecepatan dan arah buoy kemudian dibagi lagi menjadi komponen U
dan V. data yang diolah tersebut kemudian disusun dalam bentuk spreadsheet. Data kecepatan, arah, U dan V serta suhu kemudian menjadi data yang akan
digunakan dalam display dan analisis data yang dihasilkan. Baik berupa stick plot arus dengan pasang surut, stick plot arus dengan pengukuran manual untuk
validasi dan plot arah dan kecepatan arus secara spasial.
130
Gambar 21. Ilustrasi koordinat 2 titik Persamaan yang digunakan yaitu:
√ ...................................................5
........................................................................6 ...............................................................................7
dimana:
bujur
Selain data ditampilkan seperti yang telah disebutkan, data posisi juga ditampilkan di perangkat lunak Google Earth. Hal ini dilakukan untuk melihat
ketepatan posisi yang dihasilkan dengan perangkat lunak tersebut. Penampilan data posisi di Google Earth dilakukan dengan membuat file KML dari data posisi
yang telah dihasilkan. Data suhu yang tersimpan setiap 2 detik kemudian dibuat dalam bentuk grafik
terhadap koordinat lintang dan bujur, sehingga terlihat perubahan panas secara
posisi-2 x
2
,y
2
ᶿ
r posisi-1 x
1
,y
1
131
spasial dari masa air. Data 2 detik tersebut kemudian dibuatkan juga dalam bentuk grafik suhu terhadap waktu, untuk melihat perubahan suhu yang terjadi selama
proses uji coba. Terakhir, data suhu setiap 2 detik tersebut kemudian dirata- ratakan setiap 10 menit untuk melihat keterwakilan proses perataan data terhadap
pencatatan yang lebih cepat. Hal ini dimaksudkan untuk mencari selang waktu paling efektif dalam pencatatan dan pengiriman data.
132
4. HASIL DAN PEMBAHASAN