Strategi Pembelajaran PAI di UNP Kediri

3 Mahasiswa mampu menjelaskan unsur-unsur dalam agama Islam, mampu menjelaskan sistem kepercayaan dalam Islam, mampu menjelaskan maksud serta tujuan filsafat Islam, dan mampu menjelaskan konsep kebebasan berfikir dalam Islam. 334

c. Strategi Pembelajaran PAI di UNP Kediri

Hasil observasi di dalam kelas saat proses pembelajaran Suyadi datang terlambat. Kemudian ia menjelaskan alasan kedatangan yang terlambat tersebut pada mahasiswa yaitu ada tanggung jawab lain yang mendadak dan tidak bisa ditunda yaitu ada acara di Pemerintahan Kota Kediri tentang peraturan wali kota atau Perda penanganan dan perlindungan para korban teridentifikasi HIV. Secara lebih detail dari kegiatan mata kuliah tersebut adalah sebagai berikut: Kuliah dimulai pada pukul 08.55 WIB [seharusnya dimulai pukul 08.40 WIB] nampak layar LCD sudah menyala di papan tulis dengan tampilan putih [kosong] tanpa tampilan gambar apapun. Setelah dosen memaparkan alasan keterlambatan datang ke kampus kemudian dilanjutkan dengan sedikit flash back pada materi sebelumnya lalu dosen lanjutkan dengan prolog atau pengatar tentang bahasan yang akan dikaji bersama. Dia memberikan sedikit bahasan-bahasan pokok yang akan dikaji. Beberapa menit kemudian sambil menunggu suasanan kelas terkondisikan dosen memerintahkan para mahasiswa yang bertanggung jawab dalam presentasi untuk mempersiapkan diri. Dilanjutkan dengan salah satuh mahasiwa yang bertugas sebagai operator laptop menampilkan judul tema presentasi dan nama-nama anggota kelompok yang ditugaskan pada layar LCD. Tak lama setelah itu salah satu mahasiswa [presenter I] 334 Dokumentasi, Satuan Acara Perkuliahan Kontrak Perkuliahan Mata Kuliah Agama Islam, Dosen Khozin Fakultas Teknik Prodi Teknik Informatika, hlm 1. langsung ke depan kelas dengan posisi berdiri arah hadap wajahnya hampir membelakangi layar LCD. Ia pun mengucapkan salam,kelaspun serentak menjawab salam tersebut. Selang beberapa saat dia pun menjelaskan tema pada kajian hari ini adalah tentang Zakat secara umum, setelah prolog disampaikan lalu kepada topik inti yang menjelaskan tentang pengertian zakat, asal katanya, dan hakikat zakat sambil jarinya menunjuk arah layar LCD berselingan dengan ucapan dialogis dengan mahasiswa lain yang duduk di bangku. Beberapa menit kemudian setelan penjelasan selesai diapun duduk kembali lantas dilanjutkan oleh mahasiswa [presenter II] lain yang maju ke depan lalu berdiri tanpa mengucapkan salam langsung menyambung materi berikutnya tentang macam-macam zakat beserta syarat wajibanya zakat setelah beberapa menit dilanjutkan oleh mahasiwa [presenter III] yang memberikan penjelasan tentang orang-orang yang dibebani zakat fitrah, julah zakat fitrah yang harus dikeluarkan, dan waktu wajib mengeluarkan zakat fitrah. Setelah presenter III duduk kelaspun Kelaspun sontak ramai karena menyambut maju ke depannya salah satu mahasiswa [presenter IV] diapun menjelaskan tentang harta benda yang wajib dizakati . karena prentasinya tidak lama jika dibandingkan dengan yang sebelumnya kelaspun ramai kembali. Kemudia mahasiswa [presenter V] yang terkhir maju ke depan dia menjelaskan tentang orang-orang yang berhak menerima zakat mustahiq, presenter terakhir ini adalah satu-satunya yang membaca ayat al Quran surat at Taubah: 60 diantara yang lain sebelumnya. Nampak ia menjelaskan dengan tenang, pelan, dan tertata susunan katanya walau tanpa melihat tampilan LCD. Setelah ia mengakhiri maka dibukalah beberapa pertanyaan terbuka bagi seluruh mahasiswa. Di antara pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut: 1.Orang yang dibebankan berzakat menurut anda tadi salah satunya adalah orang gila. Apakah orang gila juga wajib berzakat?, 2. Bedanya antara orang fakir dengan orang miskin apa? Lalu apa bedanya zakat, infaq, dan shodaqoh?, 3. Bagaimana hukumya orang yang sudah berkeluarga tapi masih ikut orang tuanya dan zakatnya juga ikut orang tuanya?, 4.apakah ada denda dalam Islam bagi umat islam yang tidak atau terlambat dalam melaksanakan zakat fitrah? Setelah terjadi diskusi antara mahasiswa yang bertanggun jawab dalam penyajian makalah dengan mahasiswa lain kemudian dosen memberikan penegasan, pemantapan, pelurusan, umpan balik, dan pemberian kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang hal-hal yang dipandang belum jelas dalam diskusi yang telah dilaksanakan. 335 Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tempat duduk antara laki- laki dan perempuan tidak terpisah, artinya tempat duduk mereka berdekatan satu sama lain serta beberapa perempuan tidak memakai jilbab. Dan foto aktivitas mahasiswa yang sedang presentasi di depan kelas. Berikut tampilan foto dari aktivitas kegiatan pembelajaran dari hasil observasi yang telah dilakukan seperti yang dijelaskan di atas: 336 Gambar 4.6 Aktivitas presentasi Mahasiswa di Depan Kelas 335 Observasi, Gedung J kelas J-7 Ruang Pembelajaran Mata Kuliah PAI, 29 Mei 2013. 336 Dokumentasi, Pembelajaran PAI oleh Suyadi, 29 Mei 2013, pukul 09.32 WIB. Dari gambar tersebut tampak posisi pemakalah presenter sedang mempresentasikan makalahnya sambil berdiri sambil melihat tampilan LCD. Sedang untuk posisi tempat duduk saat pembelajaran adalah sebagai berikut: Gambar 4.7 Posisi Tempat Duduk saat Pembelajaran PAI Hasil observasi tersebut selaras dengan hasil wawancara kepada Suyadi tentang pelaksanaan strategi pembelajaran PAI disampaikan “menggunakan dialog interaktif antara mahasiswa dengan dosen,... Saya melatih mahasiswa untuk menyampaikan pendapat. ” 337 Sedang menurut Kholifatul Mafudoh “bu Lilik memberikan tema yang akan dibahas, kemudian disuruh buat makalah gitu pak, setelah itu baru 337 Suyadi, 10 Mei 2013 pukul 07.50-09.05 WIB. dipresentasikan.” 338 Sedang Abdulloh dalam setiap pertemuan, pada perkuliahan selalu diawali dengan pembacaan surat al Fatihah bersama- sama agar mahasiswa mampu menerimah materi pelajaran dengan tenang dan hati jernih. Strategi yang digunakan adalah seperti di pondok pesantren yaitu memperbanyak membaca al-Quran dan mencari ayat-ayat al-Quran yang berhubungan dengan manajemen dan diwujudkan dengan bentuk tulisan yang berupa makalah. “saya akan mengembalikan maka lah yang tidak sesui dengan target.” 339 Hasan memaparkan “dosen dalam mengajar menekankan pada kerjasama kelompok pada mahasiswa, dengan cara persentasi kemudian didiskusikan. Setalah itu dosen memberikan pendalaman materi [pelurusan dan penegasan] setelah diskusi makalah dari mahasiswa.” 340 Elva rida menuturkan “yang paling saya senange adalah tidak membuat tegang, kelasnya santai.” 341 D ata lain adalah saat mengajar “pak Khozin gaweSound mas, dadi jelas sak kelas krungu kabeh... Kan mahasiswane empat puluh lebih, pak Khozin gowodeweko omah... Kampus gak nyediakne [sound]” 342 Hal sama disampaikan oleh Disa Haikal “LCD 338 Kholifatul Mafudoh, 11 Mei 2013 pukul 09.03 WIB. 339 Abdulloh, 15 Mei 11.10-11.45 WIB. 340 Ahmad Hasan Alwi, 08 Mei 2013 pukul 09.08-10.02 WIB. 341 Elvarida, 24 Mei 2013 Pukul 10.20-10.45. WIB. 342 Eko Mahwonto, Mahasiswa Semester 8 Prodi Teknologi Informasi, Bilik Operator Warnet Alfian.Net Ruko Lapangan Ngronggo Kota Kediri,10 Mei 2013 pukul 07.53 WIB. dan mic itu ciri khasnya mas.” 343 Hal yang sama juga disampaikan oleh Amanu. 344 Sedang strategi pengelolaan kelas saat pembelajaran berlangsungmenurut Ridwan, Sokhib, dan Umi Hanik tempat duduk para mahasiswa bercampur baur antaraperempuan dengan laki-laki tidak dipisah.Kebijakan ini diambil “karena hampir semuanya adalah lulusan SMA [sekolah umum],... Jumlah perempuan paling sedikit, rata-rata perkelas hanya 4-7 orang saja dari 40 sampai 50 orang per kelas karena rata-rata anak teknik itu diminati oleh laki- laki.” 345 Sedang menurut Kholifatul Mafudoh disampaikan bahwa dalam kelas Lilik Maryuningsih tempat duduknya campur berbaur antara laki-laki dengan perempuan. 346 Begitu pula sebagaiman menurut Hasannudin “campur mas [tidak terpisah antara perempuan dan laki-laki], ...cara berpaikannya tetap seperti pada mata kuliah lain, ...kadang menggunakan LCD,...sebagian LCD sudah disediakan secara permanen di setiap k elas.” 347 Hal yang hampir sama subtansinya juga dikatakan oleh Maesyaroh, 348 Robiatul Maldiah, 349 dan Disa Haikal. 350 343 Disa Haikal, Mahasiswa Teknik Informatika UNP Kediri semester VI, Gedung G lantai 2 Ruang Magang, 21 Mei 2013 Pukul 15.23 WIB. 344 Amanu, Mahasiswa UNP Kediri semester 4 Prodi Teknik Informatika, Masjid an-Nur UNP kediri 15 Mei 2013 pada pukul 12.31 WIB. 345 Khozin, 3 Mei 2013 pukul 19.58-21.55 WIB. 346 Kholifatul Mafudoh, 11 Mei 2013 pukul 09.03 WIB. 347 Hasanuddin, Mahasiswa UNP Kediri Semester 4 Prodi BimbinganKonseling, Masjid an-Nur UNP Kediri 15 Mei 2013 pada pukul 12.34-12.55 WIB. 348 Maesyaroh, 26 April 2013 Pukul 09.39 WIB. 349 Robiatul Malidah, Mahasiswa UNP Kediri Prodi TI semester 4, Lantai ke-2 Gedung J, 24 Mei 2013 Pukul 11.15 WIB. 350 Disa Haikal, 21 Mei 2013 Pukul 15.23 WIB. Berbeda dengan Abdulloh, dikatakan olehnya bahwa antara mahasiswa putra dengan putri tempat duduknya dipisah, pakaian perempuannya menyesesuaikan dengan memakai jilbab, “namun yang lucu adalah setelah mata kuliah saya selesai mereka menyopot jilbabnya.” 351 Sedang penekanan Sokhib adalah “pakaian yang terpenting adalah sopan, tidak harus berjilbab, misalnya harus bersepatu. ” 352 Lebih spesifik dituturkan oleh Suyadi “perilaku dan cara berpakaian mahasiswa khususnya di [fakultas] peternakan saat saya ajar itu bisa beradaptasi, ...mereka memakai baju sopan, tidak memakai kaos, tidak memakai jeans, dan perilakunya pun bisa menghargai dosen. Namun pada mata kuliah lain saya lihat mereka tampil lagi seperti biasa,... Mereka memakai kaos lagi, seperti apa adanya. Namun mereka tidak terpaksa [berpakaian tidak berkaos dan tidak berjeans] pada mata kuliah saya, karena saya selain memperingatkan mereka, saya juga memberikan teladan cara berpakaian yang bisa diterima olah masyarakat, khususnya masyarakat santri. ” 353 Penjelasan Sokhib tentang praktek pembelajaran PAI yang telah ia lakukan adalah “silabus secara umum sama [antara prodi biologi, penjaskesrek, dan PKn], tapi terdapat spesifikasi dan penekanan yang disesuaikan dengan jurusan [prodi] masing- masing.” Antara prodi cara mengajar sudah beda, cara pemberlakuannya sudah beda karena antusiasmenya juga berbeda. Misalnya di prodi penjaskerek lebih 351 Abdulloh, 15 Mei 11.10-11.45 WIB. 352 Nur Sokhib, 16 Mei 2013, pukul 10.30-10.50 Wib. 353 Suyadi, 10 Mei 2013 pukul 07.50-09.05 WIB. menekankan pendidikan mor alitasnya, “Gak tau ya mas mungkin karena di Penjas hampir seluruhnya adalah laki- laki.” 354 Problematika lain saat pelaksanaan strategi pembelajaran adalah dosen dalam pengajaran agama terutama dalam pengantar sejarahnya tidak terlalu terperinci. 355 Sedang Khozin menuturkan saat mengajar hampir di setiap kelas yang ia ajar adalah “saat [saya] mengajar mahasiswa sering main laptop sendiri.” 356 Menghadapi ikhtilaf atau keberagaman mazhab Fiqih di kelas dosen tetap punya otoritas dalam pengarahan dan pemberian penjelasan pada mahasiswa, namun pada akhirnya dosen permasalahan perbedaan tersebut dikembalikan pada mahasiswa dalam menyikapinya. 357 Hal tersebut diperkuat oleh Abdulloh “jelas ada perbedaan yaitu NU, LDII, dan MU [Muhammadiyah], yang mayoritas tetap NU” Cara mengahadapinya adalah “memberikan penegasan pada mahasiswa tentang agama Islam adalah rahamtalillaamin, mengedepankan orang- orang yang berakal sehingga tidak ada yang namanya permusuhan. ”358 Sedang strategi dalam penyampaian materi PAI menurut penjelasan Suyadi adalah “titik tekan yang diajarkan pada mahasiswa adalah masalah aqidah yang pada pertemuan pertama dulu sudah ditekankan dengan cara dikembangkan dari sejarah agama Islam secara umum yang tidak mendetail seperti di IAIN, sehingga pembelajaran 354 Nur Sokhib, 16 Mei 2013, pukul 10.30-10.50 Wib. 355 Ahmad Hasan Alwi, 08 Mei 2013 pukul 09.08-10.02 WIB. 356 Khozin, 3 Mei 2013 pukul 19.58-21.55 WIB. 357 Nur Sokhib, 16 Mei 2013, pukul 10.30-10.50 Wib. 358 Abdulloh, 15 Mei 11.10-11.45 WIB. tidak cenderung dogmatis. [pemahaman secara umum terlebih dahul terhadap agama Islam sebelum membahas Islam secara detail sesui dengan bidang-bidang atau bab-bab yang akan dikaji] ” 359 Masih menurut Suyadi dikatakan “khusus di fakultas peternakan diskusi mahasiswa sangat hidup, karena saya memberikan pandangan positif pada mahasiswa” Lebih spesifik pengarahan tersebut dilakukan dengan cara “...memberikan statemen bahwa saya tidak akan mengarahkan kalian pada golongan Islam tertentu, saya silahkan kalian menyampaikan pendapat, tapi jangan memaksakan pendapat. saya akan menyampikan perbedaan-perbedaan pendapat pada [golongan] Islam dengan argumen-argumen secara umum, agar mahasiswa bisa mengetahui dan menghargai perbedaan dan pilihan dalam beragama.” Dengan penggunaan strategi itu menurut Suyadi diharapkan “...mahasiswa cenderung berani untuk bertanya pada dosen, berani menyampaikan pendapat, dan suasan kelas jadi hidup. Perlu jenengan ketahui bahwa di dalam kelas saya itu terdapat tiga komunita [golongan] yaitu LDII, Muhammadiyah, dan NU” 360

d. Evaluasi Pembelajaran PAI di UNP Kediri