Manifestasi Klinis 1 TINJAUAN PUSTAKA
pada 20 dari anak-anak dengan penurunan CD4 yang parah dan menunjukkan gejala seperti anoreksia, disfagia, muntah, dan demam Kliegman et al., 2007.
Infeksi virus, terutama dengan Herpes Simplex Virus HSV menyebabkan gingivostomatitis berulang. Infeksi Varicella zoster primer VZV dapat
menyebabkan infeksi bakteri atau penyebaran visceral termasuk pneumonitis. Infeksi Cytomegalovirus CMV diseminata dapat terjadi dengan penurunan CD4
yang berat 50 selmm3 CD4 dan dapat melibatkan organ tunggal atau ganda. Retinitis, pneumonitis, gastritis dengan obstruksi pylorus, hepatitis, colitis, dan
esofagitis sering ditemukan tetapi komplikasi ini jarang terlihat jika ART diberikan Kliegman et al., 2007.
2 Sistem Kardiovaskular
Sebuah studi prospektif telah mengungkapkan bahwa dilatasi kardiomiopati dan hipertrofi ventrikel kiri merupakan gejala yang umum pada
anak-anak dengan infeksi HIV. Instabilitas hemodinamik lebih sering terjadi pada penyakit HIV stadium lanjut. Irama
gallop dengan takipnea dan
hepatosplenomegali tampaknya menjadi indikator klinis terbaik dari gagal jantung kongestif pada anak yang terinfeksi HIV. Elektrokardiografi dan ekokardiografi
sangat membantu dalam menilai fungsi jantung sebelum timbulnya gejala klinis Kliegman et al., 2007.
3 Paru
Pneumonitis Interstitial Limfoid LIP merupakan infiltrasi paru interstial yang kronik Rudolph et al., 2006 yang terdiri dari limfosit dan sel plasma. Hal
ini mungkin asimtomatik atau berhubungan dengan batuk kering, hipoksemia, dispnea atau mengi saat aktivitas, dan clubbing digit. Anak-anak sering
mengalami pembesaran kelenjar parotis dan limfadenopati generalisata Hay et al., 2003. Sebagian besar anak yang terinfeksi HIV mengalami sekurang-
kurangnya satu episode pneumonia selama penyakit dan sering dihubungkan dengan kegagalan pernafasan akut dan kematian. Bronkiektasis yang jarang
terjadi, dapat menyebabkan infeksi sekunder berulang Kliegman et al., 2007.
4 Hematologi
Obat-obatan, infeksi, kekurangan gizi dan HIV sendiri dapat menyebabkan disfungsi sumsum tulang dan menyebabkan infeksi HIV dari spektrum ringan
sampai berat. Infeksi HIV yang belum didiagnosis menunjukkan asimptomatik trombositopenia. Perdarahan jarang terjadi dalam keadaan ini, namun risiko
perdarahan intrakranial berpotensi meningkat seiring dengan jumlah trombosit yang menurun di bawah 10.000mm3 Crain et al., 2003.
5 Genitourinari Ginjal
Anak-anak dengan penyakit lanjut berisiko tinggi terkena nefropati HIV, suatu kondisi yang ditandai dengan meningkatnya proteinuria nefrotik dan
akhirnya mengakibatkan gagal ginjal. Protease inhibitor indinavir dapat menyebabkan nefrolitiasis yang mungkin asimptomatik atau disertai dengan nyeri
pinggang, hematuria, dan kristaluria Crain et al., 2003.
6 Neurologis
Ensefalopati mungkin bermanifestasi awal dari penyakit HIV. Perkembangan penyakit ditandai dengan apatis, spastisitas, hiperrefleksia, dan
gangguan gaya berjalan yang mungkin terjadi serta hilangnya kemampuan berbahasa, berlisan, dan defisit motorik. Anak dewasa atau remaja mungkin
menunjukkan masalah perilaku dan kesulitan belajar. Anak-anak dengan jumlah sel-T yang rendah 50-100mm3 suseptibel terhadap infeksi oportunistik SSP.
Limfoma SSP dapat disertai dengan onset baru temuan neurologis fokal, sakit kepala, kejang, dan perubahan status mental. Toksoplasmosis CNS sangat jarang
terjadi pada bayi muda, tetapi mungkin terjadi pada saat remaja. Penemuan serum IgG antitoxoplasma pada sebagian besar kasus adalah sebagai penanda infeksi.
Infeksi oportunistik lain dari SSP termasuk CMV, virus JC PML, HSV, Cryptococcus atau coccoidioides meningitis Crain et al., 2003.
7 Kulit
Anak yang terinfeksi HIV dengan gangguan kulit umum seperti impetigo atau selulitis mungkin memiliki penyebaran infeksi yang lebih ekstensif dan
cepat. Kudis juga dapat ditemukan dengan papulosquamous eruption umum Crain et al., 2003. Dermatitis seboroik atau eksim yang parah dan tidak
responsif terhadap pengobatan mungkin merupakan tanda nonspesifik awal infeksi HIV. Episode berulang atau kronis pada HSV, Herpes Zoster HZ,
moluskum kontagiosum, kutil datar, kutil anogenital, dan infeksi kandida adalah yang umum dan mungkin sulit untuk dikontrol. Epidermal hiperkeratosis dengan
dry scaling dan rambut rontok dapat terlihat pada tahap akhir dari penyakit Kliegman et al., 2007.
8 Gastrointestinal
Cryptosporidium dapat menyebabkan diare berat berair berhubungan dengan nyeri perut dan muntah. Isospora belli dapat menyebabkan sindrom yang
serupa. CMV colitis juga dapat ditemukan dengan diare berdarah. Salmonella gastroenteritis menyebabkan demam, muntah, dan malaise selain diare. Ini adalah
penyebab umum dari bakteremia dan dapat menyebabkan sepsis, artritis septik dan komplikasi meningitis. Semua komplikasi ini dapat berkembang dari minggu
ke bulan setelah sembuh dari enteritis akut Crain et al., 2003.
2.7. Diagnosis 2.7.1. Anamnesis
Hasil pemeriksaan skrining serologik terhadap Rubella, Hepatitis B, Sifilis, dan HIV pada kartu rekam medis ibu harus dilihat. Kemudian harus
mencari apakah infeksi terkena pada sistem organ dengan memeriksa bayi tersebut, termasuk pemeriksaan fundoskopi Schwartz et al., 2005.