Pemeriksaan Laboratorium Diagnosis 1. Anamnesis

tidak ada. Kebanyakan daripadanya akan serokonversi dalam 6 minggu, tetapi kadang-kadang waktu serokonversi berkepanjangan sampai 3-6 bulan. Ketika infeksi HIV akut dicurigai, tes untuk sirkulasi virus harus diperoleh Hay et al., 2003. Asam nukleat HIV, RNA dalam plasma atau DNA dalam sel darah, dapat dideteksi dengan sejumlah metode, termasuk PCR, ‘branched DNA assay’ dan ‘nucleic acid sequence based amplification’. Tes ini lebih murah tapi kurang sensitif. Ukuran kuantitatif dari RNA HIV dalam plasma sangat penting dalam memprediksi perkembangan penyakit dan menjadi petanda alternatif dari respon terhadap terapi antiretroviral Hay et al., 2003. Deteksi asam nukleat dapat digunakan pada bayi berusia 2 sampai 4 bulan yang berisiko terhadap infeksi HIV vertikel. Saat lahir, sekitar 30 bayi yang terinfeksi, terdeteksi memiliki RNA dan DNA HIV. Sisanya, memiliki hasil negatif pada deteksi RNA dan DNA HIV karena rendahnya tingkat sirkulasi virus, yang mungkin mengindikasikan bahwa infeksi tersebut didapatkan pada saat lahir. Selama 8 minggu yang pertama, hampir semua bayi terinfeksi akan memberikan hasil positif pada tes asam nukleat HIV. Bayi ditindak lanjut untuk gejala klinis dan diuji ulang pada usia 12, 15, dan 18 bulan untuk memantau pengembalian status seronegatif untuk mengkonfirmasi adanya infeksi Hay et al., 2003. ‘Hallmark’ perkembangan penyakit HIV adalah penurunan jumlah absolut dan persentase CD4 T limfosit yang bisa memprediksi risiko anak-anak mendapat infeksi oportunistik. Hipergammaglobulinemia dari IgG, IgA, dan IgM adalah cirinya dan bisa diobservasi pada awal usia 9 bulan. Pada akhir penyakit, beberapa individu mungkin menjadi hipogammaglobulinemik. Gangguan hematologik mungkin terjadi akibat efek penyakit HIV atau bisa karena efek samping dari obat-obatan. Hay et al., 2003.

2.7.3. Penunjang

a Imaging Gambaran cerebral menunjukkan atrofi dan kalsifikasi pada basal ganglia dan lobus frontal pada pasien ensefalopati. Rontgen dada pada anak-anak dengan limfoid interstitial pneumonitis difus menunjukkan infiltrat retikulonodular interstitial, kadang-kadang dengan adenopati hilus. Rontgen dada pada Pneumocystis jiroveci pneumonia menunjukkan infiltrat perihilar yang berkembang menjadi ‘bilateral diffuse alveolar disease’ Hay et al., 2003.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui manifestasi klinis yang sering dijumpai pada anak HIV di RSUP H. Adam Malik dari tahun 2009 hingga 2013. Berdasarkan tujuan dari penelitian, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut: I IV II II III Gambar 3.1. Kerangka konsep manifestasi klinis yang sering dijumpai pada anak HIV di Rumah Sakit Haji Adam Malik pada tahun 2009-2013. HIV pada bayi dan anak Stadium Klinis - Hepatosplenomegali persisten tanpa alasan - Erupsi papular pruritis - Infeksi virus kutil yang luas - Moluskum kontagiosum yang luas - Infeksi jamur di kuku - Ulkus mulut yang berulang - Pembesaran parotid persisten tanpa alasan - Eritema lineal gingival LGE - Herpes zoster - Infeksi saluran napas bagian atas yang berulang atau kronis ototis media, otore, sinusitis, atau tonsilitis - Malnutrisi sedang - Diare terus-menerus - Demam terus-menerus - Kandidiasis oral terus-menerus - Oral hairy leukoplakia OHL - Gingivitis atau periodonitis nekrotising berulkus yang akut - Tuberkulosis pada kelenjar getah bening - Tuberkulosis paru - Pneumonia bakteri yang parah dan berulang - Pneumonitis limfoid interstitialis bergejala - Penyakit paru kronis terkait HIV termasuk brokiektasis - Anemia, neutropenia atau trombositopenia kronis - Wasting yang parah, tidak bertumbuh atau malanutrisi yang parah tanpa alasan dan tidak menanggapi terapi yang baku - Pneumonia Pneumosistis PCP - Infeksi bakteri yang parah dan - Infeksi herpes simpleks kronis - Tuberkulosis di luar paru - Sarkoma Kaposi - Kandidiasis esofagus - Toksoplasmosis sistem saraf pusat - Ensefalopati HIV - Infeksi sitomegalovirus - Kriptokokosis di luar paru - Mikosis diseminata endemis - Kriptosporidiosis kronis - Isosporiasis kronis - Infeksi mikobakteri non-TB diseminata - Limfoma serebral atau non-Hodgkin sel-B - Progressive multifocal leucoencephalopathy PML - Nefropati bergejala terkait HIV atau kardiomiopati bergejala terkait HIV - Tanpa gejala asimtomatis - Limfadenopati generalisata persisten