1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permintaan ikan memiliki makna positif bagi pengembangan perikanan baik penangkapan maupun akuakultur. Namun demikian, pemenuhan kebutuhan
ikan akan diikuti oleh tekanan eksploitasi sumberdaya ikan yang juga semakin intensif. Jika tidak dikelola dengan baik akan mendorong usaha perikanan pada
kehancuran dan terjadinya berbagai konflik terhadap sumberdaya ikan. Salah satu potensi sumberdaya perikanan yang sedang berkembang adalah
ikan sidat. Ikan sidat Anguilla sp. merupakan komoditi perikanan yang potensial di pasar lokal maupun internasional. Permintaan ikan sidat yang tinggi
disebabkan oleh kandungan gizi yang lebih baik dibandingkan dengan kandungan gizi pada daging ikan lainnya. Banyaknya permintaan ikan sidat tidak sejalan
dengan semakin berkurang sumberdaya ikan tersebut. Volume produksi penangkapan ikan sidat dari tahun 2000-2010 di Indonesia semakin menurun.
Tahun 2000 volume produksi mencapai 4.553 ton, namun pada tahun 2010 volume produksi hanya mencapai 1.149 ton KKP, 2010.
Ikan sidat membutuhkan lokasi laut dalam untuk memijah, kemudian dari telur berubah menjadi elver dan terbawa arus ke pantai. Saat tumbuh dewasa ikan
sidat mulai mencari air tawar sungai dan kembali ke laut dalam untuk memijah kembali sebelum mati. Hampir di semua muara sungai di Indonesia yang
menghadap laut dalam dapat ditemukan elver sidat. Proses pemijahan buatan yang sesuai dengan karakteristik perairan laut dalam menjadi kendala dalam proses
budidaya dari telur dan elver, sehingga para nelayan di sekitar Teluk Palabuhanratu masih mengandalkan penangkapan elver ikan sidat dari sungai
atau laut untuk kemudian dibesarkan di kolam budidaya Menurut Kottelat et al. 1993 sedikitnya di perairan Indonesia terdapat
lima jenis ikan sidat, yaitu Anguilla bicolor, A. Borneensis, A. Marmorata, A. Celebesencis, dan A. Nebulosa. Menurut Sasongko et al 2007 kehadiran elver di
Indonesia pada setiap daerah tidak bersamaan. Elver sidat di Palabuhanratu ditemukan dari bulan Oktober-Maret dan puncaknya terjadi pada bulan Januari.
Sementara itu sidat konsumsi ditemukan dari bulan April-September.
Potensi besar yang dimiliki Indonesia sebagai penghasil sidat dari penangkapan harus tetap diiringi dengan perlindungan. Penangkapan sidat jangan
sampai merusak populasi dan habitat hidupnya, seperti yang terjadi di Jepang dan Eropa. Hasil tangkapan elver maupun sidat konsumsi di Jepang dan Eropa terus
menurun, bahkan Uni Eropa telah berupaya untuk melindungi sidat dari penangkapan Sasongko et al., 2007.
Informasi tentang penangkapan elver sidat khususnya di Kabupaten Sukabumi masih sulit untuk didapatkan karena tidak adanya data tertulis yang
berkaitan dengan proses penangkapan elver sidat di alam. Informasi mengenai kondisi dan status sumberdaya elver di muara sungai Cimandiri Teluk
Palabuhanratu sangat dibutuhkan untuk tujuan pengelolaan dan pemanfaatan ikan sidat. Selain itu informasi tersebut akan menjadi dasar pengelolaan dari perikanan
sidat. Melihat kondisi tersebut dengan demikian penelitian mengenai analisis kegiatan penangkapan elver sidat di perairan muara sungai Cimandiri, Teluk
Palabuhanratu Jawa Barat perlu dilakukan.
1.2 Tujuan