oleh pembangunan PLTU 2007 tepat di muara sungai Cimandiri. Berdasarkan wawancara responden faktor penyebab lain penurunan ketersediaan sumberdaya
elver sidat adalah kondisi perairan yang tidak sesuai dengan kehidupan elver sidat. Sebanyak 17 dari total responden menyatakan keberadaan elver sidat di
pengaruhi kondisi perairan muara sungai akibat pestisida. Faktor penyebab perubahan terakhir berdasarkan hasil wawancara responden adalah semakin
banyaknya penangkapan elver sidat. Sebanyak 10 responden menyatakan jumlah penangkap semakin bertambah sehingga hasil tangkapan dari tahun ke
tahun semakin berkurang.
5.3 Suhu Permukaan Laut
Pada penelitian pendahuluan telah didapatkan data kualitas air secara langsung, hasil penelitian di tunjukan pada Tabel 7.
Tabel 7 Data parameter perairan pada penelitian pendahuluan
Stasiun Koordinat
Ulangan Suhu permukaan
o
C Salinitas ‰
pH 1
07°01’43,33’’LS 106°32’41,41” BT
1 28
0,1 7
2 29
7 3
29 7
2 07°01’43,4’’LS
106°32’39,2” BT 1
28 5
6 2
28 4
6 3
29 4
6 3
07°01’44,5’’LS 106°32’38,2” BT
1 28
7 6
2 28
6 6
3 28
5 6
Profil sebaran SPL di perairan Teluk Palabuhanratu dari tahun 1990-2011 ditunjukkan oleh grafik pada Gambar 13.
Gambar 13 Profil nilai rata-rata SPL Teluk Palabuhanratu dari tahun 1990-2012
26.50 27.00
27.50 28.00
28.50 29.00
29.50 30.00
30.50
1990 1991
1992 1993
1994 1995
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 2011
S P
L °
C
Tahun
Grafik di atas menunjukan nilai rata-rata SPL di sekitar Teluk Palabuhanratu selama tahun 1990-2011 cukup fluktuatif. Nilai SPL terendah
selama rentang waktu tersebut terjadi pada tahun 1994 yaitu sekitar 27
o
C, sedangkan nilai SPL tertinggi terjadi 2010 yaitu sekitar 30,02
o
C. Nilai rata-rata SPL di perairan Teluk Palabuhanratu pada tahun 1990-2011 ditunjukan pada
Lampiran 2. Nilai rata-rata SPL tertinggi dan terendah di sekitar Teluk Palabuhanratu
pada tahun 1990-2011 di tunjukan pada Gambar 14. Berdasarkan grafik pada tahun 1990-1994 nilai SPL di sekitar Teluk Palabuhanratu sekitar 27-29,17
o
C. Pada tahun 1995-1999 terjadi kenaikan SPL tertinggi dan terendah dengan nilai
SPL sekitar 29,91-27,46
o
C. Selang tahun 2000-2004 terjadi penurunan nilai SPL tertinggi namun pada SPL terendah terjadi kenaikan, nilai SPL sekitar 28,72–
27,79
o
C. Selang tahun 2010 sampaitahun 2011 nilai SPL kembali meningkat yaitu sekitar 30,02-28,30
o
C.
Gambar 14 Nilai rata-rata SPL tertinggi dan terendah di sekitar Teluk Palabuhanratu pada tahun 1990-2011
Pola sebaran SPL tahun 1990-2011 ditunjukan pada Lampiran 3. Berikut adalah pola sebaran SPL di perairan Teluk Palabuhanratu dari tahun 1990-2011
per lima tahun ditunjukkan oleh Gambar 15.
26.50 27.00
27.50 28.00
28.50 29.00
29.50 30.00
30.50
1990-1994 1995-1999
2000-2004 2005-2009
2010-2011 S
P L
C
Periode Tahun
SPL tertinggi SPL terendah
Gambar 15 Pola sebaran SPL di perairan Teluk Palabuhanratu dari tahun 1990- 2011 pada periode per lima tahun
Berdasarkan Gambar 15 pola sebaran SPL pada tahun 1990 pada daerah dekat dengan daratan SPL cukup hangat berkisar 29,5
–30
o
C namun pada bagian tengah SPL hanya mencapai 28
–29
o
C. Pada tahun 1995 SPL pada bagian utara
dekat dengan daratan mencapai 29,5 –30,5
o
C. Pola sebaran SPL pada tahun 2000 lebih rendah dari tahun sebelumnya dan tersebar merata dengan nilai berkisar
27,5 –28,5
o
C. Tahun 2005 pola sebaran SPL meningkat dan tersebar merata dengan nilai 29,5
–30,5
o
C . Nilai SPL tertinggi terjadi pada tahun 2010 dan pola SPL tersebar merata dengan nilai 30,5
– 31
o
C. Selanjutnya pada tahun 2011 nilai SPL menurun hanya berkisar 27,5
–28,5
o
C.
5.4 Klorofil-a