2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Sidat
2.1.1 Klasifikasi dan morfologi ikan sidat
Sidat adalah ikan yang ketika dewasa hidup di air tawar, tetapi setelah matang gonad akan beruaya atau pindah ke laut dalam untuk memijah. Ikan sidat
memiliki banyak species. Menurut Sri dan Susilo 1998 salah satu species yang banyak ditemukan di perairan pantai selatan adalah Anguilla bicolor McClelland.
Elver ikan sidat ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1
Elver ikan sidat Anguilla Sp.
Beberapa ahli antara lain Weber dan Beaufort 1916, Williamson dan Castle 1975 serta Blekker 1965 mengklasifikasikan ikan sidat sebagai berikut:
Filum : Chordata
Sub Fillum : Euchordata Vertebrata : Pisces
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Apodes Anguilliformes
Family : Anguillidae
Genus : Anguilla
Spesies : Anguilla bicolor
Ikan sidat mempunyai tubuh memanjang dengan perbandingan antara panjang dan tinggi yaitu dua puluh banding satu 20:1. Kepala sidat berbentuk
segitiga, memiliki mata, hidung, mulut, dan tutup insang. Mata sidat tidak tahan terhadap sinar matahari langsung karena sidat termasuk binatang malam
nokturnal. Sidat memiliki empat buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip ekor, sirip dubur, dan sirip dada. Meskipun sepintas mirip belut, tetapi pada permukaan
tubuh sidat memiliki sisik Sasongko et al, 2007.
2.1.2 Fase hidup ikan sidat
Daur hidup ikan sidat dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase lautan, fase estuari, dan fase sungai. Ikan sidat memijah di laut pada kedalaman lebih dari 300
m dan telurnya menetas menjadi larva leptocephali setelah 38 –45 jam dengan
panjang 2,7 mm sampai 6,2 mm. Stadium ini dilampaui selama satu tahun dengan ciri-ciri tubuh seperti pita tembus pandang dengan kedua ujungnya tajam, dan
lebar pada bagian tengahnya Facey dan Avlye, 1987 diacu dalam Sriati, 1998. Larva tersebut kemudian mengikuti arus kearah pantai dan mengalami perubahan
bentuk metamorposa menjadi ikan sidat yang tidak berpigmen glass eel dengan memiliki ciri bentuk tubuh yang sama dengan ikan sidat dewasa. Secara
aktif glass eel tersebut bermigrasi ke arah muara sungai. Setelah memasuki habitat tersebut pigmentasi mulai berkembang sehingga menjadi ikan sidat kecil yang
disebut elver Sriati, 1998. Sebelum pigmentasi berkembang sempurna, migrasi kearah hulu oleh elver dilakukan setelah tahun ke dua dan selanjutnya
berkembang menjadi ikan sidat dewasa Mc Cleave dan Kleckner, 1983; Moriarty, 1986 diacu dalam Sriati 1998.
Menurut Usui 1874 dan Matsui 1980 diacu dalam Sriati 1998, sebagian besar dari daur hidup ikan sidat berada di air tawar, sekitar 15
–30 tahun tanpa mengalami pematangan gonad maturasi. Maturasi terjadi bersama dengan
perubahan warna tubuh dan morfologinya, menjadi bronze eel atau silver eel sidat perak. Tahap akhir dari daur hidup tersebut ikan sidat melakukan migrasi
menuruni sungai menuju ke spawning ground untuk melakukan pemijahan. Musim sangat berpengaruh pada ketersediaan elver ikan sidat di alam
karena ikan sidat masih memijah secara alami. Kehadiran elver ikan sidat di setiap daerah tidak bersamaan, khususnya di Palabuharatu elver sidat ditemukan dari
bulan Oktober-Maret dan puncaknya pada bulan Januari. Sedangkan untuk ikan sidat konsumsi ditemukan dari bulan April sampai bulan September Sasongko et
a, 2007. Sidat adalah ikan yang beruaya anadromous dan menunjukkan prilaku hyperaktif yang tinggi, sehingga bersifat reotropis ruaya melawan arus.
Ikan sidat merupakan ikan yang penyebarannya sangat luas yakni di daerah tropis dan sub tropis sehingga dikenal adanya sidat tropis dan sidat sub
tropis. Menurut Tesch 1911 diacu dalam Sriati 1998, paling sedikit terdapat 17 spesies ikan sidat di dunia dan paling sedikit enam jenis diantaranya terdapat di
Indonesia yakni: Anguilla marmorata, A. celebensis, A. ancentralis, A. borneensis, A. bicolor bicolor dan A. bicolor pacifica. Jenis ikan tersebut
menyebar di daerah-daerah yang berbatasan dengan laut dalam yakni di pantai selatan Pulau Jawa, pantai barat Pulau Sumatera, pantai timur Pulau Kalimantan,
seluruh pantai Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur hingga pantai utara Papua Affandi, 2005.
2.1.3 Penangkapan elver sidat