21 ⁄
Py :
Harga per satuan produksi Y
: Total produksi
FC :
Biaya tetap VC
: Biaya variabel
Terdapat tiga kemungkinan dari implikasi RC ratio Soekartawi, 2005, yaitu: 1
Jika RC ratio 1, maka kegiatan usahatani efisien Jika RC ratio = 1, maka kegiatan usahatani impas
Jika RC ratio 1, maka kegiatan usahatani tidak efisien
3.4.2 Penetapan Prioritas Komoditas Unggulan
Pemilihan prioritas komoditas unggulan dilakukan dengan menggunakan metode AHP. Metode AHP didasarkan pada Saaty 1980. Data yang dianalisis
diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner terhadap para responden terpilih. Nilai skor yang diperoleh dari hasil kuesioner tersebut dianalisis dengan bantuan
program aplikasi expert choice. Langkah-langkah dalam AHP adalah sebagai berikut:
1 Menentukan tujuan, kriteria, subkriteria, dan alternatif yang kemudian
disusun dalam sebuah hirarki Gambar 3. Dalam penelitian ini, tujuan dari AHP adalah untuk menentukan prioritas komoditas unggulan tanaman pangan
di Kabupaten Lampung Tengah. Kriteria yang dipilih adalah faktor ekonomi, ekologi, dan sosial. Di bawah kriteria ekonomi dipilih sub kriteria peluang
pasar dan peluang pendapatan. Sub kriteria kesesuaian lahan dan kelestarian lingkungan dipilih untuk menjabarkan kriteria lingkungan, sedangkan
subkriteria penguasaan teknologi dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung dipilih untuk menjabarkan kriteria sosial.
2 Melakukan pembobotan terhadap kriteria dengan perbandingan berpasangan
pairwise comparison. Pembobotan dilakukan untuk setiap tingkatan dalam hirarki. Bobot yang digunakan adalah skala yang dibangun oleh Saaty
dengan nilai 1 sampai dengan 9 Tabel 3 . Nilai bobot menggambarkan tingkat kepentingan masing-masing kriteria. Nilai 1 menggambarkan bahwa
22 dua kriteria yang dibandingkan memiliki tingkat kepentingan yang sama,
sedangkan nilai 9 menggambarkan tingkat kepentingan yang mutlak. 3
Menyusun prioritas unsur keputusan dan pengaruh setiap unsur dalam tingkatan hirarki tertentu terhadap tujuan utama.
4 Menguji keabsahan nilai matriks berpasangan dengan menghitung nilai rasio
konsistensi. Pada umumnya nilai inkonsistensi sebesar 10 masih dapat diterima, meskipun pada beberapa kasus toleransinya lebih dari angka itu.
Keterangan : M
= peluang
pasar I
= peluang
peningkatan pendapatan
LS =
kesesuaian lahan
ES =
kelestarian lingkungan
T =
penguasaan teknologi
P = ketersediaan sarana prasarana pendukung produksi
Gambar 3 Struktur AHP penentuan prioritas komoditas unggulan tanaman pangan.
Tujuan:
Menentukan komoditas unggulan tanaman pangan
EKONOMI EKOLOGI
SOSIAL
M I
LS ES
T P
Komoditas I Komoditas II
Komoditas III
23 Tabel 3 Skala perbandingan berpasangan Saaty, 1980
Nilai Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen
sama pentingnva
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3 Elemen yang satu sedikit
lebih penting dari Elemen yang lain
Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu elemen dibanding elemen yang lain
5 Elemen yang satu lebih
penting dari Elemen yang lain
Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibanding elemen yang lain
7 Elemen yang satu jelas
lebih penting dari Elemen yang lain
Satu elemen dengan kuat didukung dan dominan terlihat dalam praktek
9 Elemen yang satu mutlak
lebih penting dari Elemen yang lain
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen yang lain memiliki tingkat penegasan
tertinggi yang mungkin menguatkan 2, 4, 6, 8
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang
berdekatan Nilai ini diberikan bila ada kompromi di antara dua
pilihan
Tahapan dalam menghitung rasio konsistensi untuk menguji konsistensi penilaian adalah sebagai berikut.
1 Menentukan vektor jumlah tertimbang VJT weighted sum vector
Hal ini dilakukan dengan mengalikan baris pertama matriks PRIORITAS dengan kolom pertama matriks PERBANDINGAN, kemudian baris kedua
matriks PRIORITAS dikalikan dengan kolom kedua matriks PERBANDINGAN, dan terakhir adalah mengalikan baris ketiga matriks
PRIORITAS dengan kolom ketiga matriks PERBANDINGAN. Kemudian hasil perkalian tersebut dijumlahkan untuk setiap baris secara mendatar.
2 Menghitung Vektor Konsistensi VK
Diperoleh dengan cara membagi masing-masing elemen VJT dengan masing-masing elemen matriks PRIORITAS.
3 Menghitung nilai rata-rata vektor konsistensi λ dan Indeks Konsistensi
IK ∑
24 4
Menghitung Rasio Konsistensi RK Rasio Konsistensi merupakan hasil pembagian Indeks Konsistensi IK
dengan Indeks RandomAcak IR.
Indeks Random adalah fungsi langsung dari jumlah alternatif atau sistem yang sedang diperbandingkan. Indeks Random disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Indeks random pada berbagai alternatif
Jumlah Alternatif yang diperbandingkan
Indeks random IR
2 0,00 3 0,58
4 0,90 5 1,12
6 1,24 7 1,32
8 1,41
3.4.3 Penetapan Arahan Pengembangan Komoditas Unggulan