Penetapan Arahan Pengembangan Komoditas Unggulan

24 4 Menghitung Rasio Konsistensi RK Rasio Konsistensi merupakan hasil pembagian Indeks Konsistensi IK dengan Indeks RandomAcak IR. Indeks Random adalah fungsi langsung dari jumlah alternatif atau sistem yang sedang diperbandingkan. Indeks Random disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Indeks random pada berbagai alternatif Jumlah Alternatif yang diperbandingkan Indeks random IR 2 0,00 3 0,58 4 0,90 5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41

3.4.3 Penetapan Arahan Pengembangan Komoditas Unggulan

Beberapa pertimbangan perencanaan yang digunakan dalam penentuan arahan pengembangan komoditas unggulan tanaman pangan yaitu: 1 Pengembangan komoditas unggulan hanya dialokasikan pada lahan yang tersedia hasil analisis ketersediaan lahan. 2 Alokasi lahan untuk pengembangan komoditas unggulan berdasarkan pada kelas kesesuaian lahan. 3 Prioritas komoditas didasarkan pada pilihan atau preferensi dari para stakeholder berdasarkan hasil AHP. 4 Sistem pertanaman yang digunakan adalah sistem monokultur. Penetapan alokasi lahan untuk komoditas unggulan dan perhitungan luas lahan dilakukan terhadap data spasial hasil analisis ketersediaan dan kesesuaian lahan dengan bantuan aplikasi GIS. Operasi yang digunakan adalah query dan calculate geometry . Query dilakukan secara bertahap. Pemilihan lokasi dimulai dari lahan kelas S1, dilanjutkan pada lahan kelas S2, dan kelas S3. Jika pada lahan kelas S1 untuk beberapa komoditas berada pada lokasi yang sama maka lahan tersebut dialokasikan untuk komoditas dengan prioritas yang lebih tinggi. 25 Komoditas dengan prioritas yang lebih tinggi akan mendapatkan alokasi lahan yang lebih luas daripada komoditas dengan prioritas yang lebih rendah.

3.5 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu: 1 Peta tanah yang digunakan merupakan peta tanah tinjau 1 : 250.000 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian pada tahun 1989. Data pada peta tinjau ini masih kurang detil dan lengkap sehingga tidak semua kriteria kesesuaian lahan dapat dipenuhi oleh data ini. Selang waktu yang cukup lama antara penerbitan peta tanah dengan saat pelaksanaan penelitian ini menyebabkan data atribut peta tanah menjadi tidak aktual, karena mungkin telah terjadi perubahan karakteristik lahan terutama yang berhubungan dengan sifat biologi dan kimia tanah. Namun, peta tanah yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data terbaik yang dapat diperoleh saat ini dan mencakup seluruh wilayah penelitian. 2 Perhitungan permintaan komoditas pangan hanya didasarkan pada konsumsi langsung oleh penduduk, sementara permintaan oleh industri berbahan baku komoditas ini tidak diperhitungkan. Hal ini disebabkan oleh tidak tersedianya data tentang industri pengolah komoditas tanaman pangan. Data jumlah dan lokasi industri sudah tersedia di Pemerintah Daerah, namun data tentang kapasitas produksi atau kebutuhan bahan baku masih belum tersedia dan penulis mendapat kesulitan dalam mendapatkannya. Dengan demikian nilai surplusdefisit komoditas tanaman pangan kurang menggambarkan kondisi yang sesungguhnya.