maka dilakukan percobaan pemakaian spirometri terlebih dahulu. Bila percobaan pemakaian spirometri benar, barulah di lanjutkan dengan
pemeriksaan spirometri untuk penilaian derajat keparahan PPOK sesuai dengan GOLD 2008.
f. Dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya berupa : laboratorium yang meliputi darah rutin, uji faal hati, faal ginjal dan kadar gula darah puasa ,
2 jam setelah makan atau random yang di dapatkan pada bagian Patologi Klinik rumah sakit RS HAM dan RS. Pirngadi Medan dimana
sampel diperiksa, serta pemeriksaan radiologi secara thorax PA. g. Dilakukan pemeriksaan kadar TNF
α pada darah vena oleh laboratorium Prodia cab Medan, Sumatera Utara.
3.8 Definisi Operasional.
a. Subyek penelitian : penderita PPOK stabil yang menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur di poliklinik Pulmonologi dan Alergi Imunologi
RSUP H. Adam Malik dan RS Pirngadi Medan selama periode penelitian dan sudah memberikan izin tertulisnya untuk mengikuti penelitian ini.
b. Usia : Usia berdasarkan yang tertera di kartu tanda penduduk KTP dengan satuan hasil berupa tahun.
c. Jenis kelamin : Berdasarkan yang tertera di kartu tanda penduduk KTP dengan hasil pria atau wanita.
d. Pekerjaan dan Pendidikan : Ditanyakan secara lisan dengan penderita secara langsung.
Universitas Sumatera Utara
e. Riwayat merokok : Ditanyakan secara lisan dengan penderita secara langsung dan dilakukan penilaian Indeks Brinkman yaitu perkalian
jumlah rata-rata batang rokok yang dihisap perhari dikalikan lama merokok dalam tahun. Hasil di bagi menjadi 3 kelompok yaitu : Ringan 1
– 200 batang, Sedang 201 – 600 batang, Berat 600 batang. f. Pemeriksaan TNF
α serum diambil dari darah vena subyek penelitian sebanyak 10 cc, dan reagen kit yang digunakan adalah produk R D
sistim Minieapolis USA , dengan no cat DTA00C, Lot : 277858. g. Uji Spirometri :
- Dilakukan dengan mengunakan spirometri Chest Graph HI-701 yang telah di kaliberasi terlebih dahulu.
- Pasien sebelum dilakukan pemeriksaan Spirometri sebelumnya tidak boleh mengunakan obat-obatan bronkhodilator selama 6
jam untuk bronkhodilator untuk kerja singkat dan 12 jam untuk kerja panjang dan 24 jam untuk teofilin lepas lambat .
- Dilakukan pengukuran spirometri berupa VEP
1
sebelum pemakaian bronkhodilator
- Kemudian diberikan 400 μg bronkhodilator ß
2
agonis kerja singkat melalui Metered Dose Inhaler dalam hal ini memakai fenoterol.
- Dilakukan pengukuran setelah 10-15 menit setelah pemberian inhalasi bronkhodilator.
- Bila didapati peningkatan kurang dari 12 atau kurang dari 200ml paksa bronkhodilator, maka dipastikan didapati adanya hambatan
aliran udara yang bersifat non reversibel.
Universitas Sumatera Utara
h. Derajat Keparahan PPOK Derajat keparahan penderita PPOK ditentukan dengan
klasifikasi menurut kriteria Global Initiative for Chronic Obstruktif Lung Diseases 2008, seperti terlihat pada table di bawah ini :
Tabel. 3
Klasifikasi derajat keparahan PPOK berdasarkan spirometri.
1
DERAJAT KARAKTERISTIK
I : PPOK Ringan VEP
1
KVP 0,70 VEP
1
≥ 80 prediksi II : PPOK Sedang VEP
1
KVP 0,70 50
≤ VEP
1
≤ 80 prediksi III : PPOK Berat VEP
1
KVP 0,70 30
≤ VEP
1
≤ 50 prediksi IV : PPOK sangat berat VEP
1
KVP 0,70 VEP
1
30 prediksi atau VEP
1
50 prediksi ditambah Gagal nafas kronik
VEP
1
: Volume ekspirasi paksa satu detik; KVP : Kapasitas Vital Paksa ; Gagal Nafas : Tekanan Parsial Arteri PaO
2
kurang 8,0kPA 60 mmHgdengan atau tanpa Tekanan CO
2
Parsial Arteri PaCO
2
6,7 kPA 50 mmHg saat bernafas pada ketinggian rata-rata air
Universitas Sumatera Utara
3.9 Analisa Data.