Pengujian Asumsi Klasik 1 Latar Belakang

dan titik kritis yaitu 0,320 atau bernilai positif yang artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Setelah diuji validitas, maka perlu dilakukan uji reliabilitas instrumen. Uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan menggunakan Coefien Alpha Cronbach”s, yang berguna untuk mengukur sejauhmana item-item pernyataan yang diajukan adalah homogen dan mencerminkan konstruk-konstruk yang sama. Instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel apabila pengujian tersebut menunjukkan alpha lebih besar dari 0,5. Semakin reliabel suatu alat ukur akan mempunyai Coefisien Alpha Cronbach’s yang semakin mendekati 1,00 karena indeks 1,00 menunjukkan reliabilitas yang semakin sempurna. Dari tabel 5.3 di atas juga menunjukkan bahwa Coefisien Alpha Cronbach’s variabel penelitian berkisar antara 0,646 s.d. 0,862. Oleh karena itu, ketujuh variabel instrumen tersebut memiliki alpha mendekati 1,00 dan lebih dari 0,5, maka pengukuran atribut-atribut variabel instrumen dinyatakan reliabel andal secara statistik, dan juga menunjukkan konsistensinya pernyataan-pernyataan dalam kuesioner.

5.3 Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik ini terdiri Universitas Sumatera Utara dari pengujian normalitas, multikolinieritas dan pengujian heteroskesdastisitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalan cross-section. Oleh karena itu, pengujian autokorelasi tidak perlu dilakukan.

5.3.1 Uji Normalitas Hipotesis Satu

Kriteria pengujian satu sampel Kolmogorov-Smirnov K-S menggunakan pengujian satu sisi one-tailed, yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikan tertentu, yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi tertentu, yaitu 0,05. Jika probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi, maka data penelitian terdistribusi normal. Sedangkan jika probabilitas lebih kecil atau sama dengan tingkat signifikansi, maka data penelitian tidak terdistribusi normal. Ringkasan hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini : Tabel 5.6 Uji Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov-Smirnov VariabelFaktor K-S Value K-S Probabilitas Status Tingkat Pendidikan X1 Kecakapan ProfesionalX2 Pendidikan BerkelanjuatanX3 Independensi X4 Kepatuhan pada Kode Etik X5 Pengalaman Kerja X6 Kualitas Hasil Pemeriksaan Y 1,341 0,707 0,638 0,644 1,273 1,121 1,248 0,055 0,700 0,810 0,801 0,078 0,162 0,100 Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Sumber : Lampiran 6 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 5.6 di atas diketahui bahwa nilai probabilitas K-S untuk variabelfaktor Tingkat Pendidikan X1, Kecakapan Profesional X2, Pendidikan Berkelanjutan X3, Independensi X4, Kepatuhan Pada Kode Etik X5, Pengalaman kerja X6 dan Kualitas Hasil Pemeriksaan Y lebih besar dari nilai tingkat signifikansi yang disyaratkan yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal dan didukung dengan grafik dimana data mengikuti garis diagonal. Grafik uji normalitas dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut ini. Gambar 5.1 Pengujian Normalitas Data Hipotesis Satu Universitas Sumatera Utara

5.3.2 Uji Heteroskesdastisitas Hipotesis Satu

Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji apakah pada model regresi tidak ditemukan adanya heteroskesdastisitas. Pengujian Heteroskesdastisitas dilakukan dengan melihat adanya penyebaran titik-titik pada scatterplot. Heteroskesdastisitas terjadi jika terdapat kesamaan varian antara satu pengamatan dengan pengamatan lainnya dan apabila titik-titik pada scatterplot tidak menyebar secara acak dan membentuk sebuah pola tertentu yang jelas. Hasil pengujian Heteroskesdastisitas dapat dilihat pada Gambar 5.2 berikut ini : Gambar 5.2 Uji Heteroskesdastisitas Hipotesis Satu Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Gambar 5.2 diatas, dapat disimpulkan bahwa titik-titik pada scatterplot menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas.

5.3.3 Uji Multikolinearitas Hipotesis Satu

Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen bebas. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunkan Variance Inflation Factor VIF dan Collinearity Tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,1. Ringkasan hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 5.7 sebagai berikut ini : Tabel 5.7 Uji Multikolinearitas Hipotesis Satu Collinearity Statistik VariabelFaktor Tolerance VIF Status Tingkat Pendidikan X1 Kecakapan ProfesionalX2 Pendidikan BerkelanjuatanX3 Independensi X4 Kepatuhan pada Kode Etik X5 0.963 0,840 0.920 0.918 0,884 1,039 1,190 1.097 1,089 1.131 Tidak ada Multiko Tidak ada Multiko Tidak ada Multiko Tidak ada Multiko Tidak ada Multiko Sumber : Lampiran 6 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 5.5 di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan terjadinya multikolinearitas antar variabel independen karena nilai Variance Inflation Factor kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1.

5.3.4 Uji Normalitas Hipotesis Dua

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data terdistribusi normal. Pengujian tentang normal tidaknya data dilakukan dengan normal P-PLOT. Jika titik- titik data menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik–titik data searah mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Ga Gambar 5.3 Normal P- P Plot Universitas Sumatera Utara

5.3.5 Uji Heteroskesdastisitas Hipotesis Dua

Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji apakah pada model regresi tidak ditemukan adanya heteroskesdastisitas. Pengujian heteroskesdastisitas dilakukan dengan melihat adanya penyebatan titik-titik pada scatterplot. Heteroskesdastisitas terjadi jika terdapat kesamaan varian antara satu pengamatan dengan pengamatan lainnya dan apabila titik-titik pada scatterplot tidak menyebar secara acak dan membentuk sebuah pola tertentu yang jelas. Hasil pengujian Heteroskesdastisitas dapat dilihat pada Gambar 5.4 berikut ini : Gambar 5.4 Uji Heteroskesdastisitas Hipotesis Dua Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Gambar 5.4 diatas, dapat disimpulkan bahwa titik-titik pada scatterplot menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskesdatisitas pada model regresi.

5.3.6 Uji Multikolinearitas Hipotesis Dua

Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen bebas. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunkan Variance Inflation Factor VIF dan Collinearity Tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,1. Ringkasan hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut ini : Tabel 5.8 Uji Multikolinearitas Hipotesis Dua Collinearity Statistik VariabelFaktor Tolerance VIF Status Tingkat Pendidikan X1 Kecakapan ProfesionalX2 Pendidikan BerkelanjuatanX3 Independensi X4 Kepatuhan pada Kode Etik X5 Pengalaman Kerja Moderating 0.939 0,840 0.920 0.908 0,880 0,957 1,065 1,190 1.087 1,107 1.136 1,045 Tidak ada Multiko Tidak ada Multiko Tidak ada Multiko Tidak ada Multiko Tidak ada Multiko Tidak ada multiko Sumber : Lampiran 6 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 5.8 di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan terjadinya multikolinearitas antar variabel independen karena nilai Variance Inflation Factor kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1.

5.4 Pengujian Hipotesis Satu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris : Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi)

1 34 126

Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan)

2 28 109

Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara

5 94 127

PENGARUPROFESI PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, INDEPENDENSI, KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PENGALAMAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 6 16

PENDAHULUAN PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, INDEPENDENSI, KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PENGALAMAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 9

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, INDEPENDENSI, KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PENGALAMAN KERJA SEBAGA

0 5 26

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, INDEPENDENSI, KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PENGALAMAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING

0 2 34

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, KECAKAPAN PROFESIONAL, OBYEKTIFITAS, INTEGRITAS DAN KOMPETENSI Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Kecakapan Profesional, Obyektifitas, InteGritas Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit (Stu

0 0 15

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, KECAKAPAN PROFESIONAL, OBYEKTIFITAS, INTEGRITAS DAN KOMPETENSI Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Kecakapan Profesional, Obyektifitas, InteGritas Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit (Stu

0 0 17

PENGARUH INDEPENDENSI, KECAKAPAN PROFESIONAL, OBYEKTIVITAS, KOMPETENSI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP Pengaruh Independensi, Kecakapan Profesional, Obyektivitas, Kompetensi, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Hasil Audit.

0 2 15