Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris : Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN, DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN
(STUDI EMPIRIS : BADAN PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN DAIRI)
OLEH :
NAMA : YOHANA ROTUA YOSEFIN NIM : 030503139
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :
“Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris : Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi)”
adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
level program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya, apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.
Medan, 7 Juli 2008
Yang Membuat Pernyataan,
YOHANA ROTUA YOSEFIN NIM : 030503139
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas
kasih dan karunia-Nya yang senantiasa menyertai, membimbing, dan memberikan
kemampuan serta kekuatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan
skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Atas bimbingan, petunjuk, serta nasehat dan doa yang telah diterima
selama penyusunan skripsi ini dan juga selama mengikuti pendidikan di Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si. Ak, selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak, selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing penulis yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan
arahan selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku Dosen Pembanding I yang telah
(4)
banyak memberikan bantuan serta arahan bimbingan kepada penulis
selama masa perkuliahan.
6. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding II penulis
yang yang telah memberikan saran dan kritik di dalam penyempurnaan
skripsi ini..
7. Seluruh Staf Pengajar/ Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara yang telah mendidik, membimbing, dan memberikan ilmu selama
masa perkuliahan mulai dari Semester 1 sampai dengan selesai.
8. Seluruh Pegawai dan Staf Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis,
terutama kepada: Bang Chairil, Bang Sumanto, dan Kak Dame.
9. Pimpinan dan seluruh Staf Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi
yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terutama
kepada Kepala Bawasda, Bapak M. G. Lingga, SH; Kepala Bagian Tata
Usaha, Bapak P. Sihombing; Ibu Sandra R. B. Situmeang, S.Sos; Bapak
Ranto L. Purba, ST; dan staf-staf lainnya yang telah banyak memberikan
bimbingan dan bantuan di dalam riset penelitian dan kuesioner yang
diperlukan penulis di dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Orang tua tercinta, ayahanda Ir. T. H. Sinurat, MSc. dan ibunda Ir. L. M.
Panjaitan, MT, yang sangat kukagumi dan cintai. Terima kasih untuk
semua kasih sayang serta jerih payah yang tak terhingga dari papa dan
mama. Terutama atas dukungan kepada penulis dari awal hingga
(5)
papa dan mama. Semoga dengan penyelesaian skripsi ini dapat
memberikan kebahagiaan bagi papa dan mama.
11.Adik-adikku yang sangat kusayangi: Sahat Marthin Philip, Martha
Christina, dan Olivia Dame Masterina. Terimakasih atas doa dan
dukungan yang diberikan. Terimakasih juga atas dukungan dari Keluarga
Besar Alm. B. J. Sinurat/ B. br Manurung dan Alm. M. Panjaitan/ A. br
Sitorus. Dan juga kepada sanak saudara dan keluarga, terutama: Kak Pita,
Kak Mega, Kak Ika, Lina, Mega, Ando, B’ Popo& K’ Getha, B’ Herbert,
B’ Monang, dll.
12.Sahabat-sahabatku yang kukasihi: Merda Listana Leonyca Malau, SE;
Ester Afriani Butar-Butar, SE; Yosua Fernando Simorangkir, SE;
Christine Rahmawati Hutapea,SE; Mutiara Pinta Romatua Sinambela, SE;
Dian Meylina Sihaloho, SE; Laura Junita Sinuraya, SE; Lisbeth Christine
Meiyanti Simangunsong, SE. Dimana pun kalian berada semoga
persahabatan kita tak lekang dimakan waktu dan tetap erat walau
terpisahkan oleh jarak dan ruang. Best Friends Forever.
13.Teman-temanku di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang
selalu memberi keceriaan di dalam kebersamaan kita dan telah banyak
memberikan bantuan, baik moril maupun materiil, kepada penulis secara
langsung maupun tidak langsung.
Para AK-S1 ’03, terutama kepada: para wanita tangguh (Erica Masniari
(6)
Girsang; Raymano Theodorus Ginting; Dani Marison Pinem; Humuntal
Turnip; Oktavian Tambunan; Amister Purba; Edwin Purba; Aryodiaz
Simarmata; Heru Papola Jogi Hutagaol; Amsal Tarigan; Iyos Andersen
Bangun; Valentino Hutapea; Andi Haposan Sitorus; Samuel Sitompul;
Octo Isviryanta Sebayang; Jhonson Simbolon. Tak lupa juga kepada Putri
Mey Sarah Hutapea, Grace Sanggamria Gultom, Yustini Jortan, Sari Asih,
Sri Lestari Sigiro, Eva Milyana, Kartini, Udurma Rotua Sinurat, Deliana
Hutajulu, Debbie L. Tobing, Sry Nuriana, Yan Saputra, Barita Stefanus
Sihombing, Prencis Sianturi, dan teman-teman lainnya yang tidak
disebutkan namanya. You’ve made my days different and colourful. You
are part of my life and always be in my memories. You are my rainbows.
Keep contacts.
Kepada para seniorku: Bang Simon’00, Bang Edu’00, Bang Freddy’ 00,
Bang Melvin’00, Bang Obed’00, Bang Johannes’01, Bang Ando’02, Bang
Albert, Kak Tabitha’01, Kak Zurien’01, Kak Irmadra’01, Kak Chicha’02,
dll.
Kepada para juniorku: Fikarah Aldina Panggabean, Sabrina R. Diaz,
Tumpal Sirait, Jemmima Vinisea Situngkir, Johanes Enho, Okta Bakkara,
Martinus, Rany’04, Alicia, Indah’05, Arion’06, Vina’07, dll.
14.Sahabat-sahabat yang kusayangi: Selly Liana Simarmata, Rani Julita
Sampetua Simarmata, Angeline Eva Christine Pakpahan, dan Abraham
(7)
15.Kak Dame Silitonga, Kak Romegah H. P., Bu Nelly Farida, Kak Valent,
Sulasty, Alin, Rini, Ella, Melva, Nancy, teman-teman alumni Fakultas
Hukum UDA 2003, teman-teman di Oriflame, Samuel “Nidji”, Paris, juga
kepada teman-temanku yang tidak dapat kusebutkan satu-persatu tapi
selalu hadir di dalam hati dan ingatanku. Terima kasih banyak atas
semuanya dan semoga persahabatan kita tetap abadi.
Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis sehingga masih banyak
terdapat kekurangan baik dalam penggunaan bahasa maupun penyajian data. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Harapan Penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
umumnya, dan penulis khususnya, serta Nusa dan Bangsa.
Medan, 7 Juli 2008 Penulis,
YOHANA ROTUA YOSEFIN NIM. 030503139
(8)
ABSTRACT
The purpose of this research was to show the effect of Education Grade, Continuing Education, and Independency of Auditor to the Quality of the Inspection’s Result (Empiric study : Badan Pengawasan Daerah in Dairi’s Regency).
Independent variables in this study were Education Grade, Continuing Education, and Independency of Auditor. Dependent variable in this study was Quality of the Inspection’s Result. The data in this study was the primary data that has obtained from the spreading questionnair directly to all of responden. The population and samples that used in this research were the staf of Badan Pengawasan Daerah in Dairi’s Regency. The method of research were descriptive analysis, validity and reliability test, multiple regression analysis with identification test. The analyzing method use statistic method with SPSS 16.
The result of research showed that Education Grade, Continuing Education, and Independency of Auditor were simultaneous affected significantly to the Quality of the Inspection’s Result at Badan Pengawasan Daerah in Dairi’s Regency. However, partially, Education Grade and Continuing Education didn’t affect significantly to the Quality of the Inspection’s Result at Badan Pengawasan Daerah in Dairi’s Regency. Independency of Auditor dominant affected significantly to the Quality of the Inspection’s Result at Badan Pengawasan Daerah in Dairi’s Regency.
Keywords : Education Grade, Continuing Education, Independency of Auditor, Quality of the Inspection’s Result.
(9)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan adanya Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris : Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa. Sedangkan, variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kualitas Hasil Pemeriksaan. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden. Populasi dan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah staf pada Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis data deskriptif, uji validitas dan reliabilitas, analisis regresi linier berganda dengan uji identifikasi. Metode analisis ini menggunakan metode statistik dengan bantuan SPSS 16.
Hasil penelitian ini secara bersama-sama menunjukkan bahwa Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan pada Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi. Akan tetapi, secara parsial, Tingkat Pendidikan dan Pendidikan Berkelanjutan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan pada Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi. Independensi Pemeriksa mempunyai pengaruh signifikan yang paling dominan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan pada Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi.
Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, Independensi Pemeriksa, Kualitas Hasil Pemeriksaan
(10)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan dan Perumusan Masalah ... 5
1. Batasan Masalah ... 5
2. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
1. Tujuan Penelitian ... 6
2. Manfaat Penelitian ... 7
D. Kerangka Konseptual ... 7
E. Hipotesis Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Pendidikan ... 10
(11)
B. Pendidikan Berkelanjutan ... 12
C. Independensi Pemeriksa ... 13
D. Kualitas Hasil Pemeriksaan ... 18
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 25
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
1. Populasi ... 25
2. Sampel ... 27
C. Jenis Data dan Sumber Data ... 27
1. Data Primer ... 27
2. Data Sekunder ... 27
D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 28
1. Kuesioner ... 28
2. Survei ... 28
3. Dokumentasi ... 29
E. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 29
1. Definisi Operasional Variabel ... 29
2. Skala Pengukuran Variabel ... 32
F. Teknik Analisis Data ... 33
(12)
3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 38
4. Uji Hipotesis ... 39
G. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 41
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Pengujian Kualitas Data Penelitian ... 42
1. Gambaran Umum Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi ... 42
2. Pengujian Alat Ukur ... 65
3. Uji Asumsi Klasik ... 69
B. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 74
C. Pengujian Hipotesis ... 76
D. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88
B. Keterbatasan Penelitian ... 89
C. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91 LAMPIRAN
(13)
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman Gambar 1.1. Kerangka Konseptual ………..8 Gambar 4.1. Normal Q-Q Plot ………71 Gambar 4.2. Pengujian Heteroskedastisitas ………74
(14)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 1.1 Data Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Tahun 2007-2008……4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ……… 23
Tabel 3.1 Indikator Pengukuran Variabel ……… 32
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ………. 32
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ……….. 41
Tabel 4.1 Keterangan Butir Pernyataan Kuesioner ……….. 66
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas ………. 67
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Reliabilitas……….. 69
Tabel 4.4 Pengujian Normalitas……… 70
Tabel 4.5 Pengujian Multikolinearitas ………. 72
Tabel 4.6 Rangkuman Statistik Deskriptif ………... 75
Tabel 4.7 Model Summary ………... 76
Tabel 4.8 Uji Statistik t ……… 78
Tabel 4.9 Uji Statistik F ……… 82
(15)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Lampiran 1 Struktur Organisasi
Lampiran 2 Kuesioner
Lampiran 3 Data Hasil Kuesioner
Lampiran 4 Data Hasil Olahan Untuk Regresi Lampiran 5 Statistik Deskriptif
Lampiran 6 Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 7 Uji Normalitas
Lampiran 8 Uji Multikolinearitas Lampiran 9 Uji Heteroskedastisitas Lampiran 10 Pengujian Model
(16)
ABSTRACT
The purpose of this research was to show the effect of Education Grade, Continuing Education, and Independency of Auditor to the Quality of the Inspection’s Result (Empiric study : Badan Pengawasan Daerah in Dairi’s Regency).
Independent variables in this study were Education Grade, Continuing Education, and Independency of Auditor. Dependent variable in this study was Quality of the Inspection’s Result. The data in this study was the primary data that has obtained from the spreading questionnair directly to all of responden. The population and samples that used in this research were the staf of Badan Pengawasan Daerah in Dairi’s Regency. The method of research were descriptive analysis, validity and reliability test, multiple regression analysis with identification test. The analyzing method use statistic method with SPSS 16.
The result of research showed that Education Grade, Continuing Education, and Independency of Auditor were simultaneous affected significantly to the Quality of the Inspection’s Result at Badan Pengawasan Daerah in Dairi’s Regency. However, partially, Education Grade and Continuing Education didn’t affect significantly to the Quality of the Inspection’s Result at Badan Pengawasan Daerah in Dairi’s Regency. Independency of Auditor dominant affected significantly to the Quality of the Inspection’s Result at Badan Pengawasan Daerah in Dairi’s Regency.
Keywords : Education Grade, Continuing Education, Independency of Auditor, Quality of the Inspection’s Result.
(17)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan adanya Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris : Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa. Sedangkan, variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kualitas Hasil Pemeriksaan. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden. Populasi dan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah staf pada Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis data deskriptif, uji validitas dan reliabilitas, analisis regresi linier berganda dengan uji identifikasi. Metode analisis ini menggunakan metode statistik dengan bantuan SPSS 16.
Hasil penelitian ini secara bersama-sama menunjukkan bahwa Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan pada Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi. Akan tetapi, secara parsial, Tingkat Pendidikan dan Pendidikan Berkelanjutan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan pada Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi. Independensi Pemeriksa mempunyai pengaruh signifikan yang paling dominan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan pada Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi.
Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, Independensi Pemeriksa, Kualitas Hasil Pemeriksaan
(18)
BAB I PENDAHULUAN
D. Latar Belakang Masalah
Memasuki era otonomi daerah dengan prinsip desentralisasi, perubahan
yang cukup fundamental terjadi di dalam mekanisme penyelenggaraan pemerintah
sesuai dengan konsep otonomi daerah yang tercantum di dalam Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan Undang Nomor 25 tahun 1999 jo.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah: “Otonomi daerah adalah hak wewenang dan
kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Hal ini tentunya membawa
perubahan juga terhadap pengelolaan keuangan (fiskal) negara sehubungan
dengan penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
sehingga pemerintah daerah mengatur sendiri mengenai pengelolaan keuangan
daerahnya.
Fungsi pengawasan mempunyai peranan yang sangat penting terutama
untuk melakukan pengawasan pada pengelolaan keuangan negara sehingga dapat
terwujud pemerintahan yang baik atau GCG (Good Corporate Governance) dan
pemerintah yang bersih (Clean Government). GCG atau Good Corporate
Governance tersebut mempunyai sepuluh prinsip, yaitu:
(19)
2. Pengawasan (controlling)
3. Daya Tanggap
4. Profesionalisme (profesionalism)
5. Efisiensi & Efektivitas (efficiency and effectivity)
6. Transparansi (transparancy)
7. Kesetaraan
8. Wawasan ke depan
9. Partisipasi (participation)
10. Penegakan Hukum.
Akan tetapi sering ditemukan di dalam kenyataan sebenarnya bahwa
kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pengawas tersebut tidak
berjalan secara efektif bahkan hasil pemeriksaan tersebut belum memenuhi prinsip
akuntansi. Hal ini dipengaruhi oleh faktor bahwa hasil pengawasan Badan
Pengawasan Daerah tersebut di dalam pelaporannya kepada Gubernur/ Bupati/
Walikota harus melalui Sekretariat Daerah padahal Sekretariat Daerah adalah
objek pemeriksaan Badan Pengawasan Daerah, sehingga dapat memberikan
peluang intervensi terhadap hasil pengawasan dan pemeriksaan tersebut. Faktor
lainnya adalah kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) pada Badan Pengawasan
Daerah yang masih memprihatinkan. Hal ini dapat dirujuk dari hasil survei ADB
pada tahun 2003 yang menyatakan bahwa tenaga auditor yang mempunyai latar
(20)
Pengawasan Daerah yang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
aspek-aspek yang beraneka ragam, maka Sumber Daya Manusianya juga harus
menguasai aspek-aspek tersebut yang antara lain adalah aspek pemerintahan,
keuangan, teknik, dan aspek lainnya. Bahkan pemeriksa sebaiknya memiliki
tingkat pendidikan yang lebih tinggi daripada tingkat pendidikan yang diperiksa
dengan kualitas yang dapat diandalkan dan memadai. Pemeriksa juga diharapkan
memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang yang akan diperiksanya
atau melaksanakan pendidikan berkelanjutan, seperti mengikuti
pelatihan-pelatihan/ loka karya dan seminar sehingga mempunyai kemampuan yang lebih
baik di dalam melakukan pemeriksaan. Oleh karena itu, penulis mengambil
hipotesis bahwa tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, dan independensi
pemeriksa mempunyai kaitan dan pengaruh secara signifikan terhadap kualitas
hasil pemeriksaan.
Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera
Utara yang mempunyai potensi daerah cukup tinggi. Dengan adanya Otonomi
Daerah, maka pemerintah pusat memberikan kewenangan di dalam pengelolaan
keuangan kepada pemerintah daerah. Oleh karena itu, maka di dalam
pelaksanaannya, Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi lebih meningkatkan fungsi
pengawasan atas penyelenggaraan fungsi pemerintah dan pembangunan agar
efektif dan efisien dengan orientasi pada kepentingan masyarakat.
Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 05 Tahun 2004, mempunyai tugas
(21)
yang meliputi bidang pemerintahan, pembangunan, keuangan, dan kekayaan.
Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi mempunyai pegawai berjumlah 34
orang dan terbagi dalam beberapa bidang jabatan.
Tabel 1.1
Data Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Tahun 2007-2008 Jabatan Jumlah Pegawai (Orang) Kepala Bawasda
Kepala Bagian Tata Usaha Kasubbag
Kepala Bidang Kasubbid Staf Pemeriksa
1 1 2 3 6 21
Jumlah Keseluruhan 34
Sumber: Data laporan tahunan Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi, 2007.
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk menganalisis sejauh mana
keefektifan kualitas hasil pemeriksaan Badan Pengawasan Daerah Kabupaten
Dairi dan ada tidaknya pengaruh tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan,
dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan tersebut. Oleh
karena itu, penulis menyusun skripsi ini dengan judul : “Pengaruh Tingkat
Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris : Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi)”.
(22)
E. Batasan dan Perumusan Masalah 1. Batasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini penulis mempunyai keterbatasan di dalam
melakukan penelitian, yaitu antara lain:
a. Batasan Aspek Penelitian
Dalam hal ini penulis membatasi penelitian di dalam lingkup akuntasi
pemerintahan, yaitu dengan melaksanakan penelitian terhadap audit
internal yang ada pada instansi Pemerintahan Daerah Kabupaten Dairi,
khususnya pada tugas dan fungsi serta kualitas hasil pemeriksaan
Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi.
b. Batasan Waktu Penelitian
Dalam hal ini penulis membatasi penelitian untuk waktu penelitian
yaitu keadaan yang terjadi di Badan Pengawasan Daerah Kabupaten
Dairi pada tahun 2007-2008.
c. Batasan Lokasi Penelitian
Penulis membatasi lokasi penelitian hanya pada instansi di Pemerintah
Daerah Kabupaten Dairi yaitu pada Badan Pengawasan Daerah
Kabupaten Dairi.
d. Batasan Lain-lain
Selain ketiga batasan tersebut, penulis juga mempunyai keterbatasan di
dalam hal waktu, biaya, dan kemampuan penulis di dalam melakukan
(23)
2. Perumusan Masalah
Setelah membatasi masalah seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
untuk memperjelas permasalahan sebagai dasar skripsi ini dan
mempermudah dalam melakukan penelitian supaya lebih terfokus dan
sistematis maka penulis merumuskan masalah yang timbul sebagai
berikut :
a. Apakah tingkat pendidikan mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap kualitas hasil pemeriksaan?
b. Apakah pendidikan berkelanjutan mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan?
c. Apakah independensi pemeriksa mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan?
d. Apakah tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, dan
independensi pemeriksa mempunyai pengaruh terhadap kualitas hasil
pemeriksaan?
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas maka tujuan penulis melakukan
penelitian adalah :
Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, pendidikan
(24)
2. Manfaat Penelitian
Diharapkan dari penelitian yang telah dilakukan hasilnya dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka
pengembangan ilmu ekonomi pada umumnya, dan secara khusus di
bidang audit internal dan akuntansi pemerintahan atau audit internal
lingkungan pemerintahan terutama pada Kabupaten Dairi.
b. Sebagai bahan masukan dan informasi kepada instansi pemerintah,
khususnya Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi dan
Pemerintah Kabupaten Dairi dalam rangka peningkatan kinerja
pengawasan, terutama dengan meningkatkan kualitas SDM, serta lebih
memahami fungsi dan tugas dari Badan Pengawasan Daerah
Kabupaten Dairi.
c. Sebagai bahan masukan dan dapat menambah pengetahuan bagi
penulis mengenai audit internal pada instansi pemerintahan yaitu
Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi terutama mengenai
kualitas hasil pemeriksaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
d. Sebagai bahan referensi atau acuan bagi pihak peneliti lain.
D. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dapat disusun sebuah
(25)
a. Tingkat Pendidikan : tingkat atau strata pendidikan serta jurusan
pendidikan yang dimiliki oleh staf Badan Pengawasan Daerah Kabupaten
Dairi.
b. Pendidikan Berkelanjutan : program pendidikan singkat, baik di dalam
maupun di luar negeri.
c. Independensi Pemeriksa : pemeriksa bebas dari gangguan pribadi, ekstern,
dan organisasi.
d. Kualitas Hasil Pemeriksaan : indikatornya adalah Program Kerja
Pemeriksaan (PKP), Temuan, Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), ekspose
hasil pemeriksaan, dan tindak lanjut.
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual
Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y)
Independensi Pemeriksa (X3)
Pendidikan Berkelanjutan (X2) Tingkat Pendidikan
(26)
Dari kerangka pemikiran di atas, menjelaskan bahwa variabel Tingkat
Pendidikan (X1), Pendidikan Berkelanjutan (X2), dan Independensi Pemeriksa
(X3), mempunyai pengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y).
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan proposisi keilmuan yang disimpulkan dari kerangka
konseptual dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti yang
dapat diuji berdasarkan fakta empiris (FE USU, 2004:14).
Adapun hipotesis yang penulis rumuskan berdasarkan perumusan masalah
yang dirumuskan penulis dan teori-teori pendukung, adalah sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
kualitas hasil pemeriksaan.
2. Pendidikan berkelanjutan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
kualitas hasil pemeriksaan.
3. Independensi pemeriksa mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
kualitas hasil pemeriksaan.
4. Tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, dan independensi
pemeriksa secara terpadu/ simultan mempunyai pengaruh signifikan
(27)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tingkat Pendidikan
Fenomena mengenai kualifikasi personel pemeriksaan ini memang
menjadi masalah dalam Badan Pengawasan Daerah. Seharusnya seorang
pemeriksa mempunyai wawasan yang luas dan mendalam atas segala kegiatan
yang diperiksa. Namun pada kenyataanya masih banyak pemeriksa intern yang
buta akan seluk beluk kegiatan yang akan diperiksanya. Sehingga kadang-kadang
pemeriksa hanya membuang waktu hanya untuk mengenali obyek pemeriksa. Hal
itu akan bertambah tidak menguntungkan dengan kualitas dan kapabilisitas dari
masing-masing pemeriksa yang tidak merata bahkan kurang memadai. Salah satu
penyebab utamanya adalah tingkat pendidikan yang tidak merata (SLTA, Sarjana
dan Pasca Sarjana) dan beraneka ragam latar belakang jurusan pendidikan
(Ekonomi, Hukum, FISIP, Teknik, dan lainnya).
Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan suatu mekanisme yang
dapat menciptakan tercapainya kondisi para personel pemeriksa dengan tingkat
kualitas yang memadai. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah seperti
pemberian pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan. Di samping itu
pemberian kesempatan kepada para pemeriksa untuk meningkatkan kualitasnya
dengan melanjutkan studi formal yang akan mendorong dengan segera
(28)
Berdasarkan pedoman etika International Federation Of Accountants
(IFAC), prinsip-prinsip dari seorang auditor adalah sebagai berikut :
1. Integritas 2. Obyektivitas
3. Kebebasan (independence) 4. Kepercayaan
5. Standar-standar teknis 6. Kemampuan profesional 7. Perilaku etika
Berdasarkan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
Pasal 1 butir 4, diuraikan mengenai definisi Pemeriksa, yaitu: “Pemeriksa adalah
orang yang melaksanakan tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara untuk dan atas nama Badan Pemeriksa Keuangan”. Pasal 1 butir
5 menyatakan bahwa “Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis,
dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional
berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara”.
Dan pada Pasal 1 Butir 6 menyatakan bahwa “Aparat Pengawas Internal
Pemerintah adalah unit organisasi di lingkungan Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Kementerian Negara, Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Non
Departemen yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawasan dalam
lingkup kewenangannya”.
Apabila dikaitkan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang
(29)
ditegaskan oleh Sawyer (2005:16) bahwa seorang auditor harus mempunyai
kualifikasi sebagai berikut :
1. Mempunyai kesanggupan teknis dan pendidikan memadai di bidang auditing.
2. Mempunyai kemampuan di bidang hubungan antar manusia.
3. Jujur, independen, obyektif, tegas, dan bertanggung jawab, berani serta bijaksana.
4. Menguasai operasional bidang yang diperiksa.
Pengertian keahlian dalam norma umum pemeriksaan umum diatas adalah
keahlian mengenai pemeriksaan dan keahlian mengenai yang diperiksa. Walaupun
seorang telah memenuhi yang dipersyaratkan, ia wajib meningkatkan kualitas
keahliannya. Disamping itu agar para pemeriksa selalu mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan sesuai dengan kemajuan teknologi, maka Satuan Pengawas
Intern menyelenggarakan usaha peningkatan diri.
Keahlian yang memungkinkan bertambah tingginya kualitas seorang
hanyalah dapat diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang cukup. Untuk
mengimbangi dan menghadapi tantangan dari luar, maka kualitas para pemeriksa
harus lebih tinggi dibandingkan pelaksana itu sendiri dalam hal menilai seberapa
jauh pelaksana tugas yang telah dilakukan dan diikuti atas sistem dan prosedur
pekerjaan tersebut.
B. Pendidikan Berkelanjutan
Dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor
(30)
Pernyataan Standar Pemeriksaan: 01 Standar Umum diuraikan mengenai
Persyaratan Pendidikan Berkelanjutan.
06 Pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan menurut Standar Pemeriksaan harus memelihara kompetensinya melalui pendidikan profesional berkelanjutan. Oleh karena itu, setiap pemeriksaan yang melaksanakan pemeriksaan menurut Standar Pemeriksaan, setiap 2 tahun harus menyelesaikan paling tidak 80 jam pendidikan yang secara langsung meningkatkan kecakapan profesional pemeriksa untuk melaksanakan pemeriksaan. Sedikitnya 24 jam dari 80 jam pendidikan tersebut harus dalam hal yang berhubungan langsung dengan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara di lingkungan pemerintah atau lingkungan yang khusus dan unik dimana entitas yang diperiksa beroperasi. Sedikitnya 20 jam dari 80 jam tersebut harus diselesaikan dalam 1 tahun dari periode 2 tahun.
07 Organisasi pemeriksa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pemeriksa memenuhi persyaratan pendidiksn berkelanjutan tersebut dan harus menyelenggarakan dokumentasi tentang pendidikan yang sudah diselesaikan.
08 Pendidikan profesional berkelanjutan dimaksud dapat mencakup topik, seperti: perkembangan muktahir dalam metodologi dan standar pemeriksaan, prinsip akuntansi, penilaian atas pengendalian intern, prinsip manajemen atau supervisi, pemeriksaan atas sistem informasi, sampling pemeriksaan, analisis laporan keuangan, manajemen keuangan, statistik, disain evaluasi, dan analisis data. Pendidikan dimaksud dapat juga mencakup topik tentang pekerjaan pemeriksaan di lapangan, seperti administrasi negara, struktur dan kebijakan pemerintah, teknik industri, keuangan, ilmu ekonomi, ilmu sosial, dan teknologi informasi.
09 Tenaga ahli intern dan ekstern yang membantu pelaksanaan tugas pemeriksaan menurut Standar Pemeriksaan harus memiliki kualifikasi atau sertifikasi yang diperlukan dan berkewajiban untuk memelihara kompetensi profesional dalam bidang keahlian mereka, tetapi tidak diharuskan untuk memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan diatas. Akan tetapi, pemeriksaan yang menggunakan hasil pekerjaan tenaga ahli intern dan ekstern harus yakin bahwa tenaga ahli tersebut memenuhi kualifikasi dalam bidang keahlian mereka dan harus mendokumentasikan keyakinan tersebut.
C. Independensi Pemeriksa
Dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor
01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan dinyatakan bahwa dalam
(31)
dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan
pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya.
Pemeriksa perlu mempertimbangkan tiga macam gangguan terhadap
independensi, yaitu gangguan pribadi, ekstern, dan gangguan organisasi. Apabila
satu atau lebih dari gangguan independensi tersebut mempengaruhi kemampuan
pemeriksaan secara individu dalam melaksanakan tugas pemeriksaannya, maka
pemeriksa tersebut harus menolak penugasan pemeriksaan. Dalam keadaan
pemeriksa yang karena suatu hal tidak dapat menolak penugasan pemeriksaan,
gangguan dimaksud harus dimuat dalam bagian lingkup pada laporan hasil
pemeriksa.
Gangguan pribadi dari pemeriksa secara individu antara lain :
1. Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak
langsung pada entitas atau program yang diperiksa.
2. Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang
diperiksa.
3. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang
diperiksa dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
Bentuk gangguan ekstern bagi organisasi pemeriksa antara lain :
1. Campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur
pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan.
(32)
3. Campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan
promosi pemeriksa.
Untuk gangguan organisasi dapat dipengaruhi oleh kedudukan, fungsi, dan
struktur organisasinya. Dalam hal melakukan pemeriksaan, organisasi pemeriksa
harus bebas dari hambatan independensi di dalam memenuhi kewajiban
profesionalnya untuk melaksanakan audit; memberikan opini yang obyektif, tidak
bias, dan tidak dibatasi; dan melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan
sesuai keinginan eksekutif atau lembaga (Sawyer, 2005:35).
Menurut Sawyer (2005:35), Independensi dalam Program Audit adalah:
1. Bebas dari intervensi manajerial atas program audit.
2. Bebas dari segala intervensi atas prosedur audit.
3. Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang
disyaratkan untuk sebuah proses audit.
Independensi dalam Verifikasi, adalah:
1. Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan karyawan
yang relevan dengan audit yang dilakukan.
2. Mendapatkan kerja sama yang aktif dari karyawan manajemen selama
verifikasi audit.
3. Bebas dari segala usaha manajerial yang berusaha membatasi aktivitas
yang diperiksa atau membatasi pemerolehan bahan bukti.
(33)
Independensi dalam Pelaporan, adalah:
1. Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikansi dari
fakta-fakta yang dilaporkan.
2. Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal yang signifikan dalam
laporan audit.
3. Menghindari penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja
maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi
dalm interpretasi auditor.
4. Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor
mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal.
Pemeriksa harus mengambil keputusan yang konsisten dengan
kepentingan publik dalam melakukan pemeriksaan. Dalam melaksanakan
tanggung jawab profesionalnya, pemeriksa mungkin menghadapi tekanan dan atau
konflik dari manajemen entitas yang diperiksa, berbagai tingkat jabatan
pemerintah, dan pihak lainnya yang dapat mempengaruhi obyektivitas dan
independensi pemeriksa. Dalam menghadapi tekanan dan atau konflik tersebut,
pemeriksa harus menjaga integritas dan menjunjung tinggi tanggung jawab
kepada publik (BPK, 2007:16).
Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan publik, pemeriksa
harus melaksanakan seluruh tanggung jawab profesionalnya dengan derajat
(34)
yang diperiksa dan para pengguna laporan hasil pemeriksaan dalam melaksanakan
pemeriksaannya dengan tetap memperhatikan batasan kerahasiaan yang dimuat
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemeriksa harus berhati-hati
dalam menggunakan informasi yang diperoleh selama melaksanakan
pemeriksaan. Pemeriksa tidak boleh menggunakan informasi tersebut di luar
pelaksanaan pemeriksaan kecuali ditentukan lain.
Pelayanan dan kepercayaan publik harus lebih diutamakan di atas
kepentingan pribadi. Integritas dapat mencegah kebohongan dan pelanggaran
prinsip tetapi tidak dapat menghilangkan kecerobohan dan perbedaan pendapat.
Integritas mensyaratkan pemeriksa untuk memperhatikan jenis dan nilai-nilai
yang terkandung dalam standar teknis dan etika. Integritas juga mensyaratkan agar
pemeriksa memperhatikan prinsip-prinsip obyektivitas dan independensi.
Pemeriksa harus obyektif dan bebas dari benturan kepentingan (conflict of
interest) dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Pemeriksa juga
bertanggung jawab untuk mempertahankan independensi dalam sikap mental
(independent in fact) dan independensi dalam penampilan perilaku (independent
in appearance) pada saat melaksanakan pemeriksaan. Bersikap obyektif
merupakan cara berpikir yang tidak memihak, jujur secara intelektual, dan bebas
dari benturan kepentingan. Bersikap independen berarti menghindarkan hubungan
yang dapat mengganggu sikap mental dan penampilan obyektif pemeriksa dalam
melaksanakan pemeriksaan. Untuk mempertahankan obyektivitas dan
independensi maka diperlukan penilaian secara terus-menerus terhadap hubungan
(35)
D. Kualitas Hasil Pemeriksaan
Dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor
01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, dijelaskan
tentang Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang merupakan bagian dari kualitas
hasil pemeriksaan.
Laporan Hasil Pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan dari ketentuan dalam pengendalian peraturan perundang-undangan, dan ketidakpatutan, harus dilengkapi tanggapan dari pimpinan atau pejabat yang bertanggung jawab pada entitas yang diperiksa mengenai temuan dan rekomendasi serta tindakan koreksi yang direncanakan.
Laporan sebaiknya dibuat tepat pada waktunya, karena laporan yang sudah
lewat waktu kurang manfaatnya dan isi dari laporan itu tidak memihak (obyektif)
serta dapat dipertanggung jawabkan dengan bukti-bukti yang cukup kuat untuk
memenuhi syarat-syarat formil, informal, dan material (Karo-Karo, 2006 : 20).
Suatu laporan yang baik haruslah berisikan prinsip yang dikenal dengan
prinsip 10 (sepuluh) C, yaitu:
1. Correct, yaitu laporan harus menyajikan angka-angka yang tepat.
2. Complete, yaitu data yang disajikan dalam laporan harus lengkap.
3. Consice, yaitu laporan yang disajikan harus singkat.
4. Clear, yaitu laporan yang disajikan harus lengkap.
5. Comprehensive, yaitu laporan harus berisikan data yang menyeluruh.
6. Comparative, yaitu laporan sedapat mungkin disajikan dalam
(36)
8. Candid, yaitu laporan harus bersifat jujur.
9. Considerate, yaitu laporan harus mempunyai pertimbangan terhadap
sesuatu atau memperhatikan tujuan penyajian laporan tersebut.
10. Coordination, yaitu laporan sedapat mungkin memperhatikan
hubungannya satu sama lain.
Laporan pemeriksa intern atau laporan badan pengawas dapat dibuat
seperti berikut:
1. Laporan atau tunjukkan mengenai kesalahan yang ditemukan secara
terperinci.
2. Buat perincian bagaimana yang seharusnya terjadi, bila tidak terjadi
kesalahan tersebut.
3. Buat perincian bagaimana besarnya pengaruh dari kesalahan tersebut.
4. Berikan rekomendasi bagaimana cara untuk memperbaiki temuan atau
kesalahan tersebut.
Jika telah dibuat laporan yang terperinci seperti yang disebutkan di atas,
maka sebagai penutup dari laporan tersebut dibuat penilaian umum mengenai
seluruh pemeriksaan pada periode yang diperiksa dan saran atau rekomendasi dari
pemeriksa intern kepada pimpinan perusahaan. Bila pemeriksaan dilakukan oleh
badan pengawas di koperasi maka saran dan rekomendasi ditujukan kepada
(37)
Cara yang paling efektif untuk menjamin bahwa suatu laporan hasil
pemeriksaan telah dibuat secara wajar, lengkap, dan obyektif adalah dengan
mendapatkan reviu dan tanggapan dari penjabat yang bertanggung jawab pada
entitas yang diperiksa. Tanggapan atau pendapat dari pejabat yang bertanggung
jawab tidak hanya mencakup kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan,
penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, atau tidak
ketidakpatutan yang dilaporkan oleh pemeriksa, tetapi juga tindakan perbaikan
yang direncanakan. Pemeriksa harus memuat komentar pejabat tersebut dalam
laporan hasil pemeriksaannya.
Pemeriksa harus meminta pejabat yang bertanggung jawab untuk
memberikan tanggapan tertulis terhadap temuan, simpulan, dan rekomendasi,
termasuk tindakan perbaikan yang direncanakan oleh manajemen entitas yang
diperiksa.
Tanggapan yang diperoleh harus dievaluasi secara seimbang dan obyektif.
Tanggapan yang berupa suatu janji atau rencana untuk tindakan perbaikan tidak
boleh diterima sebagai alasan untuk menghilangkan temuan yang signifikan atau
rekomendasi yang berkaitan.
Apabila tanggapan dari entitas yang diperiksa bertentangan dengan
temuan, simpulan, atau rekomendasi dalam dalam laporan hasil pemeriksaan dan
menurut pemeriksa, tanggapan tersebut tidak benar atau apabila rencana tindakan
perbaikannya tidak sesuai dengan rekomendasi, maka pemeriksa harus
(38)
secara seimbang dan obyektif. Sebaliknya, pemeriksa harus memperbaiki
laporannya apabila pemeriksa berpendapat bahwa tanggapan tersebut benar.
Pelaksanaan pemeriksaan yang didasarkan pada Standar Pemeriksaan akan
meningkatkan kredibilitas informasi yang dilaporkan atau diperoleh dari entitas
yang diperiksa melalui pengumpulan dan pengujian bukti secara obyektif. Apabila
pemeriksa melaksanakan pemeriksaan dengan cara ini dan melaporkan hasilnya
sesuai dengan Standar Pemeriksaan maka hasil pemeriksaan tersebut akan dapat
mendukung peningkatan mutu pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara
serta pengambilan keputusan Penyelenggara Negara. Pemeriksaan pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan Negara juga merupakan salah satu unsur penting
dalam rangka terciptanya akuntabilitas publik. Hal ini sesuai dengan tujuan
Standar Pemeriksaan tersebut, yaitu untuk menjadi ukuran mutu bagi para
pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (BPK, 2007:10).
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian Surbakti Karo-Karo (2006) tentang Analisis Faktor-Faktor
Kompetensi Anggota Badan Pengawas dan Pengaruhnya terhadap Laporan Badan
Pengawas Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KP-RI) di Kota Medan
menunjukkan bahwa Kompetensi Anggota Badan Pengawas sebagai Variabel
Independen (yang terdiri dari: Latar Belakang Pendidikan, Pelatihan, Peran Aktif,
Pengalaman Kerja) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Laporan
(39)
mempunyai nilai pengaruh secara signifikan yang paling tinggi. Sedangkan,
variabel Pengalaman mempunyai nilai pengaruh secara signifikan yang paling
rendah.
Penelitian Rizal Iskandar Batubara (2008) tentang Analisis Pengaruh Latar
Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan
Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Study Empiris
pada Bawasko Medan) menunjukkan bahwa Latar Belakang Pendidikan,
Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa
sebagai variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan sebagai variabel dependen.
Variabel Independensi Pemeriksa mempunyai nilai pengaruh secara signifikan
yang paling tinggi. Variabel Latar Belakang Pendidikan secara parsial tidak
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
Penelitian ini mengacu pada kedua penelitian tersebut, dimana peneliti
untuk penelitian ini mencoba membahas faktor-faktor yang menyebabkan
tinggi-rendahnya Kualitas Hasil Pemeriksaan melalui Latar Belakang Pendidikan,
Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa pada Badan Pengawasan
(40)
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Surbakti
Karo-Karo
2006 Analisis Faktor-Faktor Kompetensi Anggota Badan Pengawas dan Pengaruhnya terhadap Laporan Badan Pengawas Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KP-RI) di Kota Medan Variabel Independen yaitu Kompetensi Anggota Badan Pengawas (Latar Belakang Pendidikan, Pelatihan, Peran Aktif, Pengalaman Kerja). Variabel Dependen yaitu Laporan Badan Pengawas. Kompetensi Anggota Badan Pengawas mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Laporan Badan Pengawas. Variabel Latar Belakang Pendidikan mempunyai nilai paling tinggi. Variabel Pengalaman mempunyai nilai paling rendah. Rizal Iskandar Batubara
2008 Analisis Pengaruh
Latar Belakang Pendidikan,
Kecakapan Profesional, Pendidikan
Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Study Empiris pada Bawasko Medan) Variabel Independen yaitu Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa. Variabel Dependen yaitu Kualitas Hasil Pemeriksaan. Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa secara simultan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Variabel Independensi Pemeriksa mempunyai
(41)
nilai paling tinggi. Variabel Latar Belakang Pendidikan secara parsial tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
(42)
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan
dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan
menguji hipotesis penelitian.
H. Desain Penelitian
Desain penelitian yang penulis lakukan adalah statistik deskriptif kausal
yaitu desain penelitian yang meneliti suatu objek penelitian dengan tujuan untuk
memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan
data demografi responden jika ada. Desain ini berguna untuk menganalisis
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu
variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30). Statistik deskriptif
dalam penelitian merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk
tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan. Tabulasi menyajikan
ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik.
(Ghozali & Ikhsan, 2006).
I. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Menurut Sugiono (2005:72): “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
(43)
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah Staf Badan Pengawasan Daerah
Kabupaten Dairi yang berjumlah 34 orang, dengan struktur sebagai berikut:
a. Kepala Badan Pengawasan Daerah – satu orang
b. Kepala Bagian Tata Usaha – satu orang
c. Kepala Sub Bagian (Kasubbag) – dua orang
d. Kepala Bidang (Kabid) – tiga orang
e. Kepala Sub Bidang (Kasubbid) – enam orang
f. Staf Pemeriksa – dua puluh satu orang
Penelitian ini bersifat survei, sehingga staf Badan Pengawasan Daerah
Kabupaten Dairi sejumlah 31 orang dijadikan sampel, dikarenakan 3 orang staf
Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi tidak dapat mengisi kuesioner pada
saat kuesioner disebarkan, yaitu 1 orang staf sedang mengikuti pendidikan di luar
kota dan 2 orang staf sedang melaksanakan tugas di KPU. Metode survei menurut
Ghozali & Ikhsan (2006) adalah pengumpulan data primer menggunakan
pertanyaan lisan atau tulisan dan memerlukan adanya kontak atau hubungan
antara peneliti dengan subjek (responden). Data penelitian dapat berupa data
subjek yang menyatakan opini, sikap, pengalaman, atau karakteristik subjek
(44)
2. Sampel
Menurut Sugiono (2005:73): “Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Sampel pada penelitian ini merupakan Staf Badan Pengawasan Daerah
Kabupaten Dairi yang berjumlah 31 orang.
J. Jenis Data dan Sumber Data
Untuk memperoleh data dan informasi dalam rangka penulisan skripsi ini,
jenis-jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Data Primer
Data Primer adalah data atau informasi yang berkaitan dengan penelitian
ini dan diperoleh secara langsung tanpa melalui perantara dari sumber asli/ utama
untuk menjawab pertanyaan penelitian, yang kemudian dikembangkan dengan
pemahaman sendiri oleh penulis di dalam mengambil kesimpulan. Misalnya
adalah kuesioner dan wawancara dengan pihak entitas yang berkaitan yaitu staf
pada Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang sudah diolah dan telah menjadi
dokumentasi yang bersumber dari entitas pemerintahan ataupun dari
sumber-sumber lainnya, misalnya: sejarah singkat Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi,
gambaran umum Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi, struktur organisasi
(45)
terkait dengan Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi, buku-buku literatur,
dan lain-lain.
K. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penulisan
skripsi ini, adalah:
a. Kuesioner
Teknik pengumpulan data ini adalah memberikan kuesioner yang
kemudian dijawab oleh para staf pemeriksa pada Badan Pengawasan Daerah
Kabupaten Dairi, yang berjumlah 34 orang. Akan tetapi, karena 1 orang staf
Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi sedang mengikuti pendidikan di luar
kota dan 2 orang staf Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi sedang
melaksanakan tugas di KPU, maka hanya 31 set kuesioner yang kembali.
Penjelasan petunjuk pengisisan kuesioner dibuat sesederhana dan sejelas mungkin
untuk memudahkan pengisian jawaban yang sesungguhnya dengan lengkap.
Setelah peneliti menerima kembali kuesioner yang telah diisi oleh staf Badan
Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi, maka peneliti akan menganalisis dan
mengambil kesimpulan dari kuesioner tersebut. Contoh kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini dilampirkan pada Lampiran 2.
b. Survei
Teknik pengumpulan data ini adalah teknik pengumpulan data primer yang
(46)
dengan subjek (responden). Data penelitian tersebut dapat berupa data subjek
yang menyatakan opini, sikap, pengalaman, atau karakteristik subjek penelitian
secara individual maupun kelompok.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data ini adalah dengan melihat dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu berupa: peraturan
perundang-undangan, buku-buku, bahan-bahan penerbitan lainnya, terutama yang berkaitan
dengan pengaruh tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, dan independensi
pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Badan Pengawasan Daerah
Kabupaten Dairi.
Teknik pengolahan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini
adalah dengan pengolahan statistik dengan bantuan SPSS 16.
L. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian empiris, maka sumber datanya adalah
data primer untuk menguji hipoteis yang diajukan. Variabel dari penelitian ini
terdiri dari variabel independen dan variabel dependen, yaitu: tingkat pendidikan,
pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa sebagai variabel
independen; dan kualitas hasil pemeriksaan sebagai variabel dependen.
1. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan oleh penulis meliputi variabel independen
(47)
a. Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo, 2002:63).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
(X1), pendidikan berkelanjutan (X2), dan independensi pemeriksa
(X3).
i. Tingkat Pendidikan (X1)
Tingkat Pendidikan didefinisikan sebagai tingkat pendidikan staf
Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi yang diukur dengan
tingkat atau strata pendidikan yang dimiliki oleh staf Badan
Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi. Untuk staf Badan
Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi, tingkat pendidikan dimulai
dari tingkat SLTA sampai dengan tingkat Pasca Sarjana. Indikator
lainnya adalah jurusan pendidikan yang dimiliki oleh staf Badan
Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi, yang terdiri dari jurusan
Ekonomi, FISIP, Hukum, Teknik, dan lainnya. Pengukurannya
menggunakan Skala Likert.
ii.Pendidikan Berkelanjutan (X2)
Pendidikan Berkelanjutan yang dimaksud di dalam penelitian ini,
indikatornya adalah staf Badan Pengawasan Daerah Kabupaten
Dairi yang telah mengikuti program pendidikan singkat, baik di
(48)
telah diikuti. Artinya semakin banyak mengikuti pelatihan maka
kualitas sumber daya manusia pada Badan Pengawasan Daerah
Kabupaten Dairi akan semakin lebih baik.
iii. Independensi Pemeriksa (X3)
Independensi Pemeriksa yang dimaksud di dalam penelitian ini,
indikatornya adalah terbebas dari gangguan pribadi, ekstern, dan
organisasi. Makna dari gangguan ini adalah ketika melakukan
pemeriksaan para staf Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi
harus terbebas dari ketiga gangguan tersebut. Sehingga kualitas
hasil pemeriksaan merupakan hasil pemeriksaan yang murni tanpa
kepentingan lainnya.
b. Variabel Dependen (variabel terikat)
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro dan Supomo,
2002:63).
Variabel dependen dari penelitian ini adalah Kualitas Hasil
Pemeriksaan (Y). Menurut Kuncoro (2006), variabel dependen adalah
variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan.
Yang menjadi indikator dalam Kualitas Hasil Pemeriksaan adalah
Program Kerja Pemeriksaan (PKP), Temuan, Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP), ekspose hasil pemeriksaan, dan tindak lanjut.
Semua itu merupakan produk dari hasil pemeriksaan yang telah
(49)
Tabel 3.1`
Indikator Pengukuran Variabel
No. Jenis Variabel Variabel Skala
Pengukuran 1. Variabel bebas Tingkat Pendidikan Likert 2. Variabel bebas Pendidikan Berkelanjutan Likert 3. Variabel bebas Independensi Pemeriksa Likert 4. Variabel terikat Kualitas Hasil Pemeriksaan Likert
Sumber : Penulis, 2008
2. Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran penelitian ini menggunakan tiga variabel independen
dan satu variabel dependen yang diukur dengan menggunakan Skala Likert. Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat, serta persepsi seseorang
atau sekelompok orang (Sugiono, 2003:86). Dalam Skala Likert, variabel yang
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Dalam hal ini akan digunakan
kuesioner untuk mendapatkan jawaban. Di dalam penelitian ini untuk mengukur
setiap variabel digunakan Skala Likert yaitu dengan bobot nilai 1 (satu) sampai 5
(lima). Oleh karena itu, pengukuran variabel ini menggunakan skala ordinal.
Skala Likert menggunakan 5 (lima) tingkatan jawaban yang dapat dilihat
dari tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No. Pertanyaan Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Netral atau ragu-ragu (N) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiono, 2003 : 86
(50)
M. Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan oleh penulis di dalam penyusunan
skripsi ini adalah metode analisis kuantitatif yaitu metode analisis data yang
menggunakan model matematika dan statistik dengan mengumpulkan, mengolah,
dan menginterpretasikan data yang diperoleh sehingga memberikan keterangan
yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Analisis
tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistik (SPSS) yaitu
metode analisis regresi berganda (multiple regretion analysis). Analisis atau
pengujian regresi berganda ini digunakan untuk menguji pengaruh
variabel-variabel independen/ bebas terhadap variabel-variabel dependen/ terikat dengan skala
pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier.
a. Uji Kualitas Data
Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat
dievaluasi melalui Pengujian Validitas (Validity Test) dan Pengujian Reliabilitas
(Reliability Test). Pengujian tersebut masing-masing untuk mengetahui
konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Ada
dua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data,
yaitu :
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
alat ukur (dapat berupa kuesioner) yang digunakan untuk mendapatkan
(51)
menghitung korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan
total skor dari item-item pertanyaan. Ghozali & Ikhsan (2006)
menyatakan Validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan
penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang
dijadikan objek pengujian berbeda. Instrumen yang valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiono, 2005:109).
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat
pengukur dapat dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan
hasil pengukuran yang diperoleh dengan relatif konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu, maka alat pengukur tersebut reliabel. Uji
Reliabilitas juga dapat diartikan sebagai instrumen yang digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan
data yang sama (Sugiono, 2005:109). Pengujian Reliabilitas pada
dasarnya bisa dilakukan dengan Repeated Measure dan One Shot
(Karo-Karo, 2006:36). Dalam penelitian yang dilakukan ini, uji
reliabilitas dilakukan dengan satu kali pengukuran (one shot), karena
pengukuran yang berulang (repeated measure) membutuhkan waktu
dan biaya yang cukup besar. Dalam penelitian ini, peneliti akan
(52)
menggunakan teknik Cronbach Alpha (Karo-Karo, 2006:36).
Pengujian ini menentukan konsistensi jawaban responden atas suatu
instrumen penelitian. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan
baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Uji Validitas dan
Reliabilitas dilakukan kepada 31 responden yaitu staf pada Badan
Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi.
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi
klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar data-data dapat bermakna dan
bermanfaat. Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum
melakukan pengujian hipotesis. Menurut Ghozali (2005:123), asumsi klasik yang
harus dipenuhi adalah:
a. Berdistribusi normal
b. Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.
c. Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi.
d. Homoskedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.
Menurut Kuncoro (2006), inti metode Ordinary Least Square
mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah dari kuadrat
kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut. Adapun uji asumsi klasik
model regresi berganda dengan metode penaksiran OLS (Ordinary Least Square)
(53)
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel terikat atau variabel bebas atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005:110). Uji ini ditujukan
untuk mendapatkan kepastian terpenuhinya syarat normalitas yang
akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah-langkah
analisis statistik sehingga kesimpulan yang diambil dapat
dipertanggungjawabkan. Model regresi yang baik adalah yang
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pedoman
tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal
dapat didasarkan pada analisis grafik dan analisis statistik. Analisis
grafik dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal atau mengikuti kurva berbentuk lonceng dan grafik
normal probability plot (P-Plot) yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik-titik) pada sumbu diagonal dari grafik
atau dengan melihat histogram dari residualnya, jika data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal akan
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas. Pengujian data pada penelitian ini juga
(54)
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Multikolinearitas merupakan suatu fenomena adanya korelasi yang
sempurna antara variabel-variabel bebas diantara satu dengan lainnya.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel bebas. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini
tidak ortogonal yaitu variabel bebas yang nilai korelasi diantara
sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi Multikolinearitas, akan
mengakibatkan timbulnya kesalahan standar penaksir dan probabilitas
untuk memerima hipotesis yang salah menjadi semakin besar. Untuk
mendeteksi adanya Multikolinearitas digunakan juga nilai Variance
Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel bebas. Jika nilai
VIF lebih besar dari 10 maka variabel tersebut dikatakan mempunyai
Multikolinearitas dengan variabel lainnya. Akan tetapi, jika nilai
Variance Inflaction Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas
dari multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi terjadi ketidaksamaan (variance) dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
(55)
homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
homoskedastisitas (Ghozali, 2005:105). Salah satu asumsi pokok
dalam model regresi linear klasik ialah bahwa variance setiap
disturbans term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai
variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan α. Untuk menguji heteroskedastisitas ini, peneliti menggunakan uji metode grafik, dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang
tergambar pada output SPSS yaitu gambar Scatter-Plot antara variabel
dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar
pengambilan keputusan (Karo-Karo, 2006:37), adalah:
1) Jika pola penyebaran data membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang melebar, kemudian menyempit), maka terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak terdapat pola yang jelas, sebaran data di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas yaitu model regresi yang homoskedastisitas.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk melihat prediksi nilai
(56)
Daerah Kabupaten Dairi, sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh antara
variabel independen (X1, X2, dan X3) dengan variabel dependen (Y).
4. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis diajukan untuk menemukan apakah ada
pengaruh tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, dan independensi
pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Badan Pengawasan Daerah
Kabupaten Dairi. Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan, maka data yang
terkumpul dari hasil kuesioner diolah melalui tahapan, editing, coding, dan
tabulasi. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis
regresi berganda (multiple regretion analysis).
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002), analisis regresi berganda
umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen
terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam
suatu persamaan linear. Pengaruh variabel independen (karena umumnya ada
korelasi antar variabel independen), dalam analisis regresi berganda dapat diukur
secara terpisah dan secara bersama-sama terhadap konstruk variabel. Adapun
bentuk matematis analisis regresi berganda sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ε
Dimana :
Y = Kualitas Hasil Pemeriksaan
(57)
b1 = Koefisien regresi Tingkat Pendidikan
b2 = Koefisien regresi Pendidikan Berkelanjutan
b3 = Koefisien regresi Independensi Pemeriksa
X1 = Tingkat Pendidikan
X2 = Pendidikan Berkelanjutan
X3 = Independensi Pemeriksa
ε = Standard Error (tingkat kesalahan pengganggu)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik parametrik.
Oleh karena itu, setiap data konstruk variabel harus terlebih dahulu diuji
normalitasnya. Statistik parametrik menurut Ghozali & Ikhsan (2006) merupakan
uji yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter
populasi yang merupakan sumber sampel penelitiannya. Syarat-syarat itu biasanya
tidak diuji dan dianggap sudah dipenuhi. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan (α) 0,05 atau 5 % untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak dengan cara menguji nilai F. Apabila nilai F
positif berarti hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan latar belakang pendidikan,
pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa secara simultan
berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Untuk menguji masing-masing
variabel independen secara terpisah terhadap kualitas hasil pemeriksaan dilakukan
dengan menguji nilai t dengan uji dua sisi pada tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5 %. Kriteria pengujian yang digunakan adalah menerima hipotesis jika nilai t hasil
(58)
N. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada bulan Oktober 2007 sampai
dengan selesai, bertempat di Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Dairi yang beralamat di Jalan Rumah Sakit Umum No. 14,
Sidikalang. Untuk jadwal penelitian akan dijabarkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Penelitian 2007 2008
1 Penyusunan Proposal 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2 Pengesahan Proposal
3 Pengumpulan Data 4 Pengolahan Data 5 Pembuatan Laporan 6 Seminar
7 Perbaikan Laporan Penelitian
(59)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Bab ini menguraikan pengujian data dan hasil penelitian. Pengujian
diawali dengan uji kualitas data (validitas) dan uji keterandalan (reliabilitas) dari
setiap butir pertanyaan/ pernyataan instrumen penelitian menggunakan analisis
faktor yaitu teknik Cronbach Alpha. Kemudian dilanjutkan dengan Uji Asumsi
Klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskesdatisitas. Pengolahan data penelitian berupa deskripsi dan inferensi.
Pengujian data dengan menggunakan statistik deskriptif bertujuan untuk
memberikan gambaran terhadap data-data pada variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian. Sedangkan pengujian data dengan menggunakan
statistik inferensial ditujukan untuk menguji hipotesis penelitian, yang dapat
dikelompokkan menjadi statistik parametrik dan non-parametrik (Nugroho,
2005:1). Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS versi 16.0.
E. Pengujian Kualitas Data Penelitian
1. Gambaran Umum Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daer
Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daera
(60)
yang usianya cukup tua. Pemerintahan Kabupaten Dairi telah ada sebelum masa
penjajahan Belanda antara tahun 1852 sampai tahun 1942.
Kabupaten Dairi secara geografis terletak diantara 98 0 00'-98 0 30'3T dan
2 0 15’-3 0 00' LU yaitu di sebelah Barat Laut provinsi Sumatera Utara.
Kabupaten Dairi secara administratif terdiri dari 15 kecamatan, 8 kelurahan, dan
148 desa. Luas wilayah Kabupaten Dairi adalah 1.927,82 Km2, dengan jumlah
penduduk 272.388 jiwa. Berdasarkan Surat Residen Tapanuli Nomor 1256
tanggal 12 September 1947, ditetapkan Paulus Manurung sebagai Bupati Pertama
Kabupaten Dairi yang berkedudukan di Sidikalang, terhitung mulai tanggal 1
Oktober 1947. Berdasarkan tanggal ketetapan bupati pertama tersebutlah yang
akhirnya menjadi dasar kesepakatan antara pemerintah dan masyarakat untuk
ditetapkan sebagai "Hari Jadi Kabupaten Dairi" melalui Keputusan DPRD
Kabupaten Dairi Nomor 4/K-DPRD/1977 tanggal 29 April 1977.
Setiap daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan daerah Kota mempunyai
Pemerintahan Daerah yang diatur dengan undang-undang. Pemerintah Daerah dan
DPRD adalah penyelenggara Pemerintahan Daerah menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintah Daerah adala
Daerah.
Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada
(61)
pemerintahan di daerah. Pada Daer
Dalam penyelenggaraan
oleh Perangkat Daerah yang terdiri dari:
a. unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi,
diwadahi dalam Sekretariat;
b. unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk Inspektorat;
c. unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk Badan;
d. unsur pendukung tugas Kepala Daerah dalam penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam
Lembaga Teknis Daerah; serta
e. unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam Dinas Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi
adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang
terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, namun tidak berarti bahwa setiap
penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.
Komitmen Pemerintah terhadap fungsi pengawasan terlihat dengan
dibentuknya aparat pengawasan dengan Keputusan Presiden No. 31 tahun 1983
tentang Kedudukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, disamping
aparat pengawasan lain seperti Inspektorat Jendral Departemen, Inspektorat
(62)
Presiden RI Nomor 44 tahun 1974, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 219
Tahun 1979 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 220 Tahun 1979.
Dalam era otonomi daerah saat ini fungsi pengawasan atas
penyelenggaraan fungsi pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah makin ditingkatkan. Hal ini tertuang jelas dalam Pasal 25 Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 yang menyebutkan: “Pemeriksaan atas pelaksanaan,
pengolahan, dan pertanggungjawaban keuangan daerah dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
Dari bunyi Pasal 5 dan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
maka fungsi pengawasan/ pemeriksaan untuk masing-masing:
a. Tingkat Provinsi oleh Badan Pengawasan Daerah Provinsi.
b. Tingkat Kabupaten oleh Badan Pengawasan Daerah Kabupaten.
c. Tingkat Kota oleh Badan Pengawasan Daerah Kota.
d. BUMD oleh Satuan Pengawas Intern
Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi adalah lembaga yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 05 Tahun 2004
yang merupakan Unsur Penunjang Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh
seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan Pengawasan Daerah mempunyai tugas
untuk membantu Bupati di dalam bidang pengawasan Daerah, yang meliputi
bidang pemerintahan, pembangunan, keuangan, dan kekayaan. Badan Pengawasan
(63)
Pembangunan. Bidang Keuangan dan Kekayaan, dan Kelompok Jabatan
Fungsional.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Badan Pengawasan Daerah
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis, program, dan kegiatan dalam lingkup
Pengawasan Daerah.
b. Pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah
oleh Perangkat Daerah dan pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) dan Usaha Daerah lainnya.
c. Pelaksanaan pemeriksaan, pengujian, dan penilaian atas kinerja
Perangkat Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta
Usaha Daerah lainnya.
d. Pelaksanaan pengusutan dan penyidikan terhadap dugaan
penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang baik berdasarkan
temuan hasil pemeriksaan maupun pengaduan atau informasi dari
berbagai pihak.
e. Pelaksanaan tindakan awal sebagai pengamanan diri terhadap dugaan
penyimpangan yang dapat merugikan daerah.
f. Pelaksanaan fasilitasi dalam penyelenggaraan otonomi daerah melalui
pemberian konsultasi.
g. Pelaksanaan pelayanan informasi pengawasan kepada semua pihak.
(64)
i. Pelaksanaan koordinasi dan bekerja sama dengan pihak yang
berkompeten dalam rangka menunjang kelancaran tugas pengawasan,
terutama dalam pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan dan
pemeriksaan bidang pemerintahan, pembangunan, keuangan dan
kekayaan.
j. Pelaporan hasil pengawasan disampaikan kepada Bupati dengan
tembusan kepada DPRD.
k. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh Bupati.
l. Pengelolaan dukungan teknis dan administratif (ketatausahaan).
Untuk tingkat Pemerintah Pusat, badan pengawasan tersebut dikenal
dengan nama Inspektorat Jenderal yang ada pada setiap Departemen. Sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.79 Tahun 2005 tentang
Pedoman dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Pasal 24 yang
menyatakan pengawasan terhadap urusan pemerintah di daerah dilaksanakan oleh
Aparat Pengawas Intern Pemerintah sesuai dengan fungsi dan kewenangannya,
aparat pengawas intern yang dimaksud adalah Inspektorat Jenderal Departemen,
unit pengawasan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Inspektorat Provinsi dan
Inspektorat Kabupaten/Kota.
Untuk daerah juga diatur pada Peraturan Pemerintah Repubik Indonesia
No.79 Tahun 2005 Pasal 25 yaitu Inspektorat Provinsi dalam pelaksanaan tugas
pengawasan bertanggung jawab kepada Gubernur. Inspektorat Kabupaten/ Kota
(65)
Walikota. Inspektorat Provinsi dalam pelaksanaan tugas pengawasan, mendapat
pembinaan dari sekretaris daerah Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/ Kota dalam
pelaksanaan tugas selain tugas pengawasan, mendapat pembinaan dari Sekretaris
Daerah Kabupaten/ Kota.
Salah satu teknik pengawasan yang lazim dilaksanakan adalah
pemeriksaan (auditing) yaitu kegiatan untuk menilai apakah hasil pelaksanaan
yang sebenarnya telah sesuai dengan yang seharusnya dan untuk
mengindentifikasi penyimpangan atau hambatan yang ditemukan.
Sistem pengawasan intern terdiri dari 4 unsur, yaitu :
a. Unsur rencana organisasi yang memungkinkan pemisahan tanggung
jawab fungsional.
b. Unsur sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang memadai untuk
memungkinkan adanya pengawasan akuntansi terhadap harta,
kewajiban, hasil (revenue), dan beban (expense).
c. Unsur kebiasaan yang sehat untuk diikuti dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi tiap bagian organisasi.
d. Unsur tingkat mutu para pegawai yang sesuai dengan tanggung jawab
mereka.
Dengan demikian, maka tujuan pengawasan antara lain adalah mengamati
apa yang sebenarnya terjadi dan membandingkan dengan apa yang seharusnya
(1)
Lampiran 7 : Uji Normalitas
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tingkat Pendidikan
Pendidikan Berkelanjutan
Independensi Pemeriksa
Kualitas Hasil Pemeriksaan
N 31 31 31 31
Normal Parametersa Mean 5.0645 17.3548 19.5806 20.8387 Std. Deviation 1.61112 1.90698 2.77818 3.65237 Most Extreme Differences Absolute .158 .187 .111 .211 Positive .133 .187 .111 .127 Negative -.158 -.175 -.108 -.211 Kolmogorov-Smirnov Z .878 1.040 .619 1.172 Asymp. Sig. (2-tailed) .424 .230 .838 .128 a. Test distribution is Normal.
(2)
Lampiran 8 : Uji Multikolinearitas
Regression
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Independensi
Pemeriksa, Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutana
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kualitas Hasil Pemeriksaan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.147 5.804 1.059 .299
Tingkat Pendidikan -.497 .341 -.219 -1.458 .156 .983 1.017
Pendidikan Berkelanjutan .179 .299 .094 .599 .554 .907 1.102 Independensi Pemeriksa .720 .206 .548 3.502 .002 .908 1.101 a. Dependent Variable: Kualitas Hasil Pemeriksaan
(3)
(4)
Lampiran 10 : Pengujian Model
Test Pengujian Klasik
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Independensi
Pemeriksa, Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutana . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kualitas Hasil Pemeriksaan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .633a .401 .334 2.97993 2.734
a. Predictors: (Constant), Independensi Pemeriksa, Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan
b. Dependent Variable: Kualitas Hasil Pemeriksaan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 160.434 3 53.478 6.022 .003a
Residual 239.760 27 8.880
Total 400.194 30
a. Predictors: (Constant), Independensi Pemeriksa, Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan
(5)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.147 5.804 1.059 .299
Tingkat Pendidikan -.497 .341 -.219 -1.458 .156 .983 1.017
Pendidikan Berkelanjutan .179 .299 .094 .599 .554 .907 1.102
Independensi Pemeriksa .720 .206 .548 3.502 .002 .908 1.101
a. Dependent Variable: Kualitas Hasil Pemeriksaan
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 15.8380 25.4782 20.8387 2.31253 31
Std. Predicted Value -2.162 2.006 .000 1.000 31
Standard Error of Predicted
Value .568 1.833 1.030 .296 31
Adjusted Predicted Value 16.5842 26.8224 21.0122 2.34260 31
Residual -10.83803 6.31094 .00000 2.82701 31
Std. Residual -3.637 2.118 .000 .949 31
Stud. Residual -4.613 2.296 -.025 1.118 31
Deleted Residual -17.43905 7.41576 -.17344 3.97387 31
Stud. Deleted Residual -9.840 2.511 -.189 1.942 31
Mahal. Distance .121 10.388 2.903 2.226 31
Cook's Distance .000 3.241 .129 .580 31
Centered Leverage Value .004 .346 .097 .074 31
(6)