Tabel 4.5. Hasil Pengujian Validitas Variabel Sistem InformasiX
1
Item Pertanyaan Pearson
correlation Batas
Signifikan Keterangan
1 0,000 0,05
Valid 2 0,000
0,05 Valid
3 0,000 0,05
Valid
4 0,000 0,05
Valid
Sumber: lampiran 6 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Pearson
Correlation yang diperoleh untuk keseluruhan butir pernyataan variabel sistem informasi dengan taraf signifikan 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan butir pernyataan atau variabel sistem pemahaman dalam penelitian ini telah valid.
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Validitas Variabel Penganggaran X
2
Item Pertanyaan Pearson
correlation Batas
Signifikan Keterangan
1 0,000 0,05
Valid 2 0,000
0,05 Valid
3 0,000 0,05
Valid
4 0,000 0,05
Valid
Sumber: lampiran 6 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Pearson
Correlation yang diperoleh untuk keseluruhan butir pernyataan variabel Penganggaran dengan taraf signifikan 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan butir pernyataan atau variabel Penganggaran dalam penelitian ini telah valid.
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Validitas Variabel Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Y
Item Pertanyaan Pearson
correlation Batas
Signifikan Keterangan
1 0,000 0,05
Valid 2 0,000
0,05 Valid
3 0,000 0,05
Valid
4 0,000 0,05
Valid
Sumber: lampiran 6
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Pearson Correlation yang diperoleh untuk keseluruhan butir pernyataan variabel
Sistem Pengendalian Intern dengan taraf signifikan 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan butir pernyataan atau
variabel Sistem Pengendalian Intern dalam penelitian ini telah valid. 4.3.1.2.Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali 2006: 41 realibitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah koefisien alfa dari Cronbach Alpha. Dan
kriteria pengujian sebagai berikut: a.
Jika nilai alpha 0,60 berarti pernyataan reliabel b.
Jika nilai alpha 0,60 berarti pernyataan tidak reliable. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika mempunyai nilai
Cronbach Alpha 0,60 Ghozali 2001, 133.
Tabel 4.8. : Hasil Uji Reliabilitas
Item pertanyaan Cronbach
Alpha
hitung
Cronbach Alpha yang disyaratkan
Ket. Sistem Informasi X
1
0,834 0,60
Reliabel PenganggaranX
2
0,786 0,60
Reliabel Efektivitas Sistem Pengendalian
Manajemen Y 0,734 0,60
Reliabel
Sumber : lampiran 6 Dari hasil pengujian diatas diperoleh nilai Cronbach Alpha
hitung untuk masing-masing variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini
lebih besar dari nilai nilai Crobach Alpha yang disyaratkan yaitu sebesar
0,60. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan instrumen telah reliabel,
sehingga jawaban yang diberikan oleh responden dapat dipercaya. 4.3.1.3.Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal yang dapat dilakukan dengan berbagai metode
diantaranya adalah Kolmogorov Smirnov. Dasar pengambilan keputusan menurut Sumarsono 2002 : 40 yaitu Nilai signifikansi atau nilai
probabilitas 0,05 maka distribusi adalah tidak normal simetris. Dan nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05 maka distribusi adalah
normal simetris. Dari hasil pengujian normalitas yang dilakukan terhadap variabel-
variabel yang diteliti dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.9 : Hasil Pengujian Normalitas
Kolmogorov-Smienov Statistic
Df Sig
Sistem Informasi X
1
0,122 30
0,200 PenganggaranX
2
0,132 30
0,190 Efektivitas Sistem Pengendalian
Manajemen Y 0,158 30 0,054
Sumber: lampiran 5 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai statistik Kolmogorov-
Smirnov yang diperoleh mempunyai taraf signifikan yang lebih besar dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa semua variabel yang diteliti
berdistribusi normal.
4.3.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik
4.3.2.1.Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali 2006: 91 uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi
karena VIF = 1tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adaanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau
sama dengan nilai VIF 10. Berikut ini hasil pengujian Multikolinieritas seperti yang nampak pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.10 : Hasil Pengujian Multikolinieritas
Variabel Tolerance
VIF
Sistem Informasi X
1
0,985 1,015
Penganggaran X
2
0,985 1,015
Sumber : Lampiran 7 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk semua
variabel mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 Ghozali, 2001:57, yang berarti bahwa pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini sudah terbebas
dari penyimpangan multikolinieritas.
4.3.2.2.Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2006: 105.
Menurut Santoso 2001: 208, untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah:
- Nilai Probabilitas 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas - Nilai Probabilitas 0,05 berarti terkena dari heteroskedastisitas
Berikut ini hasil uji Heteroskedastisitas :
Tabel 4.11. : Hasil Uji Heteroskedastisitas No
Variabel Nilai mutlak
dari residual Taraf
Signifikansi Keterangan
1 2
Sistem Informasi X
1
Penganggaran X
2
0,022 0,036
0,909 0,849
Non Heteroskedastisitas Non Heteroskedastisitas
Sumber : lampiran 8 Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat diketahui bahwa besarnya
taraf signifikan dari korelasi antara variabel bebas dengan Unstandardised Residual adalah lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi ini. 4.3.2.3.Autokorelasi
Menurut Ghozali 2006: 95 uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Untuk mengetahui tidak adanya autokorelasi, maka perlu
dilihat tabel Durbin Watson. Sebagai berikut:
Tabel 4.12.. Ketentuan Uji Durbin Watson
Nilai d Kesimpulan
0 d dl dl
≤ d ≤ du 4 - dl d 4
4 - du ≤ d ≤4 – dl
du d 4 – du Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau
negatif
Sumber : Ghozali ,2006 : 96 Dalam penelitian ini, besarnya Durbin Watson setelah dianalisis
adalah 1,791 lampiran 7. Untuk mengetahui adanya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel Durbin Watson dengan jumlah variabel bebas K =
3 sedangkan jumlah pengamatan 30 maka diperoleh dl = 1,214 dan du = 1,650 lampiran 9. Sehingga dapat disimpulkan karena nilai dari analisis
sebesar 1,791 berada pada daerah tidak ada autokorelasi sehingga dapat
diputuskan bahwa telah terbebas dari penyimpangan autokorelasi. 4.3.3.
Deskripsi Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda 4.3.3.1.Pengujian Regresi Linier Berganda Pengaruh Sistem Informasi X
1
dan Penganggaran X2Terhadap Efektivitas Pengendalian Sistem Manajemen Y
Untuk mengetahui pengaruh dari pengaruh sistem informasi X
1
dan penganggaran X
2
terhadap efektivtas pengendalian sistem manajemen Y dilakukan pengujian regresi linier berganda, dimana dari
hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut Lampiran 2:
Tabel 4.13 : Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
5,482 2,825
1,940 ,063
,297 ,144
,340 2,069
,048 ,385
,370 ,337
,985 1,015
,335 ,150
,368 2,240
,033 ,410
,396 ,365
,985 1,015
Constant sistem informa
penganggaran Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Zero-order Partial Part
Correlations Tolerance
VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: efektivitas sistem pengendalian manajemen a.
Sumber : Lampiran 7
Y = 5,482 + 0,297 X
1
+ 0,335 X
2
Dari persamaan regresi diatas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut :
b = Konstanta = 5,482
Menunjukkan besarnya nilai dari variabel Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Y apabila variabel Sistem Informasi
X
1
dan Penganggaran X
2
sama dengan nol atau konstan, maka
Y sebesar 5,482.
b
1
= Koefisien regresi untuk X
1
= 0,297
Koefisien regresi untuk variabel Sistem Informasi X
1
adalah
sebesar 0,297 dan mempunyai koefisien regresi positif. Hal ini
menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi setiap peningkatan pada variabel Sistem Informasi
X
1
sebesar 1 satuan akan meningkatkan Efektivitas Sistem
Pengendalian Manajemen Y sebesar 0,297 satuan. Demikian juga
sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel Sistem Informasi X
1
sebesar 1 satuan maka akan mengakibatkan penurunan pada Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen Y
sebesar 0,297 satuan. Dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya
adalah konstan. b
2
= Koefisien regresi untuk X
2
= 0,335
Koefisien regresi untuk variabel Penganggaran X
2
adalah sebesar
0,335 dan mempunyai koefisien regresi positif. Hal ini
menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi setiap peningkatan pada variabel Penganggaran X
2
sebesar 1 satuan akan meningkatkan Efektivitas Sistem
Pengendalian Manajemen Y sebesar 0,335 satuan. Demikian juga
sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel Penganggaran X
2
sebesar 1 satuan maka akan mengakibatkan penurunan pada
Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Y sebesar 0,335
satuan. Dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan.
4.3.4. Uji Kesesuaian Model
Untuk menguji kesesuaian model guna mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat di gunakan uji F.
Tabel 4.14. Hasil Pengujian Anova Model F
Sig.
Y=5,482 + 0,297X
1
+ 0,335 X
2
5,294 0,011
Sumber: Lampiran 6 Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai F
hitung
yang diperoleh adalah sebesar 5,294 dengan taraf signifikan sebesar 0,011 olah
data. Karena taraf signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 , maka model regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu Y=5,482 + 0,297X
1
+ 0,335 X
2
, cocok digunakan dalam untuk menguji hipotesis yang diajukan.
4.3.5. Pengujian Hipotesis Pengaruh Pengaruh Sistem Informasi X
1
dan Penganggaran X2 Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian
Manajemen Y
Adapun hasil dari pengujian dengan menggunakan uji t adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15. Hasil Pengujian Regresi
Coefficients
a
1,940 ,063
2,069 ,048
,385 ,370
,337 2,240
,033 ,410
,396 ,365
Constant sistem informasi
penganggaran Model
1 t
Sig. Zero-order
Partial Part
Correlations
Dependent Variable: efektivitas sistem pengendalian manajemen a.
Sumber :Lampiran 7 Sedangkan untuk pengaruh nyata atau tidak masing-masing
variabel dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Pengaruh variabel Sistem Informasi X
1
terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Y
Nilai koefisien korelasi r parsial variabel Sistem Informasi X
1
terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Y adalah sebesar 0,370. Sedangkan nilai koefisien determinasi atau pengaruh
r
2
parsial variabel Sistem Informasi terhadap Efektivtas Sistem
Pengendalian Manajemen adalah sebesar 0, 370
2
= 0,1369 atau 13,69. Jadi pengaruh yang telah diberikan antara Variabel Sistem
Informasi X
1
terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Y sebesar 32,60. Sedangkan nilai t
hitung
yang diperoleh adalah 2.069 dengan taraf signifikan sebesar 0,048. Karena taraf signifikan
yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka secara nyata Sistem
Informasi berpengaruh terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian
Manajemen. 2.
Pengaruh variabel Penganggaran X
2
terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Y
Nilai koefisien korelasi r parsial variabel Penganggaran X
2
terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Y adalah sebesar 0,396. Sedangkan nilai koefisien determinasi atau pengaruh
r
2
parsial variabel Penganggaran terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen adalah sebesar 0,396
2
= 0,1568 atau 15,68. Jadi pengaruh yang telah diberikan antara Variabel
Penganggaran X
2
terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Y sebesar 15,68. Sedangkan nilai t
hitung
yang diperoleh adalah 2,240 dengan taraf signifikan sebesar 0,033. Karena
taraf signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka secara nyata Penganggaran berpengaruh terhadap Efektivitas Sistem
Pengendalian Manajemen. Dengan demikian semua variabel indikator dapat terbukti
berpengaruh nyata dan positif terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen.
4.4. Pembahasan
Pada penelitian ini diperoleh hasil pengujian terhadap pengaruh Sistem Informasi dan Penganggaran terhadap Efektivitas Sistem
Pengendalian Intern di peroleh hasil bahwa secara simultan dan parsial kedua faktor yakni Sistem Informasi dan Penganggaran terhadap Efektivitas
Sistem Pengendalian Intern berpengaruh secara nyata terhadap terhadap Efektifitas Sistem Pengendalian Intern.
Variabel sistem informasi berpengaruh positif signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen dengan nilai t
hitung
yang diperoleh adalah sebesar 2,069 dan taraf signifikan sebesar 0,048, dimana
nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini menjelaskan apa yang telah dikutip oleh oleh Supriyono 2000: 2: 241, sikap manajer terhadap para
karyawan akan mempengaruhi motivasi para karywannya, sehingga akhirnya akan mempengaruhi pula produktivitas karyawan, sehingga
akhirnya mempengaruhi pula produktivitas karyawan. Menurut Supriyono 2000: 7 Sistem informasi merupakan alat pengendalian untuk menunjang
efektivitas sistem pengendalian manajemen. Perancang sistem harus mempelajari dan mengobservasi dengan seksama informasi apa yang
diperlukan oleh organisasi tersebut dan mendesain sistem pengendalian manajemen untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sistem informasi
menghasilkan informasi yang diperlukan oleh Sistem Pengendalian Manajemen, sistem informasi mengumpulkan data terinci mengenai setiap
data transaksi yang terjadi dalam organisasi. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi digunakan oleh pemakai eksternal dan pemakai internal
karena Semakin berkualitas sistem informasi yang diperoleh oleh suatu
perusahaan maka semakin baik efektivitas sistem pengendalian manajemen