Adsorpsi fisik fisisorpsi Adsorpsi kimia kemisorpsi

11 dalam pembentukan kofaktor enzim ekstraseluler yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum Pambayun, 2002. Nata merupakan makanan berkalori rendah karena mengandung serat tinggi hasil sintesis gula oleh bakteri Acetobacter xylinum berbentuk agar, berwarna putih dan mengandung air Jannur majesty, dkk., 2015.

4. Adsorpsi

Adsorpsi adalah proses proses melekatnya partikel-partikel atau zat-zat pada permukaan. Adsorpsi terjadi jika gaya tarik menarik antara zat terlarut dengan permukaan penyerap dapat mengatasi gaya tarik menarik antara pelarut dengan permukaan. Zat atau molekul yang terserap kepermukaan disebut adsorbat sedangkan zat atau molekul yang menyerap disebut adsorben. Sukardjo, 1989 : 190. Pada proses adsorpsi dalam larutan jumlah zat yang teradsorpsi tergantung dari jenis adsorben, temperatur, dan juga tekanan Atkin, 1997: 190-191. Adapun Adsorpsi dapat terjadi melalui dua cara yaitu:

a. Adsorpsi fisik fisisorpsi

Adsorpsi fisika terjadi karena adanya gaya-gaya fisika. Pada jenis adsorpsi fisika ini, terjadi beberapa lapisan gas. Besarnya energi adsorpsi fisika sekitar 10 kjmol. Molekul-molekul yang diadsorpsi secara fisika tidak terikat kuat pada permukaan, dan biasanya terjadi proses balik yang cepat, sehingga mudah untuk diganti dengan molekul yang lain. Adsorpsi fisika didasarkan pada gaya Van der Waals, dan dapat terjadi pada 12 permukaan yang polar dan non polar. Adsorpsi juga mungkin terjadi dengan mekanisme pertukaran ion. Permukaan padatan dapat mengadsorpsi ion-ion dari larutan dengan mekanisme pertukaran ion. Karena itu ion pada gugus senyawa permukaan padatan adsorbennya dapat bertukar tempat dengan ion-ion adsorbat. Mekanisme pertukaran ini merupakan penggabungan dari mekanisme kemisorpsi dan fisisorpsi, karena adsorpsi jenis ini akan mengikat ion-ion yang diadsorpsi dengan ikatan secara kimia, tetapi ikatan ini mudah dilepas kembali untuk dapat terjadinya pertukaran ion Atkin, 1982: 206. Banyak zat yang teradsorpsi dalam proses adsorpsi fisik berupa lapisan monomolekul dan banyak adsorpsi fisik akan makin kecil dengan naiknya suhu atkins, 1997: 437.

b. Adsorpsi kimia kemisorpsi

Adsorpsi kimia dapat terjadi bila terdapat interaksi kimia antara molekul zat yang teradsorpsi dengan molekul adsorben. Pada adsorpsi ini melibatkan pertukaran elektron antara molekul yang teradsorpsi dengan permukaan. Panas yang dihasilkan pada kemisorpsi lebih besar dari panas yang dihasilkan pada fisisorpsi, yaitu 40 Kjmol. Ikatan yang terjadi adalah ikatan kovalen atau ionik, atau keduanya. Adsorpsi kimia hanya membentuk lapisan tunggal pada permukaan dan energi yang terlibat pada adsorpsi kimia jauh lebih besar daripada adsorpsi fisik. Pemanfaatan proses adsorpsi pada proses kimia, contohnya dalam dunia industri memiliki keuntungan seperti: biaya rendah, tidak ada efek samping zat beracun, dan mampu menghilangkan bahan-bahan 13 organik lebih baik dibandingkan dengan perlakuan biologi yang konvensional. Faktor-faktor yang mempengaruhi adsorpsi ialah Cornel Miller, 1995: 25 struktur dan konsentrasi zat kimia adsorbat, struktur dan konsentrasi adsorben, pH media, ukuran partikel, kapasitas pertukaran elektron, dan suhu. Menurut Adamson 1990, faktor-faktor yang mempengaruhi adsorpsi antara lain:

1. Luas permukaan adsorben