FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK YANG MENYEBABKAN PENDUDUK SUKU BANTEN BERMIGRASI KE KELURAHAN SUKAJAWA KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

(1)

ABSTRACT

THE PUSHING AND THE INTERESTING FACTORS THAT CAUSE RESIDENT OF BANTEN ETHNIC GROUP MIGRATE TO SUKAJAWA

VILLAGE, WEST TANJUNG KARANG SUBDISTRICT, BANDAR LAMPUNG CITY YEAR 2012

By

REFDA NIARI

This research aim to analyze The pushing and the interesting Factors that cause resident of banten ethnic group migrate to sukajawa village, west tanjung karang subdistrict, Bandar lampung city year 2012. This research used descriptive method. The sample of this research are all of the patriarch of banten ethnic group who migrate to sukajawa village. Which is the total amount is 67 patriaches. The data taking is done by observation technique, interview, documentation and questionare. Data is analyzed by tabulation percentage technique as a basic interpretation and description to give the meaning of data that is used as the result of this research.

The result find of this research, we can infer that the cause of why resident of banten ethnic group migrate is because there are the pushing and interesting factors that influence the patriarch to do migration. In pushing factors, stated that 1) 53 (79,10%) about the business field in original place, 2) 48 (71,65%) about the income in original place. On the other hand, especially in interesting factors, 3)57 (85,08%) stated that location of destination place is easy to reach, 4) 55 (82,09%) about there is hope about better economic status in destination place, 5) 45 (67,17%) about the easy to get the working chance in destination place and the last 6)62 (92,53%) stated that there is an offering of friend or their relative in destination place as an interesting factors they do the migration.


(2)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK YANG MENYEBABKAN PENDUDUK SUKU BANTEN BERMIGRASI KE

KELURAHAN SUKAJAWA

KECAMATAN TANJUNG KARANG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2012

Oleh

REFDA NIARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Faktor-Faktor Pendorong dan Penarik yang Menyebabkan Penduduk Suku Banten Bermigrasi Ke Kelurahan SukajawaKecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga migran Suku Banten yang ada dijadikan sampel yaitu 67 kepala keluarga. Pengambilan data dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, kuesioner. Analisa data dengan menggunakan teknik tabulasi persentase, sebagai dasar interpretasi dan deskripsi data untuk memberikan arti data sebagai pembuatan laporan penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi karena adanya faktor pendorong di daerah asal yaitu sebagian besar kepala keluarga (1). 53 (79,10%) menyatakan kurangnya lapangan usaha di daerah asal, (2). 48 (71,65%) menyatakan memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal. Sedangkan adanya faktor penarik di daerah tujuan sebagian besar kepala keluarga yaitu (3).57 (85,08%) menyatakan lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau, (4). 55 (82,09%) menyatakan harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan, (5). 45 (67,17%) menyatakan kemudahan mendapatkan kesempatan kerja di daerah tujuan, (6). 62 (92,53%) menyatakan adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan sebagai faktor-faktor penarik migrasi


(3)

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK YANG MENYEBABKAN PENDUDUK SUKU BANTEN BERMIGRASI KE

KELURAHAN SUKAJAWA

KECAMATAN TANJUNGKARANG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2012

Oleh REFDA NIARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

PENDUDUK SUKU BANTEN BERMIGRASI KE KELURAHAN SUKAJAWA KECAMATAN TANJUNGKARANG BARAT

TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh REFDA NIARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Teori Migrasi menurut Everett S. Lee ... 18

2. Bagan Kerangka Pikir ... 29

3. Peta administratif Kelurahan Sukajawa ... 43

4. Tipe/zona iklim Schmitdh-Ferguson ... 48


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Batasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Kegunaan Penelitian ... 12

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 15

1. Geografi Penduduk ... 15

2. Migrasi Penduduk ... 16

a. Pengertian Migrasi ... 16

b. Teori Migrasi ... 17

c. Jenis-jenis Migrasi ... 19

3. Faktor-faktor Penyebab Migrasi ... 20

4. Kurangnya Lapangan Usaha di Daerah Asal ... 22

5. Memperoleh Pendapatan yang Rendah di Daerah Asal ... 23

6. Lokasi Daerah Tujuan yang Mudah di Jangkau ... 24

7. Harapan Kehidupan Ekonomi yang Lebih Baik di Daerah Tujuan 25 8. Kemudahan Mendapatkan Kesempatan Kerja di Daerah Tujuan 26

9. Adanya Ajakan dari Teman atau Saudara di Daerah Tujuan ... 27

B. Kerangka Pikir ... 28


(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 32

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian... ... 34

1. Variabel Penelitian ... 34

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data... ... 36

1. Teknik Observasi... ... 36

2. Teknik Wawancara... 37

3. Teknik Dokumentasi ... 37

4. Teknik Kuesioner ... 38

E. Teknik Analisis Data ... 38

F. Kriteria Uji ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum Kondisi Geografis Kelurahan Sukajawa ... 41

1. Letak dan Luas Kelurahan Sukajawa ... 41

a. Letak Astronomis Kelurahan Sukajawa ... 41

b. Letak Administartif Kelurahan Sukajawa ... 42

c. Letak Ekonomis Kelurahaan Sukajawa ... 44

d. Luas Wilayah Kelurahan Sukajawa ... 44

2. Kondisi Fisik Kelurahan Sukajawa ... 45

a. Keadaan Iklim ... 45

b. Keadaan Hidrografi ... 49

3. Kondisi Geografi Sosial Kelurahan Sukajawa ... 50

a. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ... 50

b. Kepadatan Penduduk ... 54

c. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 56

d. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 58

e. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharia ... 60

B. Deskripsi Data Primer Hasil Penelitian ... 61

1. Identitas Responden ... 61

a. Jenis Kelamin Kepala Keluarga suku banten di Kelurahan Sukajawa ... 61

b. Komposisi Umur Kepala Keluarga Migran Suku Banten Saat Penelitian ... 62

c. Jumlah Anak yang Dimiliki Kepala Keluarga Suku Banten di Daerah Tujuan ... 63

d. Pekerjaan Migran Suku Banten di Daerah Asal ... 64

e. Pekerjaan Kepala Keluarga Migran Suku Banten di Kelurahan Sukajawa ... 65

2. Proses Migrasi Kepala Keluarga Migran Suku Banten di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 66


(8)

a. Komposisi Umur Migran suku Banten Saat Bermigrasi ... 66

b. Status Perkawinan Kepala Keluarga Migran Suku Banten Saat Migrasi dan Saat Penelitian di Daerah Tujuan ... 68

c. Daerah Asal Migran Suku Banten ... 69

d. Periode Bermigrasi Migran Suku Banten di Kelurahan Sukajawa... 72

e. Kerabat atau Teman Migran Suku Banten Pada Saat Bermigrasi di Kelurahan Sukajawa ... 75

f. Alasan Migran suku Banten Bermigrasi di Kelurahan Sukajawa... 76

g. Status Kepemilikan Rumah Migran Penduduk Suku Banten di Kelurahan Sukajawa ... 78

h. Informasi Mengenai Daerah Tujuan ... 79

C. Pembahasan ... 80

1. Faktor-Faktor Pendorong Migrasi Suku Banten ... 80

a. Kurangnya Lapangan Usaha di Daerah Asal ... 80

1) Persepsi Migran Suku Banten Terhadap Lapangan Usaha di Daerah asal ... 80

2) Kurangnya Lapangan Usaha di Daerah Asal yang Menyebabkan Migran Suku Banten Bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa ... 83

b. Memperoleh Pendapatan yang Rendah di Daerah Asal ... 85

1) Pendapatan Kepala Keluarga Suku Banten di Daerah Asal ... 85

2) Persepsi Terhadap Pendapatan yang Diperoleh Saat Berada di Daerah Asal ... 87

3) Memperoleh Pendapatan yang Rendah di Daerah Asal Menyebabkan Kepala Keluarga Suku Banten Bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa ... 89

2. Faktor-Faktor Penarik Migrasi suku Banten ... 91

a. Lokasi Daerah Tujuan Mudah Dijangkau ... 91

1) Persepsi Kepala Keluarga Suku Banten Mengenai Lokasi Daerah Tujuan yang Mudah Dijangkau ... 92

2) Lokasi Daerah Tujuan yang Mudah Dijangkau Faktor Penarik Penduduk Suku Banten Bermigrasi ... 93

b. Harapan Kehidupan Ekonomi yang Lebih Baik di Daerah Tujuan ... 96

1) Pendapatan Kepala Keluarga Suku Banten di Daerah Tujuan ... 96

2) Pendapatan di Daerah Tujuan Dapat Mencukupi Kebutuhan Hidup ... 98

3) Harapan Kehidupan Ekonomi yang Lebih Baik Merupakan Faktor Penarik Kepala Keluarga Suku Banten di Daerah Tujuan ... 99

c. Kemudahan Mendapatkan Kesempatan Kerja di Daerah Tujuan ... 102


(9)

2) Pendapat Kepala Keluarga Terhadap Kesempatan Mendapatkan Pekerjaan dan Waktu Mendapatkan

Pekerjaan di Daerah Tujuan ... 104 d. Adanya Ajakan dari Teman atau Saudara di Daerah

Tujuan ... 108 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan ... 111 Saran ... 113 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Persebaran Tempat Tinggal Kepala Keluarga Penduduk di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota

Bandar Lampung Tahun 2012 ... 7 2. Persebaran Kepala Keluarga (Migran dan Non-Migran) Suku

Banten Per Lingkungan di Kelurahan Sukajawa Kecamatan

Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung ... 8 3. Jumlah Sampel Kepala Keluarga Migran Suku Banten Per

Lingkungan di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang

Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 33 4. Data Curah Hujan Kota Bandar Lampung Tahun 2002-2011 ...

... ... 47 5. Klasifikasi Zona/Tipe Iklim Menurut Schmitdh-Ferguson ... 48 6. Jumlah Penduduk Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang

Barat Kota Bandar Lampung dari Tahun 2007-2012 ... 53 7. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kelurahan

Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung

Tahun 2012 ... 56 8. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan

Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung

Tahun 2012 ... 59 9. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan

Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung


(11)

10. Jenis Kelamin Kepala Keluarga Migran Suku Banten di Kelurahan Sukajawa Kecamtan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung

Tahun 2012 ... 61 11. Komposisi Umur Kepala Keluarga Migran Suku Banten Saat

Penelitian di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang

Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 62 12. Jumlah Anak yang Dimiliki Kepala Keluarga Suku Banten Saat

Penelitian di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang

Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 63 13. Pekerjaan Migran Suku Banten Saat di Daerah Asal ... 64 14. Pekerjaan Kepala Keluarga Migran Suku Banten di Kelurahan

Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Tahun 2012 ... 65 15. Komposisi Umur Kepala Keluarga Migran Suku Banten Pada Saat

Bermigrasi di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang

Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 67 16. Status Perkawinan Kepala Keluarga Migran Suku Banten di

Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota

Bandar Lampung Tahun 2012 ... 68 17. Daerah Asal Migran Suku Banten di Kelurahan Sukajawa Kecamatan

Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 69 18. Periode Bermigrasi Penduduk Suku Banten ke Kelurahan

Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung

Tahun 2012 ... 72 19. Kerabat Migran Suku Banten Saat Bermigrasi di Kelurahan

Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung

Tahun 2012 75

20. Alasan Kepala Keluarga Migran Suku Banten Bermigrasi di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota

Bandar Lampung Tahun 2012 ... 76 21. Status Kepemilikan Rumah Kepala Keluarga Migran Suku Banten

di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota


(12)

22. Informasi Mengenai Daerah Tujuan yang Diperoleh Migran Suku Banten di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat

Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 79 23. Lapangan Usaha Migran Suku Banten di Daerah Asal...

... 81 24. Kurangnya Lapangan Usaha di Daerah Asal Merupakan Faktor

Pendorong Migran Suku Banten Bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung

2012 ... 83 25. Pendapatan Kepala Keluarga Suku Banten di Daerah Asal ... 86 26. Persepsi Kepala Keluaraga Migran Suku BantenTentang

Pendapatan yang Diperoleh Saat berada di Daerah Asal ... 87 27. Memperoleh Pendapatan yang Rendah di Daerah Asal Menjadi

Alasan Penduduk Suku Banten Bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa

Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung ... 89 28. Persepsi Kepala Keluarga Suku Banten Mengenai Lokasi Daerah

Tujuan yang Baik... 92 29. Lokasi Daerah Tujuan yang Mudah Dijangkau Faktor Penarik

Kepala Keluarga Penduduk Suku Banten Bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung

Tahun 2012 ... 94 30. Pendapatan Kepala Keluarga Suku Banten di Daerah Tujuan ... 97 31. Kondisi Kebutuhan Hidup Migran Suku Banten di Daerah Tujuan ... 98 32. Harapan Kehidupan Ekonomi yang lebih Baik di Daerah Tujuan

Merupakan Faktor Penarik Migran Suku Banten Bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota

Bandar Lampung Tahun 2012 ... 100 33. Kepala Keluarga Migran Suku Banten Mendapatkan Kesempatan

Kerja di Daerah Tujuan ... 103 34. Pendapat Tentang Kemudahan Mendapatkan Kesempatan


(13)

Mendapatkan Pekerjaan diKelurahan Sukajawa Kecamatan

Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 104 35. Adanya Ajakan Teman atau Saudara di Daerah Tujuan Merupakan

Faktor Penarik Migran Suku Banten Bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung


(14)

(15)

(16)

MOTTO

Ilmu adalah harta dalam kotak perbendaharaan, kunci pembukanya adalah bertanya (Ali Bin Abi Thalib)

Perhatikanlah masa lalu dan masa depanmu, hidup adalah ujian yang datang silih berganti, maka hendaknya mampu keluar dari ujian itu sebagai pemenang.


(17)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’Alamin

Teriring dengan rasa syukur, segala puji kepada Allah SWT. Shalawat serta salam

selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu dinantikan syafa’atnya

di yaumil akhir.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Kedua orang tuaku tercinta yang telah merawatku, membesarkanku, mendidikku, dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, serta tiada henti-hentinya mendo’akanku

dalam setiap sujudnya.

Terima kasih atas segala curahan Kasih Sayang dan Do’a yang tulus untukku, dan

senantiasa mengiringi setiap langkah hidupku.


(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung Kecamatan Tanjungkarang Barat Propinsi Lampung pada tanggal 22 Maret 1990, anak ke tiga dari 3 bersaudara, dari pasangan Bapak M. Suwandi dan Ibu Suraiyah.

Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis adalah Taman Kanak-Kanak (TK) Trisula Kota Bandar Lampung lulus tahun 1996, pendidikan Sekolah Dasar di SD N 2 Palapa Kecamatan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Lampung lulus tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kartika II-2 Bandar Lampung lulus tahun 2005, SMA N 16 Bandar Lampung lulus tahun 2008.

Pada tahun 2008 terdaftar sebagai mahasiswi pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa Universitas Lampung, melaksanakan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) di Bandung dan Pangandaran, melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di Madrasah Aliyah (MA) GUPPI Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012 dan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Banjit Way Kanan.


(19)

SANWANCANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “ Faktor-Faktor Pendorong dan Penarik yang Menyebabkan Penduduk Suku Banten Bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012”dapat terselesaikan dengan segenap kemampuan dan keterbatasan yang ada, dan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh derajat Sarjana S-1 pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruna dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Drs.Hi.Buchori Asyik, M.Si., selaku pembimbing utama dalam penulisan skripsi ini, yang telah meluangkan waktu khusus untuk memberikan bimbingan, motivasi, semangat kepada penulis sejak menyusun proposal sampai selesainya penulisan skripsi ini. Demikian juga kepada Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku pembimbing pendamping yang telah banyak memberi masukan dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis, serta Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si.,selaku penguji yang telah memberikan arahan dan masukan yang berguna bagi penulis. Tidak ada yang dapat penulis haturkan, kecuali doa yang tulus dan ikhlas semoga ilmu


(20)

pengetahuan yangdiberikan kepada penulis selama proses bimbingan menjadi amal ibadah dan Allah SWT. menganuggerahkan limpahan rahmat, hidayah dan

kesehatan lahir dan batin. Amin…

Dalam proses penyelesaian skripsi ini juga banyak pihak yang telah membantu baik moral maupun material. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku DekanFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.atas izin yang telah diberikan sehingga penulis dapat memperoleh ilmu di Fakultas ini.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya M.S., selaku Pembantu Dekan I, Bapak Drs. Arwin Achmad M.Si.,selaku Pembantu Dekan II, Bapak Drs. Hi. Iskandarsyah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan fasilitas akademis dan membantu memperlancar penyelesaian studi.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik,M.Si., selaku Ketua Jurusan PendidikanIlmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Zulkarnain,M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan PendidikanIlmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak dan Ibu Dosen pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, khususnya dosen pada Program Studi Pendidikan


(21)

Geografi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang menambah wawasan penulis selama mengikuti pendidikan.

6. Bapak Sofyan, selaku Lurah Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di Kelurahan Sukajawa.

7. Ayah dan Ibu, Kakak, Adikku, dan Sahabat-sahabatku Viva, Sari, Ira, Putri, Rina serta teman-teman geografi 2008 Reguler dan Mandiri terima kasih telah memberikan bantuan, saran serta motivasinya kepada penulis selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, karena itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif akan penulis terima dengan senang hati demi kesempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi yang sederhana ini dapat menambah khasanah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 18 Maret 2013 Penulis,


(22)

SURAT PERNYATAAN

Yang Bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Refda Niari

2. NPM : 0813034041

3. Program Studi : Pendidikan Geografi

4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan. IPS/Keguruan dan Ilmu Pendidikan

5. Alamat : Jl. Imam Bonjol Gg. Marwan No. 22 Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang BaratKota Bandar Lampung. Tlp/HP : 081929888891

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan disebut di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Maret 2013


(23)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wilayah negara Indonesia yang terdiri dari ± 18000 pulau besar dan kecil.Diantara pulau-pulau tersebut ada yang berpenghuni dan ada yang tidak berpenghuni.Pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara tidak merata.Menurut Siswono Yudo Husodo (1998:23) mengemukakan bahwa: Dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 100 jiwa per km², sebenarnya Indonesia bukanlah merupakan negeri yang berpenduduk terlalu padat, masalah utama yang dihadapi dalam kaitan dengan kepadatan penduduk itu ialah persebarannya yang tidak merata. Sekitar 59,9% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa yang luasnya hanya 6,7% dari luas seluruh daratan Indonesia. Sementara, Kalimantan, pulau terluas di Indonesia (28,1%) dari seluruh daratan Indonesia), hanya dihuni oleh sekitar 5,1% dari jumlah penduduk Indonesia. Irian Jaya, Propinsi terluas di Indonesia yang luasnya 22% dari jumlah penduduk Indonesia, di huni oleh kurang dari satu persen penduduk Indonesia.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa pemusatan penduduk di Pulau Jawa mengakibatkan jumlah kepadatan penduduk tertinggi berada di Pulau Jawa dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia, sehingga luas wilayah tidak sesuai dengan jumlah penduduk, seharusnya ada pemerataan penduduk di setiap wilayah Indonesia agar tidak terjadi densitas penduduk pada satu wilayah saja. Karena akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya kesejahteraan penduduk. Oleh karena itu dibutuhkan suatu upaya untuk mengatasai hal tersebut yaitu salah satunya dengan cara migrasi penduduk.


(24)

Fenomena migrasi merupakan salah satu bagian dari proses pembangunan yang dilakukan sebagai sutau upaya bagi kehidupan manusia. Migrasi merupakan usaha yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara ekonomi, sosial, budaya, dan poilitik. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sans Hutabarat (1985:34) bahwa berbeda dengan kelahiran dan kematian, perpindahan penduduk sangat berpengaruh terhadap jumlah penduduk struktur umum, penyebaran penduduk maupun perkembangan penduduk baik di daerah tujuan maupun daerah asal, selain itu juga berpengaruh terhadap kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik maupun pertahanan dan keamanan. Jadi, terjadinya dinamika penduduk pada suatu daerah, tidak hanya diakibatkan oleh jumlah kelahiran (fertilitas) dan jumlah kematian (mortalitas), tetapi juga disebabkan oleh lebih banyaknya migrasi masuk daripada migrasi keluar pada suatu daerah.

Migrasi penduduk dapat terjadi disebabkan oleh adanya faktor dari daerah asal yang kurang menguntungkan merupakan daya pendorong dari daerah asal serta adanya daya tarik dari daerah tujuan yang lebih baik. Hal ini seperti dikemukakan oleh Henry J. Warman dalam Suharyono dan Amin (1994:34) yang dikenal dengan istilah Differensiation of Area yaitu perbedaan suatu wilayah akan mencerminkan karakteristik kehidupan penduduk nya.

Maka, dapat dijelaskan bahwa perbedaan persebaran sumber daya alam dan sumber daya manusia di setiap daerah di muka bumi tentunya berbeda-beda, sehingga menyebabkan penduduk melakukan gerak perpindahan dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan harapan dapat memberikan perubahan dalam hidupnya.Kelurahan Sukajawa merupakan salah satu daerah yang banyak


(25)

didatangi oleh migran yang berasal dari Pulau Jawa.Bahkan jumlah penduduk nya pun lebih didominasi olehpenduduk pendatang, khususnya Suku Jawa. Jika dibandingkan dengan penduduk asli pribumi yaitu Suku Lampung jumlahnyajauh lebih sedikit yang mendirikan pemukiman di wilayah ini. Hal ini dikarenakan pada awal berdirinya Kelurahan Sukajawa Kepala Desanya berasal dari Pualu Jawa tepatnya Pandeglang Banten, yang bernama Jaro Isot.Beliau yang memproklamirkan nama Kampung Solok. Kemudian istilah Kampung Solok berubah menjadi Kampung Sukajawa, lalu setelah ada UU Pemerintah berubah menjadi Desa Sukajawa pada tahun 1979.

Seiring dengan berkembangnya zaman pada tahun 1981 berubah menjadi Kelurahan Sukajawa pada saat pemerintahan Bapak M. Hamdan (Sumber: Wawancara dengan Bapak Thohir sesepuhSuku Banten pada tanggal 17 Februari 2012). Pada masa inilah jumlahmigran Suku Banten terus berkembang, sehingga terjadi arus migrasi berantai.Awalnya para migran bermigrasi karena adanya informasi dari sanak famili di daerah tujuan yang terlebih dahulu telah melakukan migrasi.

Semakin banyaknya informasi mengenai lokasi tujuan migran menimbulkan ketertarikan terhadap daerah tujuan.Bahkan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi memudahkan mereka berkomunikasi dan mencari sendiri informasi tentang daerah tujuan. Hampir sebagian migran daerah asalnya berada di wilayah pedesaan yang cukup terpencil dan di pinggiran perkotaan. Sehingga memanfaatkan kekayaan alam sebagai sumber kehidupan di daerah asal. Namun ada pula yang mata pencahariannya tidak menentu atau bekerja serabutan.


(26)

Sedangkan bagi mereka yang bermukim di sekitar pinggiran kota berusaha dibidang perdagangan. Perolehan pengahasilan di daerah asal rupanya tidak sesuai dengan biaya kebutuhan hidup yang dikeluarkan.Oleh karena itu, penduduk Suku Banten memilih untuk bermigrasi ke daerah yang berpeluang untuk bekerja. Pada umumnya kecenderungan yang mempengaruhi setiap individu penduduk Suku Banten untuk melakukan migrasi sangat bervariasi dari faktor ekonomi maupun non ekonomi.faktor ekonomi yaitu semakin sempitnya kesempatan berusaha di daerah asal perkembangan sektor industri mengakibatkan sebagian penduduk kehilangan sumber mata pencaharian. Sedangkan faktor non ekonomi yang turut mempengaruhi yaitu keadaan tempat tinggal tidak mendukung untuk beraktivitas, sebab hampir sebagian penduduk Suku Banten bermukim di wilayah yang jauh dari pusat pemerintahan ibu kotanya, sehingga mengalami kesulitan untuk beraktivitas.

Hal pokok yang menjadi motivasi penduduk Suku Banten melakukan gerak perpindahan yaitu motif ekonomi, karena kondisi di daerah asal yang sangat memprihatinkan dirasakan oleh migran secara rasional menjadi pertimbangan migran Suku Banten bermigrasi, sehingga adanya keinginan atau dorongan dari dalam diri setiap individu. Adanya faktor pendorong dari daerah asal yaitu semakin berkurangnya sumber-sumber kehidupan pada daerah asal, dianggap tidak dapat memperoleh sumber penghasilan yang diharapkan bagi kehidupannya.Sehingga menyebabkan migrasi ke daerah yang memiliki sumber-sumber kehidupan yang lebih memadai. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sans S. Hutabarat (1985:38) yang menyatakan bahwa migrasi dapat terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut : 1.) faktor-faktor pribadi/keluarga di daerah asal, 2.)


(27)

faktor-faktor di luar pribadi/keluarga di daerah asal, 3.) faktor-faktor yang terdapat didaerah tujuan, dan 4.) faktor-faktor yang merupakan kemudahan-kemudahan dalam gerak perpindahan.Maka dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa faktor-faktor migrasiSuku Banten sebagai berikut: faktor-faktor pribadi/keluarga di daerah asal, yaitu, kurangnya lapangan usaha di daerah asal dan pendapatan yang rendah di daerah asal. Faktor-faktor di luar pribadi/keluarga di daerah asal, harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik, kemudahan mendapatkan kesempatan pekerjaan, adanya tarikan atau ajakan dari teman atau saudara menjadi alasan seseoarang untuk menetap tinggal di daerah tujuan.Sedangkan faktor-faktor yang merupakan kemudahan-kemudahan dalam gerak perpindahan adalah kemudahan transportasi yaitu aksesbilitas yang tinggi.Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi di Kelurahan Sukajawa.

Penyebab tingginya laju pertumbuhan penduduk di Propinsi Lampung bukan hanya disebabkan oleh besarnya jumlah kelahiran dibandingkan dengan jumlah kematian.Akan tetapi, disebabkan oleh besarnya jumlah migrasi yang masuk dibandingkan dengan jumlah migrasi yang keluar.Sehingga Propinsi Lampung memiliki jumlah etnis yang beraneka ragam, dan salah satunya adalahSuku Banten yang tertarik bermigrasi ke Propinsi Lampung karena terletak pada posisi yang stategis dan merupakan pintu gerbang antar pulau Sumatera ke Pulau Jawa dan sebaliknya. Selain itu, didukung pula dengan sarana dan prasarana transportasi yang relatif lancar (angkutan darat, laut dan udara). Sehingga memudahkan penduduk dari luar Sumatera untuk memilih bermigrasi ke daerah yang dekat dengan daerah asalnya. Oleh karena itu, Propinsi Lampung merupakan


(28)

salah satu daerah tujuan migrasi.Propinsi Lampung dengan Ibukota di Kota Bandar Lampung ini, pada sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk di Propinsi Lampung berjumlah 7.608.405 jiwa, yang tersebar di berbagai wilayah yang ada di Propinsi Lampung. Jumlah penduduk yang menetap di Kota Bandar Lampung sebesar 881.801 jiwa dari 15 Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Lampung, (Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung 2011).

Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah yang banyak didatangi oleh migran yang berasal dari berbagai daerah. Kota Bandar Lampung memiliki 13 Kecamatan, Salah satu kecamatan yang jaraknya dekat dengan wilayah Kota Bandar Lampung adalah Kecamatan Tanjungkarang Barat yang jumlah penduduk nya 63.747 jiwa dengan perbandingan 32.365 jiwa laki-laki dan 31.382 jiwa perempuan dengan luas wilayah 1.266 Ha (Monografi Kecamatan Tanjungkarang Barat, 2010). Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian di Kelurahan Sukajawa.

Berdasarkan penelitian pendahuluan pada tanggal 17 Februari 2012, menurut informasi yang diperoleh dari Ibu Maimunah (Sekertaris Lurah Sukajawa) dan bersumber dari monografi Kelurahan Sukajawa, mengatakan bahwa jumlah penduduk Kelurahan Sukajawa yaitu 14.843 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 3.505 kepala keluarga, yang terdiri dari 24.20% (848 KK)Suku Banten, 22,86% (802 KK) Suku Jawa, 20,98% (735 KK) Suku Sunda, 19,06 (668 KK) Suku Lampung, dan 12,90% (452 KK) lain-lain penduduk tersebut tersebar di tiga lingkungan. Persebaran tempat tinggal kepala keluarga penduduk di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat tahun 2012 berikut ini:


(29)

Tabel 1. Persebaran Tempat Tinggal Kepala Keluarga Pendudukdi Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012.

Nama Lingk

Kepala Keluarga Penduduk Suku

Banten Jawa Sunda Lampung Lainnya Total %

Lingk I 147

(13,30) 277 (25,07) 215 (19,46) 273 (24,70) 193

(17,47) 1105 31,53

Lingk II 416

(43,48) 197 (20,59) 184 (19,22) 88 (9,19) 72

(7,52) 957 27,30

Lingk III 285 (19,75) 328 (22,73) 336 (23,29) 307 (21,28) 187

(12,95) 1443 41,17

Jumlah 848 (76,75) 802 (68,37) 735 (61,95) 668 (55,16) 452

(37,94) 3505 100 Sumber : Monografi Kelurahan Sukajawa dan wawancara dengan ketua-ketua RT

setempat, 17 Februari 2012

Dari Tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk yang paling banyak adalahSuku Banten yaitu sebanyak 848 KK yang sebagian besar bertempat tinggal di lingkungan II, sebab lokasi lingkungan II berada di pusat kegiatan ekonomi penduduk. Sehingga banyak penduduk asal Suku Banten memilih untuk mendiami wilayah yang menguntungkan bagi mereka.

Keberadaan tempat tinggal kepala keluarga yang migrasi dan non migrasi di Kelurahan Sukajawa.Pada saat penelitian pendahuluan terdapat keanekaragaman Sukubangsa yang bermukimdi Kelurahan Sukajawapenduduk pendatangbanyak yang berasal dari Pulau Jawa lebih mendominasi daripada penduduk pribumi yaitu Suku Lampung.Persebaran para migran pada setiap lingkungan jumlahnya bervariasi, sehingga agar memudahkan dalam mengidentifikasi pengelompokan migran dapat dibedakan dengan melihat data migrasi dan non migrasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:


(30)

Tabel 2. Persebaran Tempat Tinggal Kepala Keluarga (Migran dan Non-Migran) Suku Banten Per Lingkungan di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.

Lk

Kepala keluarga (Suku)

Migrasi Non migrasi

Banten Jawa Sunda Dll Banten Jawa Sunda Lpg Dll Total

Lk I 10

(1,17) 16 (2,00) 11 (1.49) 10 (2,21) 137 (16,15) 261 (32,5) 204 (27,7) 273 (40,8) 183 (40,4) 1105 (31,53)

Lk II (3,9) 33 (1,49) 12 (1,36) 10 (0,88) 4 (45,16) 383 23,06) 185 (23,67) 174 (13,17) 88 (15,04) 68 (27,30) 957

Lk III 24 (3,06) 22 (2,74) 21 (2,85) 8 (1,76) 259 (30,5) 306 (38,15) 315 (42,8) 307 (45,95) 179 (39,6) 1443 (41,17)

Jmlh 67

(8,13) 50 (6,23) 43 (5,7) 22 (4,85) 779 (91,8) 752 (55,5) 693 (94,17) 668 (100) 430 (95,12) 3505 (100) Sumber : Wawancara dengan SesepuhSuku Banten dan Monografi Kelurahan

Sukajawa tahun 2012 tanggal 20 Maret 2012

Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa saat penelitian jumlah penduduk yang bermigrasi terdiri dariSuku Banten, Suku Jawa, Sunda, dan lain-lain. Namun, terjadinya arus migrasi terbesar yaitu migrasi asal Suku Bantenterdapat 67 (8,13%) kepala keluarga dan sebanyak 779 (91,8%) kepala keluarga yang non migrasi. Sedangkan penduduk asli yaitu Suku Lampung hanya sebagian kecil yang terdapat di Kelurahan Sukajawa yaitu sebanyak 668 (100%) kepala keluarga migran Suku Banten yang jumlahnya paling banyak yaitu berada di lingkungan II baik yang migrasi maupun non migrasi.

Maka secara keseluruhan migran Suku Banten yang dimaksud dalam penelitian ini adalah migrasi Suku Banten yang sebenarnya lahir di Banten, namun pada saat pencacahan bertempat tinggal di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. Menurut informasi dari salah satu tokoh sesepuh Suku Banten Bapak Thohir, bahwa migrasi yang dilakukan penduduk Suku Banten yaitu sejak tahun 1950. Saat ini jumlah Suku Banten yang bermigrasi sebanyak 69 KK. Namun secara rinci pada tahun 2012 migran Suku Banten yang


(31)

tersebar di tiga lingkungan yaitu sebanyak 1,96% (69 KK) dari 3505 KK atau 14843 jiwa dari jumlah keseluruhan penduduk yang ada di Kelurahan SukajawaKecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji tentang kependudukan, khususnya penelitian mengenai faktor-faktor pendorong dan penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yang muncul di dalam penelitian ini yaitu tentang faktor-faktor pendorong dan penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa adalah sebagai berikut :

A.Faktor pendorong terjadinya migrasi:

1) Kurangnya lapangan usaha di daerah asal

2) Memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal 3) Adanya rasa tidak puas dan tidak senang di daerah asal 4) Semakin padatnya penduduk di daerah asal

B.Faktor-faktor penarik terjadinya migrasi:

1) Lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau di daerah tujuan 2) Harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan 3) Kemudahan mendapatkan kesempatan kerja di daerah tujuan 4) Adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan 5) Ketersediaan fasilitas umum yang lengkap


(32)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka penulis hanya menekankan pada faktor-faktor sebagai berikut :

A.Faktor pendorong terjadinya migrasi:

1) Kurangnya lapangan usaha di daerah asal

2) Memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal B.Faktor-faktor penarik terjadinya migrasi:

1) Lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau

2) Harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan 3) Kemudahan mendapatkan kesempatan kerja di daerah tujuan 4) Adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan yaitu sebagai berikut :

1) Apakah kurangnya lapangan usaha di daerah asal faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung ?

2) Apakah memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung ?


(33)

3) Apakah lokasi daerah tujuan mudah dijangkau (aksesbilitas tinggi) merupakan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung? 4) Apakah harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan

merupakan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung ?

5) Apakah kemudahan mendapatkan kesempatan pekerjaan di daerah tujuan merupakan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung?

6) Apakah adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui bahwa kurangnya lapangan usaha di daerah asal sebagai faktor pendorong yang menyebabkanpenduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. 2) Untuk mengetahui bahwa pendapatan yang di daerah asal sebagai faktor

pendorong yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.


(34)

3) Untuk mengetahui bahwa lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau sebagai faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. 4) Untuk mengetahui harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan sebagai faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.

5) Untuk mengetahui bahwa kemudahan mendapatkan kesempatan pekerjaan di daerah tujuan sebagai faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.

6) Untuk mengetahui bahwa adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan sebagai faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan ini mempunyai manfaat atau kegunaan sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.


(35)

2. Menambah ilmu pengetahauan dan wawasan pemikiran bagi penulis khususnya tentang migrasi dan geografi penduduk pada umumnya.

3. Sebagai bahan referensi bagi pembaca yang akan melakukan penelitian sejenis 4. Sebagai suplemen untuk pendidikan khususnya kelas VIII SMP semester 2 mata pelajaran Pengetahuan Sosial Geografi, Pokok Bahasan Dinamika Penduduk dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Sub Pokok Bahasan Jenis-Jenis Migrasi dan Faktor-Faktor Penyebabnya, dan pada mata pelajaran

Geografi SMA kelas X semester genap pada Pokok Bahasan “Penduduk

Sebagai Sumber Daya Manusia”.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup subyek penelitian adalah seluruh kepala keluarga (KK) Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.

2. Ruang lingkup obyek penelitian adalah faktor-faktor pendorong dan penarik yang menyebabakan penduduk bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.

3. Ruang lingkup lokasi dan waktu penelitian ini adalah Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2012

4. Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Penduduk

Geografi penduduk adalah cabang geografi manusia yang obyek studinya aspek keruangan dari penduduk. Obyek studi ini meliputi penyebaran, densitas, perbandingan jenis (sex ratio), perbandingan manusia dengan luas tanah (mandland ratio), dan lain-lain sebaginya (Nursid Sumaatmadja, 1988:54).


(36)

Berdasarkan definisi tersebut, maka geografi penduduk sebagai ruang lingkup karena dalam penelitian ini mengkaji tentang migrasi yang berkaitan dengan persebaran penduduk secara keruangan di suatu wilayah. Sehingga akan menyebabkan kepadatan penduduk (densitas) di daerah tersebut. Oleh karena itu migrasi merupakan bagian dari ruang lingkup ilmu geografi penduduk.


(37)

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Geografi Penduduk

Menurut Nursid Sumaatmaja, (1988:52) secara garis besar, Geografi dapat diklasifikasikan menjadi tiga cabang, yaitu Geografi Fisik (physical Geography), Geogarfi manusia (Human Geography), dan Geografi Regional (Regional Geography). Dalam penelitian ini ruang lingkup yang digunakan yaitu Geografi Penduduk dan Demografi.

Geografi penduduk merupakan salah satu cabang dari Geografi Manusia yaitu mencakup aspek keruangan dan gejala-gejala yang terajadi di permukaan bumi, sebagai obyek pokoknya adalah manusia. Geografi Penduduk terdiri dari dua kata yaitu Geografi dan Penduduk.Wringley (1965) dalam Trisnaningsih (1998:3) berpendapat bahwa geografi adalah suatu disiplin yang berorientasikan kepada masalah dalam rangka interaksi dan interdependensi antara manusia dan lingkungannya.Penduduk (population), menurut Garnadi Prawirosudirdjo (1971) dalam Trisnaningsih (1998:3-4) adalah suatu kelompok organism yang terdiri dari individu-individu yang sejenis dan mendiami suatu daerah dengan batas-batas tertentu.Penduduk yang dimaksud adalah manusia. Selanjutnya pengertian Geografi Penduduk dalam arti garis besar yaitu bahwa :


(38)

“Geografi Penduduk adalah ilmu yang mempelajari sebaran dan dinamika penduduk di muka bumi dalam ruang dan waktu”.Penduduk atau manusia ini

mempunyai tempat tinggal yang tersebar mengikuti kondisi fisiografis dan kondisi sosiogeografi yang ada.Di daerah-daerah yang subur dan menguntungkan dilihat dari ketersediaan sumber alamnya konsentarsi penduduk Nampak padat dan daerah-daerah yang kurang menguntungkan manusia tidak banyak dihuni manusia. Jadi dalam hal ini nampak jelas ada keterkaitan antara keadaan geografi

dengan pola sebaran penduduk (Bintarto, 1998:5)”.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Geografi Penduduk adalah salah satu cabang ilmu Geografi yang mempelajari tentang persebaran penduduk yang ada di muka bumi berdasarkan unsur geografi, yang kajian utamanya yaitu masalah kependudukan dengan sasaran studi fertilitas, mortalitas, mobilitas, urbanisasi, harapan hidup, beban tanggungan, sebaran penduduk, dan kepadatan penduduk .

2. Migrasi Penduduk

a) Pengertian Migrasi

Setiap wilayah di muka bumi tentunya memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan masing-masing wilayah memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang jumlahnya tak sama. Perbedaan inilah yang menyebabkan sebaran penduduk di muka bumi tidak merata. Migrasi merupakan salah satu dari ketiga faktor dasar yang menyebabkan perubahan atau dinamika jumlah penduduk di suatu wilayah.Sedangkan faktor lainnya yaitu kelahiran (fertilitas) dan kematian (mortalitas). Apabila semakin banyak jumlah migrasi yang masuk ke suatu wilayah, maka akan semakin brertambah jumlah penduduk di daerah tersebut. Begitu juga sebaliknya, semakin banyak jumlah migrasi keluar dari suatu daerah, akan mengurangi jumlah penduduk di wilayah tersebut.


(39)

Menurut Kartomo Wirosuhardjo (2007:114) mengemukakan bahwa: migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Ada dua dimensi penting yang perlu ditinjau dalam penelaahan migrasi yaitu dimensi waktu dan dimensi daerah. Untuk dimensi waktu, ukuran yang pasti tidak ada karena sulit menentukan beberapa lama seseorang pindah tempat tinggal untuk dianggap sebagai migran, tetapi biasanya digunakan definisi yang ditentukan dalam sensus penduduk . Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa migrasi adalah suatu bentuk gerak penduduk geografis, spasial atau teritorial yang melibatkan perubahan tempat tinggal yaitu dari tempat asal ke tempat tujuan (Said Rusli, 1996:136).

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain, baik antar negara maupun dalam satu negara dengan tujuan untuk menetap dalam kurun waktu yang tidak dapat ditentukan, akan tetapi dapat ditentukan dalam sensus penduduk. Selain itu, migrasi juga dapat diartikan sebagai perubahan tempat tinggal dari daerah asal ke daerah tujuan.

b) Teori Migrasi

Menurut teori migrasi yang dikemukakan oleh Everett S. Lee (1976) dalam tulisannya yang berjudul A Theory of Migration dalam Mantra (2003:180) mengemukakan bahwa :


(40)

“volume migrasi di suatu wilayah berkembang sesuai dengan keanekaragaman

daerah wilayah tersebut. Di daerah asal dan daerah tujuan ada faktor-faktor positif (+), negatif (-), dan ada pula faktor-faktor netral (0).Faktor positif adalah faktor yang memberikan keuntungna kalau bertempat tinggal di daerah itu, misalnya di daerah tersebut terdapat sekolah, kesempatan kerja, dan iklim yang baik.Faktor negatif adalah faktor yang memberikan nilai negatif pada daerah yang bersangkutan sehingga seseorang ingin pindah dari tempat tersebut karena kebutuhan tertentu tidak terpenuhi. Perbedaan nilai kumulatif antara kedua tempat

tersebut cenderung menimbulkan arus migrasi penduduk ”.

2. Rintangan antara (Intervening obstacles)

1. Daerah asal 4. Individu 3. Daerah tujuan Gambar 1. Gambar teori menurut Lee

Keterangan :

+ = faktor dimana kebutuhan dapat terpenuhi - = faktor dimana kebutuhan tidak dapat terpenuhi 0 = faktor netral

Selanjutnya Lee menambahkan bahwa besar kecilnya arus migrasi juga dipengaruhi oleh rintangan antara, misalnya berupa ongkos pindah yang tinggi, topografi antara daerah asal dengan daerah tujuan berbukit-bukit, dan terbatasnya sarana transportasi atau pajak masuk ke daerah tujuan tinggi.Faktor yang tidak kalah pentingnya adalah faktor individu karena migran tersebutlah yang menilai positif dan negatifnya suatu daerah ini atau tidak. Kalau pindah, daerah mana yang akan dituju. Menurut Lee proses migrasi itu dipengaruhi oleh empat faktor :

1. Faktor individu

2. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal 3. Faktor-faktor yang terdapat didaerah tujuan

4. Rintangan antara di daerah asal dengan daerah tujuan + - + -

-- + - +

+ - + - -- + - +


(41)

c) Jenis-jenis Migrasi

Adanya peningkatan jumlah penduduk pada suatu tempat tidak hanya disebabkan oleh jumlah kelahiran saja, akan tetapi dapat disebabkan oleh semakin banyaknya penduduk yang melakukan migrasi secara umum lebih besar migrasi masuk daripada migrasi keluar. Migrasi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk di suatu wilayah. Oleh karena itu, berikut ini macam-macam migrasi yang diungkapkan oleh R. Bintarto (1998:50), yaitu : (1) Migran Masuk (In Migration)

Masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (Area Of Destination). (2) Migrasi Keluar (Out Migration)

Perpindahasn penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin). (3) Migrasi Neto (Net Migration)

migrasi neto ini merupakan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar. Apabila migrasi yang masuk lebih besar dari pada migrasi yang keluar maka disebut migrasi neto positif, sedangkan jika migrasi masuk maka disebut migrasi neto negatif.

(4) Migrasi Bruto (Gross Migration)

Jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar. (5) Migrasi Total (Total Migration)

Migrasi total adalah seluruh kejadian migrasi mencakup migrasi semasa hidup (Life Time Migration) dan migrasi pulang (Return Migration). Migrasi total adalah semua yang pernah pindah.

(6) Migrasi International (International Migration)

Migrasi international merupakan perpindahan penduiduk dari suau negara ke negara lain. Imigrasi yang merupakan masuknya penduduk ke suatu negara disebut imigrasi (Imigration), sedangkan sebaliknya jika migrasi itu merupakan keluarnya penduduk dari suatu negara disebut emigrasi (Emigration).

(7) Migrasi Semasa Hidup (Life Time Migration)

Migarsi ini adalah berdasarkan tempat kelahiran.Migrasi semasa hidup adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah kelahirannya.

(8) Migrasi Parsial (Parsial Migration)

Migrasi yang terjadi antara dua daerah saja. (9) Transmigrasi (Transmigration)


(42)

Transmigrasi merupakan salah satu bagian dari migrasi. Transmigrasi adalah perpindahan dan/ kepindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap di daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang.

Migrasi yang terdapat di dalam penelitian ini adalah jenis migrasi masuk (in migration) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan, artinya terjadi pergerakan penduduk menuju daerah baru. Maka masuknya migrasiSuku Banten ke Kota Bandar Lampung tepatnya di Kecamatan Tanjungkarang Barat Kelurahan Sukajawa yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan jenis migrasi semasa hidup (Life Time Migration) mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah kelahirannya.

3. Faktor-Faktor Penyebab Migrasi

Pada dasarnya terjadinya migrasi (perpindahan) penduduk disebabkan karena adanya faktor pendorong dari daerah asal dan faktor penarik dari daerah tujuan. Adanya proses pembangunan yang terjadi di perkotaan menyebabkan kota menjadi tumbuh berkembang pesat. Sehingga menarik minat seseorang untuk melakukan migrasi, karena kota adalah salah satu daya tarik yang paling utama dalam terjadinya proses migrasi di suatau wilayah. Maka, untuk lebih jelasnya berikut ini faktor-faktor pendorong dan penarik yang dikemukakan oleh para ahli antara lain :

Menurut Sans Hutabarat (1985:38) mengemukakan bahwa :

Terjadinya migrasi dapat atau dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut : a. Faktor-faktor pribadi atau keluarga di daerah asal, yaitu :


(43)

2. Tekanan-tekanan atau ketidaktenangan. 3. Keinginan merubah cara hidup.

4. Cita-cita dan harapan masa depan yang lebih baik bagi pribadi atau keluarga.

5. Keadaan sehat pribadi atau keluarga.

6. Keinginan mengikuti keluarga yang pindah atau yang sudah berada di tempat tujuan.

b. Faktor-faktor di luar pribadi atau keluarga di daerah asal, antar lain : 1. Konflik-konflik sosial.

2. Berkurangnya sumber-sumber usaha dan sempitnya lapangan usaha. 3. Lingkungan alam yang kurang membantu, bahkan dapat membahayakan. 4. Kurangnya kemudahan-kemudahan yang diperoleh.

c. Faktor-faktor yang terdapat didaerah tujuan, yaitu :

1. Harapan kehidupan pribadi atau keluarga yang lebih tenang. 2. Kesempatan berusaha lebih baik atau sesuai.

3. Kesempatan peningkatan karier maupun pendidikan anak. 4. Daya tarik cara hidup di daerah tujuan

5. Adanya kemudahan yang diperoleh.

d. Faktor-faktor yang merupakan kemudahan-kemudahan dalam gerak perindahan dan ini meliputi :

1. Kelancaran dalam urusan perpindahan dari daerah asal dan urusan untuk menetap di daerah tujuan.

2. Kemudahan dalam hal transportasi baik alat pengangkutannya maupun biaya angkutannya.

3. Kebijakan-kebijakan pemerintah maupun non pemerintah dalam membantu melancarkan proses perpindahan.

Selain dari pendapat di atas menurut Rozy Munir dalam Kartomo Wirosuhardjo (2007:118) adapun faktor-faktor yang menyebabkan penduduk meninggalkan daerah asal dan menetap di daerah tujuan, karena adanya faktor pedorong dari daerah asal dan faktor penarik dari daerah tujuan yang menyebabkan terjadinya migrasi antara lain :

Faktor-faktor pendorong migrasi misalnya :

1. Makin berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian.


(44)

Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya di pedesaan) akibat masuknya teknologi yang menggunakan mesin-mesin (capital intensive).

2. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, Suku di daerah asal.

3. Tidak cocok lagi dengan adat/budaya/kepercayaan di tempat asal.

4. Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak bisa mengembangkan karir pribadi.

5. Bencana alam baik banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.

Faktor-faktor penarik migrasi antara lain :

1. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan yang cocok.

2. Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik. 3. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.

4. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas kemasyarakatan lainnya.

5. Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung.

6. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik dari orang-orang dari desa atau kota kecil.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulannya bahwa tujuan penduduk bermigrasi adalah salah satu bentuk usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan taraf hidupnya agar menjadi lebih baik. Menurut Todaro (1976) dalam Aris Ananta (1993:139) berpendapat migrasi terjadi melalui keputusan rasional untuk memaksimumkan penghasilan di masa depan. Dengan demikian dari pendapat tersebut, maksud dari mengadakan perpindahan (migrasi) yaitu agar penduduk memiliki harapan akan peningkatan kualitas hidup terutama pada bidang ekonomi, dengan cara mensejahterakan kehidupan keluarganya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga pertimbangan untuk melakukan migrasi didasari oleh adanya keinginan agar mendapatkan penghasilan yang lebih baik dari daerah asalnya.


(45)

4. Kurangnya Lapangan Usaha di Daerah Asal

Adanya migrasi yang dilakukanSuku Banten yaitu kurangnya lapangan usaha menyebabakan sempitnya lapangan pekerjaan di daerah asal merupakan faktor pendorongSuku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rozy Munir (1981) dalam Kartomo Wirosuhardjo (2000:122) mengemukakakn bahwa :

“Lapangan pekerjaan atau terbatasnya kesempatan kerja pada suatu daerah

disebabkan oleh besarnya jumlah penduduk pada daerah tesebut yang mencari pekerjaan sedangkan lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki terbatas, hal ini mendorong penduduk pada daerah tersebut untuk mencari pekerjaan di daerah lain

yang memungkinkan mereka untuk bekerja atau memasuki lapangan pekerjaan”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat diketahui bahwa kurangnya lapangan usahadi daerah asal, karena semakin bertambahnya jumlah penduduk. Sehingga semakin kurangnya lapangan usaha sebagai salah satu faktor pendorong penduduk untuk bermigrasi di daerah yang masih tersedia peluang usaha yang luas. Sehingga mendapatkan kesempatan kerja di daerah tujuan untuk memperbaiki perekonomian keluarganya.

5. Memperoleh Pendapatan yang Rendah di Daerah Asal

Migrasi suatu penduduk dapat terjadi sebab memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal artinya secara materiil tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, pendapatan yang rendah merupakan daya dorong yang mempengaruhi penduduk Suku Banten melakukan migrasi (perpindahan) ke daerah lain yang memberikan pendapatan yang lebih baik. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Calvin G (1985:121) menyatakan bahwa penduduk yang berpendapatan rendah akan bersifat mobil atau melakukan perpindahan yang


(46)

bersifat permanen sehingga terjadi perubahan tempat tinggal. Selanjutnya Revenstein dalam David Lucas MC Donald (1985:109) berpendapat bahwa arus-arus migrasi dalam negeri menunjukkan bahwa penduduk pindah dari wilayah yang dirasakan kurang menguntungkan dari keadaan ekonomi merupakan sebab utama terjadinya migrasi dan pada umumnya penduduk bermigrasi dari daerah-daerah miskin ke daerah-daerah yang kaya.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat diketahui bahwa keadaan ekonomi merupakan penyebab utama bagi penduduk meninggalkan daerah asal ke daerah yang lebih menguntungkan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.Hal ini disebabkan karena kurangnya penambahan kesempatan kerja dan peningkatan produktivitas kerja. Sehingga akan memungkinkan menjadi alasan bagi penduduk untuk bermigrasi ke luar daerah. Tingkat pendapatan tersebut dapat dilihat berdasarkan penghasilan yang diperoleh kepala keluarga perbulan.

6. Lokasi Daerah Tujuan yang Mudah di Jangkau

Lokasi suatu tempat yang mudah dijangkau merupakan salah satu faktor penarik penduduk Suku Banten migrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat yang letaknya dekat dengan pusat Kota Bandar Lampung.Sebagaimana Nursid Sumaatmadja (1988:118) mengemukakan bahwa: lokasi dalam ruang, dapat dibedakan antara lokasi absolut dan lokasi relatip. Lokasi absolut suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi yang berkenaan dengan posisinya menurut garis lintang dan garis bujur atau berdasarkan jaring-jaring derajat.


(47)

Selanjutnya Nursid Sumaatmadja (1988:119) mengemukakan bahwa :

Lokasi relatip suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi tempat atau wilayah yang bersangkutan berkenaan dengan hubungan tempat atau wilayah itu dengan faktor alam atau budaya yang ada di sekitarnya.

Berdasarkan pendapat di atas, dengan melihat lokasi absolut suatu wilayah dapat diketahui posisi dan iklim wilayah tersebut.Lokasi absolut suatu wilayah dapat dilihat pada peta ataupun globe. Maka dapat diketahui bahwa keberadaan lokasi suatu wilayah menunjukkan posisinya dengan tempat-tempat lainnya.Sehingga lokasi merupakan salah satu unsur penting yang mempengaruhi penduduk Suku Banten dalam memilih lokasi untuk bermigrasi karena lokasi berkaitan dengan keadaan disekitarnya yang dapat memberikan keuntungan atau kerugian bagi kehidupannya. Jika suatu wilayah tidak dapat memberikan keuntungan, maka manusia akan berpindah tempat untuk mencari tempat yang dapat memberi keuntungan.

Adanya kecenderungan penduduk untuk memilih bermigrasi ke wilayah yang strategis yaitu daerah yang mudah dijangkau dari semua tempat.Sehingga keterkaiatan keruangan suatu wilayah menjadi hal utama dalam menentukan lokasi tempat bermukim sebab kawasan pemukiman yang ramai dengan kegiatan perekonomian menjadi pilihan tempat bermukim migran Suku Banten.

7. Harapan Kehidupan Ekonomi yang Lebih Baik di Daerah Tujuan

Harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan merupakan salah satu faktor penarik yang berasal dari pribadi seseorang dalam mengambil


(48)

keputusan untuk bermigrasi ke suatu tempat yang menjadi tujuannya.Sebagaimana yang dijelaskan dalam Mantra (1985:308) mengemukakan bahwa pertimbangan awal sebelum pindah telah difikirkan secara hati-hati, baru mereka berani memutuskan untuk mengadakan perpindahan atau migrasi, sudah tentu pertimbangan itu ialah untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.Seperti Menurut Mantra dalam Aris Ananta (1993:141) mengemukakan bahwa:

Setiap individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi dan aspirasi-aspirasi yang ingin dicapai. Apabila kebutuhan-kebutuhan atau aspirasi tersebut tidak dapat dipenuhi atau dicapai dengan tetap tinggal di daerahnya yang sekarang, individu tersebut kemungkinan akan melakukan migrasi ke daerah lain untuk dapat memenuhi atau mencapai kebutuhan aspirasinya.

Selanjutnya Michael P. Todaro (1987:266) mengemukakan bahwa :

Para migran diasumsikan akan tanggap terhadap adanya perbedaan penghasilan yang diharapkan (expected incomes), maka ketidakseimbangan kesempatan ekonomi antara sektor perkotaan dan pedesaan sangat penting untuk dikurangi. Membiarkan tingkat upah di daerah perkotaan meningkat lebih cepat daripada rata-rata pendapatan akan merangsang terus berlanjutnya migrasi.

Berdasarkan dari pendapat di atas, bahwa harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan adalah salah satu tujuan seseorang untuk melakukan migrasi.

8. Kemudahan Mendapatkan Kesempatan Kerja di Daerah Tujuan

Kemudahan mendapatkan kesempatan kerja merupakan alasan pekerjaan yang sangat berperan dalam bermigrasinya suatu penduduk. Karena keputusan untuk


(49)

bermigrasi adalah untuk meningkatkan taraf hidupnya di daerah tujuan yang dapat memberikan kesempatan kerja. Masri Singarimbun (1981:78) mengemukakan bahwa:

“…Tidak diragukan lagi perpindahan penduduk sering merupakan rekasi terhadap

faktor-faktor ekonomi, seperti adanya kesempatan pekerjaan yang lebih baik”.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Rozy Munir (1981) dalam Kartomo Wirosuhardjo (2000:120) yang menyatakan bahwa faktor penarik penduduk bermigrasi antara lain memasuki lapangan pekerjaan yang cocok, kesempatan mendapatkan pekerjan yang lebih tinggi, keadaan hidup yang menyenangkan sebagai daya tarik penduduk untuk bermigrasi.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diketahui bahwa alasan pekerjaan merupakan salah satu faktor penarik yang menyebabkan penduduk bermigrasi ke suatu daerah, yang bertujaun untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan meningkatkan taraf hidupnya agar di daerah tujuan. Sehingga daya tarik inilah yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kota Bandar Lampung tepatnya Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat.

9. Adanya Ajakan dari Teman atau Saudara di Daerah Tujuan

Adanya ajakan dari teman atau saudara merupakan faktor penarik yang menyebabakan penduduk melakukan migrasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteran hidupnya dan memperbaiki kualitas taraf hidupnya. Karena informasi yang diperoleh dari teman atau saudara merupakan sumber informasi yang menarik penduduk Suku Banten bermigrasi.Sehingga para migran cenderung


(50)

memilih daerah tempat teman atau saudara yang bertempat tinggal di daerah tujuan. Menurut Mabogunje dalam Trisnaningsih (1998:87) menyatakan bahwa : Kontribusi migran baru berasal dari desa atau daerah yang sama dengan mereka, terutama pada tahap-tahap awal mekanisme penyesuaian diri terhadap daerah tujuan. Dengan proses migrasi berantai ini, maka makin lama jumlah migran ke wilayah tujuan akan meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa faktor penarik penduduk melakukanmigrasi karena adanya informasi dari teman atau saudara yang berada di daerah tujuan. Jadi, migrasi penduduk dapat terjadi karena adanya keberhasilan teman atau saudara di daerah tujuan, kemudian mereka mengajak teman atau saudara yang ada di daerah asal agar melakukan migrasi, sehingga timbullaharus migrasi yang menarik terjadinya proses migrasi.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka migrasi dapat diartikan sebagai proses perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain untuk menetap secara permanen maupun tidak permanen yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya di masa yang akan datang. Adanya faktor-faktor pendorong dari daerah asal dan penarik dari daerah tujuan merupakan penyebab penduduk untuk bermigrasi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis mengacu pada teori Everett S. Lee bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mengambil keputusan untuk melakukan migrasi antara lain: (1). Faktor individu merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan migran terhadap penilaian di daerah asal maupun tujuan yang akan memberikan nilai positif atau negatif bila melakukan migrasi, (2). Faktor-faktor


(51)

yang terdapat di daerah asal, merupakan faktor yang mendorong migran untuk bermigrasi karena di daerah asal perekonomian keluarga tidak mengalami perkembangan, sehingga kebutuhan hidup tidak dapat terpenuhi, (3). Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan, merupakan faktor penarik menjadi nilai positif bagi migran yang ingin bermigrasi ke suatu daerah baru, yaitu harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik, kemudahan mendapatkan kesempatan kerja. Untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga agar kebutuhan hidup dapat terpenuhi dengan mendapatkan pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan. (4). Rintangan antara di daerah asal dan di daerah tujuan, merupakan faktor yang ikut mempengaruhi arus migrasi seseorang yaitu dengan pertimbangan aksesbilitas di daerah asal maupun tujuan yang berhubungan dengan keterjangkuan tempat dan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi. Maka dapat dibuat kerangka pikir sebagai berikut:

yang mempengaruhi migrasi

yang terpengaruh migrasi

Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir Faktor pendorong terjadinya migrasi :

1. Kurangnya lapangan usaha di daerah asal.

2. Memperoleh pendapatan yang rendah di

daerah asal .

Faktor penarik terjadinya migrasi :

1. Lokasi daerah tujuan yang mudah

dijangkau.

2. Harapan kehidupan ekonomi yang lebih

baik.

3. Kemudahan mendapatkan kesempatan

kerja.

4. Adanya ajakan dari teman atau saudara

Penduduk Suku Banten

yang Bermigrasi ke

Kelurahan Sukajawa

Kecamatan

Tanjungkarang Barat


(52)

C. Hipotesis

Menurut Sugiyono, (2010:96) Hipotesis merrupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung disebabkan kurangnya lapangan usaha di daerah asal sebagai faktor pendorong.

2. Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung disebabkan memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal sebagai faktor pendorong.

3. Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tertarik oleh lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau sebagai faktor penarik.

4. Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung disebabkan oleh harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan sebagai faktor penarik. 5. Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan

Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tertarik oleh kemudahan mendapatkan kesempatan kerja di daerah tujuan sebagai faktor penarik.

6. Penduduk Suku Banten ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tertarik oleh adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan sebagai faktor penarik.


(53)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) metode adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Dengan demikian metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pemecahan terhadap suatu masalah agar dapat menentukan keberhasilan suatu penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Muhammad Ali (1985:84), metode deskriptif digunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang, dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis atau pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan untuk membuat penggambaran tentang sesuatu keadaan secara

objektif dalam suatu deskriptif situasi”.

Berdasarkan pendapat di atas metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tentang keadaan sesuatu secara objektif berdasarkan situasi dan kondisi keadaan suatu tempat yang menjadi alasan penduduk Suku Banten untuk bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.


(54)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto 2006:108).Sedangkan menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluargamigran Suku Banten yang bermukim di Kelurahan SukajawaKecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung yang berjumlah 67 kepala keluarga.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel menurut Sugiyono (2010:122).

Berdasarkan pendapat di atas, dari penelitian pendahuluan dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Suku Bantendi Kelurahan Sukajawasebanyak 848 KK, terdiri dari 67 KK penduduk migran dan sebanyak 779 KK termasuk non migranberdasarkan observasi dilangsung di lapangan.


(55)

Karena jumlah sampel yang digunakan yaitu seluruhmigran Suku Banten sebanyak 67 kepala keluarga.Teknik penentuan sampel yaitu menggunakan Sampling Jenuh, menurut pendapat Sugiyono (2010:124) Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Jadi berdasarkan pendapat tersebut sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh kepala keluarga migran Suku Banten yang ada di Kelurahan Sukajawa.Berikut di bawah ini persebaran jumlah sampel kepala keluargamigran Suku Bante.

Tabel 3. Jumlah Sampel Kepala Keluargamigran Suku Banten Per Lingkungan di Kelurahan SukajawaKecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012.

No Lingkungan Jumlah Sampel(KK)

1 Lingkungan I 10

2 Lingkungan II 33

3 Lingkungan III 24

Jumlah 67

Sumber : Wawancara dengan Sekertaris Kelurahan Sukajawa dan Ketua-Ketua RT 20 FebruariTahun 2012

Berdasarkan hasil survei di lapangan padaTabel 3 di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah kepala keluarga penduduk Suku Banten sebanyak 67 kepala keluarga sebagian besar berada di Lingkungan II sebagai tempat tujuan utama. Pengamatan terhadap jumlah penduduk Suku Banten di Kelurahan Sukajawa yaitu


(56)

identifikasi lokasi tempat tinggal yang berhubungan dengan mata pencaharian dan sebaran migran yang bersumber dari ketua-ketua RT setempat.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:60) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:118) variable adalah objek penelitian, atau apa yang menajdi titik perhatian suatu penelitian.

Variabel penelitian ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa yaitu meliputi kurangnya lapangan usaha di daerah asal, Memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal, lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau di daerah tujuan, adanya harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan, kemudahan mendapatkan kesempatan pekerjaan di daerah tujuan, adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan.

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kurangnya lapangan usaha di daerah asal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi responden terhadap sumber-sumber usaha yang terdapat di daerah asal, dapat dikategorikan menjadi sulit dan mudah.


(57)

a. Sulit apabila responden tidak memperoleh peluang lapangan usaha di daerah asal.

b. Mudah apabila responden dapat memperoleh kesempatan lapangan usaha atau kerja di daerah asal.

1. Memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rata-rata pendapatan yang diperoleh responden setiap bulan di daerah asal.

a. Ya, apabila pendapatan rendah< Rp. 283.000,- perbulan alasan yang menyebabkan penduduk migrasi.

b. Tidak, apabila pendapatan tinggi > Rp. 283.000,- perbulan bukan alasan yang menyebabkan penduduk migrasi.

2. Lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau di daerah tujuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pernyataan responden terhadap lokasi di daerah Lampung, khususnya di Kelurahan Sukajawa yang bisa dijangkau dari berbagai tempat dengan sarana dan prasarana transportasi yang lancar.

1. Apabila lokasi daerah tujuan memiliki aksesibilitas yang tinggi.

2. Apabila lokasi di daerah tujuan tidak memiliki aksesibilitas yang tinggi.

4. Harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya persepsi responden terhadap kehidupan ekonomi di daerah Lampung khususnya Kelurahan Sukajawa yang dianggap memenuhi keinginan responden dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu: a. Ya, jika bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa karena adanya harapan


(58)

b. Tidak, jika bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa bukan karena harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan.

5. Kemudahan mendapatkan kesempatan pekerjaan di daerah tujuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pekerjaan yang didapatkan responden sewaktu pindah dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:

a. Mudah apabila waktu dalam mendapatkan pekerjaan tidak membutuhkan waktu yang lama/sebentar.

b. Sulit apabila waktu dalam mendapatkan pekerjaan membutuhkan waktu yang lama/sebentar.

6. Adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan yang dimaksud dalam penelitian adalah ketertarikan dan keinginan responden untuk pindah atau tidaknya terbuka,dengan menggunakan kriteria berikut ini:

a. Ya, apabila bermigrasi karena adanya teman atau saudara yang datang terlebih dahulu ke daerah tujuan.

b. Tidak, apabila bermigrasi bukan karena adanya teman atau saudara yang datang terlebih dahulu ke daerah tujuan.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Menurut Pabundu Tika (2005:44) observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yanga ada pada objek penelitian.


(1)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka penelitian mengenai “Faktor-Faktor Pendorong dan Penarik yang Menyebabkan Penduduk Suku Banten Bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012”, dapat disimpulkan bahwa:

1) Kurangnya lapangan usaha di daerah asal merupakan faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012. Hal ini dibuktikan dari pernyataan kepala keluarga bahwa kurangnya lapangan usaha di daerah asal adalah faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi yaitu sebanyak 53 (79,10%) kepala keluarga karena semakin sempitnya peluang usaha untuk bekerja.akibat dari tingginya persaingan kerja.

2) Memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal merupakan faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Suku Banten Bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012 cukup disebabkan karena rendahnya pendapatan di daerah asal yaitu sebanyak 48 (71,65%) kepala keluarga. pendapatan yang rendah tidak


(2)

dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehingga mendorong para migran untuk bermigrasi.

3) Lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau merupakan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012. Hal ini terbukti yaitu sebanyak 57 (85,08%) kepala keluarga yang menyatakan lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau sebagai faktor penarik penduduk Suku Banten, karena pada lokasi daerah yang baik memiliki aksesibilitas yang tinggi ke daerah-daerah lain

4) Harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan merupakan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012. Hal ini dibuktikan dari pernyataan kepala keluarga sebanyak 55 (82,09%) kepala keluarga melakukan migrasi yaitu agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas kehidupan ekonomi keluarganya.

5) Kemudahan mendapatkan kesempatan pekerjaan di daerah tujuan merupakan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012 cukup terbukti yaitu sebanyak 45 (67,17%) kepala keluarga yang menyatakan mudah mendapatkan kesempatan pekerjaan berdasarkan waktu yang dibutuhkan dalam mencari pekerjaan 24 bulan para migran dapat berwirausaha di bidang perdagangan.

6) Adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan merupakan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan


(3)

Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. Hal ini dibuktikan dari pernyataan kepala keluarga yaitu sebanyak 62 (92,53%) disebabkan oleh peranan utama teman atau saudara sebagai sumber informasi mengenai daerah tujuan migran.

B. Saran

1) Bagimigran Suku Banten yang kesulitan mendapatkan pekerjaan di daerah asal karena terbatasnya kesempatan kerja, sebaiknya mengikuti kursus keterampilan home industri seperti menjahit, montir, memasak atau pelatihan-pelatihan sesuai dengan kebutuhannya agar mengasah kemampuan dalam kreatifitas bekerja untuk menciptakan lapangan usaha baru. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. 2) Bagimigran Suku Banten yang telah mewujudkan keinginannya untuk

memperoleh kehidupan yang lebih baik di daerah tujuan, sebaiknya dapat memanfaatkan dengan baik peluang usaha yang tersedia di daerah tujuan agar tetap menjalankan kegiatan ekonomi dengan lancar. Sehingga dapat terwujud harapan meningkatkan kualitas dan kuantitas perekonomian keluarganya. 3) Kepada pemerintah setempat, khususnya Kelurahan Sukajawa Kecamatan

Tanjungkarang Barat diharapkan dapat memberikan saran baik secara moril maupun materil terhadapmigran Suku Banten yang ada di wilayah tersebut, dalam rangka mempersiapkan untuk menghadapi persaingan usaha dan tenaga kerja di era globalisasi saat ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2011. Monografi Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang

Barat Kota Bandar Lampung.Tahun 2010.

--- 2011. Monografi Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar

Lampung, 2010. Departemen Dalam Negeri.

Aris Ananta. 1993. Ciri Demografis Kualitas Penduduk dan Pembangunan

Ekonomi. Lembaga Demografi FEUI, Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Lampung 2011.Sensus Penduduk Propinsi

Lampung. Bandar Lampung.

Bambang Sumitro dan Sumadi.1984.Geografi Regional Indonesia. Unila Ofset. Bandar Lampung.

Bintarto.1998. Geografi Penduduk dan Demografi. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

--- 1984. Urbanisasi dan Permasalahanya.Ghalia Indonesia.Yogyakarta. Budiyono.2003. Dasar- Dasar Geografi Sosial.Bahan Ajar.FKIP.Unila.Bandar

Lampung.

Calvin Goldscheider. 1985. Populasi, Modernisasi Dan Struktur Sosial. CV. Rajawali. Jakarta.

Daldjoeni, N. 1992.Geografi Baru Organisasi Keruangan Dalam Teori dan

Praktek. Alumni. Bandung.

David Lucas dan M. C. Donald. 1985. Pengantar Studi Demografi. Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

Nik Bakdi Sumanto dan Riningsih Saladi. 1982. Pengantar Kependudukan. Gajah Mada University Press.Yogyakarta.

Mantra, Ida Bagoes. 1985. Pengantar Studi Demografi. Nur Cahaya. Yogyakarta. --- 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


(5)

Kartomo Wirosuhardjo. 2000. Dasar-dasar Demografi. Lembaga Demografi FEUI. Jakarta.

--- 2007. Dasar-dasar Demografi. Lembaga Demografi FEUI. Jakarta. Koentjoroningrat. 1994. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Gramedia.

Jakarta..

Masri Singarimbun. 1981. Persoalan Perkembangan Perekonomian Indonesia. LP3ES. Jakarta.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989.Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.

Michael P. Todora. 1987. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.Erlangga. Jakarta

Mohammad Ali. 1985. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan. Alumni. Bandung.

Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta. Said Rusli.1996.Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3ES. Jakarta.

Siswono Yudo Husodo. 1998. Kebutuhan Negara Kepulauan Berpenduduk

Heterogen Dengan Persebaran Yang Timpang. Jurnalindo Aksara Grafika.

Jakarta

Sans Hutabarat. 1985.Studi Kependudukan .konsorisium Fakultas Ilmu Sosial. Jakarta.

Sofian Effendi dan Cris Manning. 1995. Prinsip-prinsip Analisa Data. Dalam Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (Editor).Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Subarjo. 2003. Meteorologi dan Klimatologi. Buku Ajar. FKIP. Unila. Bandar Lampung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Suharyono dan Amin.1994. Pengantar Filsafat geografi. Dirjen Dikti.


(6)

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Trisnaningsih.1998. Geografi Penduduk dan Demografi. Buku Ajar. FKIP Unila. Bandar Lampung.