Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

41

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini antara lain : a. Metode tes: Metode ini menggunakan tes berbentuk uraian. Hasil tes digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan penalaran matematika. b. Metode dokumentasi: Metode ini diperoleh dari hasil Ulangan Harian materi sebelumnya, yaitu pokok bahasan Trigonometri. Data ini selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui kondisi awal sampel.

3.5 Metode Analisis Data

a. Analisis Intrumen Penelitian 1 Reliabilitas Reliabilitas dihitung dengan menggunakan Rumus Alpha yang rumusnya: ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = ∑ t b n n r σ σ 2 11 1 1 keterangan: 11 r = reliabilitas yang dicari ∑ 2 b σ = jumlah varians skor tiap-tiap item t σ = varians total Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikansi 5. Jika harga r 11 r tabel product 42 moment maka item soal yang diuji bersifat reliable Suharsimi Arikunto, 2001: 109. Dari hasil uji coba tes didapatkan tujuh soal yang diujicobakan semuanya memiliki kriteria reliabel, sehingga ketujuh soal tersebut dipakai semua dalam penelitian ini. Hasil analisis reliabilitas secara lengkap pada Lampiran 15. 2 Validitas Validitas butir soal ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment angka kasar: ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = } }{ { 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r XY keterangan: r XY = koefisien korelasi X = skor tiap item Y = skor total yang benar dari tiap subjek N = jumlah subjek Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5. Jika harga r hitung r tabel product moment maka item soal yang diuji bersifat valid Suharsimi Arikunto, 2001. Dari hasil uji coba tes didapatkan tujuh soal yang diujicobakan memiliki kriteria valid semua. Hasil analisis validitas secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 15. 43 3 Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang terbelakang kemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi yang dihitung menggunakan uji t, dan dinyatakan dengan rumus: 1 2 2 2 1 − Σ + Σ − = i i n n x x ML MH t keterangan: t = Uji t MH = Mean kelompok atas ML = Mean kelompok bawah 2 1 x Σ = Jumlah deviasi skor kelompok atas 2 2 x Σ = Jumlah deviasi skor kelompok bawah n i = Jumlah responden pada kelompok atas atau bawah 27 X N N = Jumlah responden yang mengikuti tes Kriteria: Butir soal mempunyai daya pembeda jika t t tabel Dari hasil uji coba tes didapatkan bahwa seluruh soal 7 soal mempunyai daya pembeda yang signifikan satu sama lainnya. Hasil analisis daya pembeda secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 15. 44 4 Tingkat Kesukaran Yaitu persentase jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar. Besarnya indeks dapat dihitung dengan rumus: 100 X JS gagal yang siswa Banyaknya TK = keterangan: TK= Tingkat kesukaran soal JS = Banyaknya responden yang mengikuti tes Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal TK Kriteria TK 27 27 TK 72 72 TK Mudah Sedang Sukar Dari hasil uji coba tes didapatkan soal dengan kriteria mudah 3 soal, kriteria sedang 2 soal dan kriteria sukar 2 soal. Hasil analisis tingkat kesukaran secara lengkap pada Lampiran 15. b. Analisis Data Penelitian 1 Uji Normalitas Uji normalitas data dilakukan pada semua data yang diperoleh baik data hasil awal maupun akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang dihasilkan terdistribusi normal atau tidak. Jika data yang dihasilkan terdistribusi normal maka statistik yang diterapkan yaitu 45 statistik parametrik apabila data yang dihasilkan tidak normal maka statistik yang digunakan yaitu statistik nonparametrik. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi kuadrat. Persamaannya sebagai berikut: ∑ = − = k i i i i E E O 1 2 2 χ keterangan: 2 χ = chi kuadrat i O = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data E i = frekuensi yang diharapkan Sudjana, 1996: 273 Menurut Sudjana 1996: 273, 2 χ hasil perhitungan dikonsultasikan dengan 2 χ harga kritik tabel dk = k-1 dengan taraf signifikansi α = 5. Kriteria pengujian adalah: apabila dari perhitungan ternyata bahwa harga 2 χ sama atau lebih besar dari harga kritik 2 χ pada tabel yang sesuai dengan taraf signifikansi maka kesimpulannya data yang kita dapatkan terdistribusi normal ada perbedaan yang meyakinkan antara i O dengan E i . Akan tetapi apabila dari perhitungan 2 χ lebih kecil dari harga 2 χ dari tabel maka data yang kita peroleh tidak terdistribusi normal tidak ada perbedaan yang meyakinkan antara i O dengan E i . Untuk melakukan uji chi kuadrat sebelumnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 46 a. Mengelompokkan data dari hasil tes dalam bentuk data interval yaitu dengan cara: • Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil. • Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan, dengan menggunakan aturan Sturges, yaitu: Banyak kelas = 1 + 3,3 log n • Tentukan panjang kelas interval p, yaitu: kelas banyak g ren p tan = • Pilih ujung bawah kelas interval pertama. Dalam hal ini bisa diambil sama dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang ditentukan. Sudjana, 1996: 47 b. Menentukan rata-rata dari data interval dengan rumus sebagai berikut: ∑ ∑ = i i i f x f X Sudjana, 1996: 70 c. Menentukan simpangan baku S dari data interval dengan menggunakan rumus : 2 S S = S 2 adalah varian, yang dapat dihitung dengan rumus: 1 2 2 − − = ∑ n x x f S i i Sudjana, 1996: 95 d. Menentukan batas-batas interval. 47 e. Menentukan angka baku z dengan persamaan sebagai berikut: S x x z − = keterangan: x = nilai batas interval x = nilai rata-rata S = simpangan baku f. Menentukan peluang untuk z, yaitu dengan melihat tabel luas di bawah lengkungan normal standar dari 0 ke z. g. Menentukan luas daerah. h. Menentukan frekuensi harapan yang merupakan hasil kali antara luas daerah dengan jumlah peserta. i. Menghitung chi kuadrat. 2 Uji Homogenitas Uji Kesamaan DuaVarians Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui sampel dalam penelitian homogen atau tidak. Teknik yang digunakan adalah terkecil Varians terbesar Varians F = Kriteria pengujian: 1 , 1 2 1 2 1 − − ≥ n n F F α dengan α = 5, n 1 – 1 untuk dk pembilang, n 2 -1 untuk dk penyebut. Sudjana, 1996: 250 Kriteria inilah yang akan menentukan kedua kelas variansnya samadata homogen atau tidak. 3 Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t t-tes. Tujuan uji hipotesis adalah untuk mencari perbedaan rata-rata 48 kemampuan penalaran matematika kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Rumus yang digunakan adalah: K E K E n n s x x t 1 1 + − = 2 1 1 2 2 2 − + − + − = K E K K E E n n s n s n s keterangan: E x = nilai rata-rata hasil kelas eksperimen K x = nilai rata-rata hasil kelas kontrol n E = banyaknya subyek kelas eksperimen n K = banyaknya subyek kelas kontrol s = simpangan baku 2 s = varians Sudjana, 1996: 239 Nilai t hitung dikonsultasikan dengan nilai t tabel dengan dk = n E + n K – 2 dengan taraf signifikansi 5. Jika t hitung t tabel maka data dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan pada taraf signifikansi tersebut. Setelah data diolah dengan rumus uji-t kemudian ditentukan hipotesis nol Ho ditolak atau diterima. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5, jika t-hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel maka hipotesis nol Ho ditolak dan sebaliknya jika t- hitung lebih kecil dari t-tabel maka hipotesis nol Ho diterima. Dalam penelitian ini hipotesis kerjanya adalah sebagai berikut: 49 H 1 = rata-rata kemampuan penalaran matematika kelas eksperimen lebih besar kelas kontrol. H = rata-rata kemampuan penalaran matematika antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen tidak ada perbedaan. Sedangkan hipotesis penelitiannya adalah pengaruh pembelajaran matematika dengan memanfaatkan program flash terhadap kemampuan penalaran matematika siswa lebih baik daripada pembelajaran matematika dengan menggunakan metode ekspositori. Setelah diketahui adanya perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen, dimana kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dan perbedaan tersebut disebabkan karena perlakuan yang berbeda pada kedua kelas tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh pembelajaran matematika dengan memanfaatkan program flash terhadap kemampuan penalaran matematika siswa lebih baik daripada pembelajaran matematika dengan menggunakan metode ekspositori. Sebaliknya jika rata-rata kemampuan penalaran kelas kontrol lebih baik dari pada kelas eksperimen atau Ho diterima, berarti pembelajaran matematika dengan metode ekspositori lebih baik daripada pembelajaran matematika dengan memanfaatkan program flash terhadap kemampuan penalaran matematika siswa. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN