1. Hubungan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Pengamalan Agama
Pembelajaran pendidikan agama Islam pada jenjang Sekolah Menengah Pertama bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan lengkap tentang hukum Islam dan mampu mengaplikasikannya
dalam bentuk ibadah kepada Allah SWT. Dengan demikian siswa dapat melaksanakan ritual-ritual ibadah yang benar menurut ajaran islam sesuai dengan ibadah yang dipraktekkan dan diajarkan
Rasulullah saw. Demikian juga dalam kehidupan bernegara, pemerintah berupaya melaksanakan sistem
pendidikan guna terciptanya generasi yang berbudi pekerti yang luhur sesuai Pancasila dan UUD 1945. Seiring dengan pesatnya perkembangan media masa dan teknologi dewasa ini melahirkan
arus globalisasi yang hampir tidak dapat dibendung lagi. Kondisi ini mempengaruhi prilaku remaja khususnya siswa-siswi SMP yang sedang melewati masa pancaroba, masa mencari jati diri. Pengaruh
ini dapat berupa pengaruh positif maupun negatif. Pendidikan agama Islam pada siswa SMP mengajarkan konsep dan pelaksanaan beriman pada
Allah, beribadah dengan baik dan benar, dan berakhlak mulia. Selain membahas secara teori, siswa juga dilatih untuk membiasakan diri melaksanakan ibadah-ibadah tersebut dalam kehidupan sehari-
hari. Proses ini dilaksanakan secara terus menerus dan dievaluasi oleh guru secara berkala sehingga tercipta peribadi dan perilaku yang mulia.
Dari uraian di atas dapat diduga bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa SMP berhubungan secara signifikan dengan pengamalan agama siswa SMP
2. Hubungan Pembinaan anak dalam Keluarga dengan Pengamalan Agama
Dalam suatu keluarga, eksistensi orang tua dapat dijadikan sebagai barometer keberhasilan atau kegagalan dalam pendidikan agama anak, sebab apabila orangtua memiliki pandangan yang baik
tentang pendidikan agama anak serta mampu merealisasikan pola pendidikan yang ideal di dalam keluarga, maka dimungkinkan anak akan dapat melaksanakan ajaran agama dengan baik
pula.Sebaliknya jika suatu keluarga tidak melaksanakan pola-pola pendidikan anak dengan baik, maka akan membawa anak kepada sikap hidup apatis.
Keluarga merupakan unit terkecil serta terpenting di dalam masyarakat, sebab di dalam keluarga anak mendapatkan kasih sayang, pembinaan sikap keagamaan, pembentukan sikap
bertanggung jawab dan sebagainya. Dengan demikian dapat dipahami betapa pentingnya suatu keluarga orang tua dalam pembinaan nilai-nilai dalam kehidupan.
Dalam pendidikan agama anak dilingkungan keluarga, dapat dilakukan berbagai pola sesuai dengan kualitas orang tua. Secara ideal pola yang dapat diterapkan oleh keluarga dalam pendidikan
agama anak didalam keluarga, yaitu melalui keteladanan dan pembiasaan, penjelasan, anjuran, suruhan dan perintah, larangan, hadiah, motivasi dan pujian, serta hukuman.
Jika dihubungkan dengan pengamalan agama, maka siswa yang mendapatkan perhatian dan pembinaan yang baik dalam keluarga akan bersemangat dan rajin mengamalkan ajaran-ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari. Sementara pada siswa yang kurang mendapatkan pembinaan yang baik dan memadai dalam keluarga cenderung malas dan kurang bersemangat mengamalkan agama dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Hubungan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pembinaan anak dalam Keluarga