Menghitung Kekuatan Balok Kantilever

Tabel 4.8 Perhitungan Kekakuan Sambungan Percobaan IV Siku Ŀ 60 . 60 . 6 dengan Baut Mutu Tinggi No Pj kg P kg M kg cm Δ mm Ѳr cmcm R kg cm ki 1 2 900 1791.480 35829.600 0.000 0.00E+00 3 1500 2991.480 59829.600 0.000 0.00E+00 4 2000 3991.480 79829.600 0.1 0.001 1.60E+08 5 2500 4991.480 99829.600 0.15 0.001 1.33E+08 6 3000 5991.480 119829.600 0.2 0.001 1.20E+08 7 3500 6991.480 139829.600 0.35 0.002 7.99E+07 8 4000 7991.480 159829.600 0.45 0.002 7.10E+07 9 4500 8991.480 179829.600 0.6 0.003 5.99E+07 10 5000 9991.480 199829.600 0.75 0.004 5.33E+07 11 5500 10991.480 219829.600 0.9 0.005 4.89E+07 12 6000 11991.480 239829.600 1 0.005 4.80E+07 13 6300 12591.480 251829.600 1.4 0.007 3.60E+07

4.3 Menghitung Kekuatan Balok Kantilever

Data Input sesuai dengan sample penilitian hasil pengujian di Laboratorium Politeknik Negeri Medan, lalu dikaji secara teori: Tegangan Leleh Baja Siku = 5376,4 kgcm ² Tegangan Leleh IWF = 5241,9 kgcm ² Tegangan Leleh Baut mutu biasa = 2400 kgcm² Tegangan Leleh Baut mutu tinggi = 5850 kgcm² Keseimbangan momen pada balok IWF akibat Gaya terpusat Jack Load Pjl, 4..3.1.1 1 d M p P bs jl − = Universitas Sumatera Utara Kontrol Kekuatan Geser dan Desak pada Baut hubungan Siku dengan Flens bawah Balok, yaitu: 1. Kekuatan Geser I Mutu biasa Kekuatan Geser Mutu Tinggi HTB P kg 4.204 P baut dua Untuk kg 2.102 P f .0,6. d π 4 1 P gs1 gs1 baut 2 gs1 = = = − 2. Kekuatan Desak L.50.50.5 L.60.60.6 Kekuatan Tarik baut pada baut antara Siku Penyambung dengan Flens Kolom, dimana Flens Kolom dianggap tidak ikut tedeformasi., yaitu: 4.4 Aplikasi Perhitungan Kekakuan Sambungan Kekakuan Sambungan sebelum terjadi leleh keruntuhan dimana: E = 2.1 x 10 6 kgcm 2 75 , 2 75 , 5 maka, Ton 2,7 T 325 A HTB tinggi mutu baut Untuk 5mm t dan mm, 20 q mm 30 g bila P 5,75 T dihitung, Dapat 2P P bila q t g 1,5 1 P T min jl − = = − = = = = = − + = P T P kg 4.880 P baut dua Untuk kg 2.440 P f .0,6. d π 4 1 P gs1 gs1 baut 2 gs1 = = = − P kg 6.288 P baut dua Untuk kg 3.144 P f 1,5. t. d. P ds ds baja ds = = = Universitas Sumatera Utara I = 112 t t 3 b t f t b = tebal siku f = lebar flens profil I Aplikasi sesuai percobaan dilapangan ∟50.50.5 → ∟60.60.6 → d1 = 20 cm tinggi IWF D = 12 mm = 1.2 cm ∟50.50.5 → = 25,307 x 10 6 kgcm ∟60.60.6 → = 42,34 x 10 6 kgcm 4 3 104 . 10 5 . 12 1 cm I x = = 4 3 18 . 10 6 . 12 1 cm I x = =                 + = 3 2 1 2 2 2 6 15 . 2 20 15 . 2 5 . 78 . 1 104 . 10 . 1 . 2 3 ki R                 + = 3 2 1 2 2 2 6 15 . 2 20 15 . 2 6 . 78 . 1 18 . 10 . 1 . 2 3 ki R Universitas Sumatera Utara Kekakuan profil Cantilever IWF 200 x 100 x 5,5 x 8 4.4.1.1 Dimana l overstek = 40 cm dihitung dari tempat Jack Load ditempatkan Ix = 1.580 cm 4 = 82,95 x 10 6 kgcm Diperoleh Perbandingan kekakuan sambungan dengan Balok EI sebesar, ∟50.50.5 → = 0,3 ∟60.60.6 → = 0,51 4.5 Pembahasan Kekakuan Sambungan Menentukan kekakuan sambungan dengan cara Analitis dan dengan Penelitian yang telah dilakukan. Namun hasil dari pada Penelitian dengan Analitis ternyata perbedaannya cukup signifikan, terutama antara Alat sambung Baut Mutu Tinggi HTB dibandingkan dengan Alat sambung baut mutu biasa. Sedangkan didalam perhitungan Teori, baut memang dianggap baut mutu tinggi, dimana dalam perhitungan diasumsikan baut sangat kuat dibanding dengan siku penyambung. Sehingga ketika terjadi deformasi pada siku penyambung Top Angle, baut yang menyambung ke Kolom dan yang menyambung ke Flens Balok l Ix x l EI K b 10 1 , 2 6 = = 40 1580 10 1 , 2 6 x l EI K b = = 6 6 10 95 , 82 10 307 , 25 x x k R b ki = 6 6 10 95 , 82 10 34 , 42 x x k R b ki = Universitas Sumatera Utara belum mengalami perpindahan. Sehingga sudut putar dari pada balok kantilever melulu diakibatkan oleh penurunan profil siku penyambung. Pada alat sambung dengan baut mutu biasa, ketika dilakukan pengujian pada balok Cantilever mempergunakan baut mutu biasa, ternyata setelah diamati ternyata bautnya sendiri ikut mengalami deformasi. Baut yang menempel ke kolom mengalami perpanjangan dan baut yang menempel ke balok kantilever mengalami perpindahan geser sehingga menyebabkan terjadinya pertambahan sudut putar pada balok cantilever. Karena itu maka terjadilah perbedaan sudut putar antara baut mutu tinggi dan baut mutu biasa yang menyebabkan pula perbedaan kekakuan yang cukup signifikan. Juga penyebabnya tidak terlepas dari ketidaksempurnaanya modul dan juga alat Jack Load yang tidak bisa ditahan keberadaan beban pada waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan