Persiapan Bahan dan Peralatan Metode Pengujian

BAB III ANALISIS DAN PENGUJIAN

3.1 Persiapan Bahan dan Peralatan

Bahan–bahan dan peralatan laboratorium yang digunakan untuk melaksanakan pengujian ini meliputi: 1. Baja IWF.200x100x5,5x8.5 yang berfungsi sebagai kolom dan balok, profil C 100x50x20x2,3 sebagai dudukan dan penyangga kolom agar kokoh. 2. Baut mutu biasa dan baut mutu tinggi HTB 3. Beton Ready Mix K-225 untuk perletakan Kolom IWF dan dudukan Hydraulic Jack. 4. Besi Ø 8 mm sebagai tulangan dan kursi bantalan profil C. 5. Beton tahu sebagai bantalan Besi Ø 8 mm agar besi tidak menyentuh mall cetakan. 6. Alat Jack 25 Ton sebanyak 1 buah yang berfungsi sebagai pembebanan. 7. Dial gauge sesuai dengan yang dibutuhkan oleh penelitian. 8. Kunci momen 9. Pelat-pelat baja

3.2 Pemeriksaan Material

Tujuan pemeriksaan material adalah untuk mengetahui besarnya tegangan leleh dan tegangan dasar atau tegangan izin dari material tersebut. Dari hasil tegangan material inilah, maka dimensi benda uji yang akan digunakan dapat direncanakan. Adapun pemeriksaan tegangan material yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

3.2.1 Pelat IWF dan Pelat Siku

Bahan pelat diambil dari material besi dengan ukuran yang ditentukan, dengan maksud supaya mempunyai kekuatan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan besi pelat biasa. Dalam hal ini diambil pelat badan besi WF 200x100x5,5x8 mm, besi siku 50x50x5 mm dan 60x60x6 mm. Kemudian pelat badan besi IWF dan pelat baja ini akan diuji berapa besar tegangan leleh pada ketiga pelat tersebut. Pengujian tegangan Universitas Sumatera Utara leleh pelat ini terlebih dahulu diuji di Universitas Politeknik Negeri Medan. Tegangan leleh pelat besi WF dan pelat siku adalah sebagai berikut: Tegangan leleh pelat besi WF = 5241.9 KgCm Tegangan leleh pelat besi siku 50 mm = 5376.4 KgCm 2 Tegangan leleh pelat besi siku 60 mm = 5376.4 KgCm 2

3.2.2 Alat Sambungan Baut

2 Untuk mengindari kekuatan baut lebih tinggi daripada kekuatan pelatnya, maka baut yang ditinjau adalah baut mutu rendah dan baut mutu tinggi yang berdiameter 12 mm.

3.3 Metode Pengujian

Material yang digunakan untuk pembuatan benda uji ini adalah material yang telah tersedia di lokasi proyek. Untuk pemotongan, pengelasan, dan pengeboran, secara keseluruhannya juga dilakukan di lokasi proyek. Adapun pembuatan benda uji antara lain: a. Pembuatan kolom dan balok konsole Kolom dan balok dibuat dari baja IWF dengan ukuran yang sama yaitu 200.100.5,5.8. Pada kolom diberi juga stiffner–stiffner dengan dengan plat setebal 6 mm. Kemudian pada sebagai penyokong kolom agar tidak bergerak kebelakang ketika diberi beban Jack, maka dilaskan satu buah profil C 100x50x20x2,3 sebagai penyokong kolom dan dua buah profil C 100x50x20x2,3 sebagai dudukan penyokong dan kolom. Setelah itu dibuat lagi dua buah tulangan dengan besi 8 mm dan juga kursinya agar cor-an benar-benar masuk pada profil C. Sehingga kolom IWF tersebut menjadi kokoh dan tidak bergerak sama sekali ketika balok diberi beban oleh hydraulic jack setelah dicor. Untuk tampak atas dari bahan dan alat pengujian dapat dilihat pada Gambar 3.1. Sedangkan untuk tampak sampingnya dapat dilihat pada Gambar 3.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Tampak Atas Bahan dan Alat Pengujian Gambar 3.2 Tampak Samping Bahan dan Alat Pengujian Universitas Sumatera Utara b. Pembuatan pelat sambungan Pelat penyambung dibuat dari plat siku dengan ukuran L.50.50.5 pada Gambar 3.3 dan L.60.60.6 pada Gambar 3.4. Gambar 3.3 Detail Profil Siku 1 Gambar 3.4 Detail Profil Siku 2 Universitas Sumatera Utara c. Pembuatan alat sambungan baut. Baut pada Gambar 3.5 dengan ulir yang berdiameter Ø 12 mm akan diperlukan sebanyak 32 buah untuk mutu biasa dan 32 buah untuk mutu tinggi. Gambar 3.5 Alat Sambung Baut Dalam penelitian ini, pengujian benda uji dilakukan sebanyak empat kali dengan rincian sebagai berikut: 1. Pengujian Profil siku ukuran L.50x50x5 mm sebanyak dua kali yaitu dengan menggunakan alat sambung baut mutu tinggi dan mutu biasa. 2. Pengujian profil siku sama sisi ukuran L.60x60x6 mm sebanyak dua kali yaitu dengan menggunakan alat sambung baut mutu tinggi dan mutu biasa. Adapun langkah–langkah proses pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Perakitan kolom dan balok IWF.200x100x5,5x8 dan profil C.100x50x20x2,3 sebagai dudukan kolom agar tidak goyang dan kokoh. Kemudian perakitan plat siku dengan ukuran yang berbeda. 2. Pembuatan bekisting sebagai tempat pengecoran kolom IWF dan beton tahu setebal 5 cm serta tulangan dan kursi tulangan dengan besi Ø 8 mm. 3. Kemudian dilakukan pengecoran dengan mutu beton K-225. Pada saat pengecoran terakhir diatur posisi kolom dengan selang air agar tidak miring. Dan terakhir proses curing selama dua minggu. 4. Setelah selesai curing, maka benda uji siap untuk pengetesan. Universitas Sumatera Utara 5. Pertama – tama pengujian dilakukan dengan baut mutu biasa dengan plat siku ukuran 50x50x5. Sebelumnya pada coran tersebut diberi plat baja agar jack tidak miring. Baut pada plat siku dikunci dengan kunci inggris. 6. Kemudian jack diletakan diatas pelat baja tersebut dan mulai penyetelan. Setelah selesai meletakkan jack baru disetel kembali untuk setiap ujung pelat dengan menggunakan alat dial gauge secara tegak lurus dan harus simetris, karena alat ini mimiliki tingkat ketelitian 0.01 mm. 7. Setelah selesai penyetelan posisi dial guage seperti pada Gambar 3.6, baru dilakukan peng- jackan yang dimulai dengan angka 1 ton. D1 D2 D3 Gambar 3.6 Posisi Dial Gauge 8. Selanjutnya dengan kenaikan 0.5 T sampai alat dial berputar dan apabila jack tidak mampu menambah beban, maka jack dinolkan kembali. Bila diteruskan baut tersebut akan putus dan dial gauge dapat rusak akibat patahan baut. 9. Setelah itu dilakukan lagi untuk baut dengan mutu tinggi dengan ukuran pelat yang sama. 10. Pada baut mutu tinggi dilakukan penguncian baut dengan kunci momen. Setelah itu dilakukan pemberian beban kembali sampai alat jack tidak mampu menambah beban lagi. Universitas Sumatera Utara

3.4 Perhitungan Analisa Sambungan Balok Kolom