Skala Resiliensi Hubungan Antara Resiliensi dan Perilaku Inovatif Pada Karyawan Multi Level Marketing X

31 Generativity 5, 6 7 17,64 3 Formative investigation 8, 9 10 17,64 3 Championing 11, 12 13 17,64 3 Applicationing 14, 15 16,17 23,52 4

2. Skala Resiliensi

Metode pengambilan data mengenai resiliensi dilakukan dengan membuat skala mengenai resiliensi yang disusun berdasarkan teori Resiliensi yang dikemukakan oleh Reivich dan Shatte 2002. Skala ini melihat resiliensi individu berdasarkan 7 faktor yaitu: regulasi emosi, impulse control, optimism, causal analysis, empati, efikasi diri dan reaching out. Skala tersebut terdiri dari 33 aitem, yaitu 25 aitem favorable dan 8 aitem unfavorable. Model skala resiliensimenggunakan skala model Likert yang Berjumlah 33 item. Aitem terdiri dari pernyataan dengan 5 pilihan jawaban yaitu: Sangat Setuju SS, Setuju S, Netral N, Tidak Setuju TS, dan Universitas Sumatera Utara 32 Sangat Tidak Setuju STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favourable mendukung atau unfavourable tidak mendukung. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian untuk pernyataan favourable yaitu: SS = 5, S = 4, N = 3, TS = 2, dan STS = 1. Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavourable yaitu: SS = 1, S = 2, N = 3, TS = 4, dan STS = 5. Penilaian tersebut untuk melihat baik atau buruknya resiliensi masing-masing karyawan. Adapun blue print untuk skala resiliensidapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 . Blueprint Skala Resiliensi Sebelum Uji Coba ASPEK AITEM FAV AITEM UNFAV BOBOT JUMLAH AITEM Regulation Emotion 1, 2, 3, 4 5 15,15 5 Impulse Control 6,7, 8,9,10 11 18,18 6 Optimism 12,13,14,15 16,17 18,18 6 Causal Analysis 18,19 20 9,09 3 Emphaty 21,22,23,24 25 15,15 5 Universitas Sumatera Utara 33 Self Efficacy 26,27,28 31 12,12 4 Reaching Out 30.29..32 33 9,09 4

E. Uji Coba Alat Ukur 1. Validitas Alat Ukur

Suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur Sugiyono, 2012. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi mengukur sejauh mana aitem-aitem yang ada didalam tes dapat mencakup keseluruhan objek yang hendak diukur. Adapun pengujian validitas ini dengan menggunakan analisis rasional atau dengan pendapat dari para ahli di bidang tersebut. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas tampang face validity dan validitas isi content validity. Validitas tampang merupakan hal yang penting dalam membuat skala karena tampilan skala akan membangkitkan minat subjek untuk menjawab dengan kesungguhan hati. Sedangkan validitas isi merupakan suatu estimasi untuk melihat sejauh mana aitem-aitem skala mewakili aspek- aspek dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dan Universitas Sumatera Utara 34 sejauh mana aitem-aitem skala mencerminkan indikator keperilakuan yang hendak diukur Azwar, 2012. Validitas tampang berusaha dicapai dengan penyajian alat ukur yang rapi, jelas, serta menarik agar subjek dapat mengisi aitem-aitem dalam skala dengan konsisten. Validitas isi diusahakan dengan pengujian aitem melalui professional judgement Azwar, 2012. Professional judgement dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan pihak lain yang lebih mengerti tentang pembuatan alat ukur dan variabel yang akan diukur.

2. Daya Diskriminasi Aitem