56
praktis. Saran teoritis adalah saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan penelitian sejenis di masa mendatang.Saran yang bersifat praktisadalah saran untuk
penggunaan yang bersifat praktis.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
Terdapat hubungan antara resiliensi dengan perilaku inovatif pada karyawan Multi Level Marketing MLM X. Semakin resilien seorang
karyawan maka semakin tinggi kemungkinan untuk menunjukkan perilaku inovatif dalam pekerjaannya.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti mengemukakan beberapa saran. Saran ini
dharapkan dapat berguna untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan resiliensi dan perilaku inovatif.
1. Saran Metodologis
a. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menjadikan resiliensi dan perilaku
inovatif sebagai
variabel penelitiannya,
sebaiknya lebih
memperhatikan proporsi jumlah aitem dari masing-masing aspek. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyamakan jumlah aitem uji coba
Universitas Sumatera Utara
57
pada skala hingga diperoleh penyebaran jumlah aitem yang proporsional pada masing-masing aspek.
b. Proses pengambilan data sebaiknya dilakukan secara langsung kepada
subjek, agar tercipta komunikasi dan proses penelitian yang lebih baik. c.
Penelitiannya sebaiknya dilakukan kepada seluruh populasi, agar dapat digeneralisasikan.
2. Saran Praktis
Mengingat resiliensi dan perilaku inovatif berhubungan positif, maka sebaiknya organisasimelakukan beberapa upaya untuk meningkatkan
resiliensi dari distributor. Upaya tersebut diantaranya dengan mengundang pembicara untuk mengadakan seminar bagi para distributor, dan
melakukan pelatihan berkelanjutan untuk menigkatkan resiliensi dari setiap distributor.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Perilaku Inovatif 1. Pengertian Perilaku Inovatif
Perilaku inovatif didefinisikan sebagai tindakan individu yang mengarah pada pemunculan, pengenalan dan penerapan dari sesuatu yang
baru dan menguntungkan Kleysen dan street, dalam Fajrianthi, 2012. Sesuatu yang menguntungkan meliputi pengembangan ide produk baru
atau teknologi-teknologi, perubahan dalam prosedur administratif yang bertujuan untuk meningkatkan relasi kerja atau penerapan dari ide-ide
baru atau teknologi-teknologi untuk proses kerja yang secara signifikan meningkatkan efisiensi dan efektifitas mereka Kleysen dan street, dalam
Fajrianthi, 2012. Menurut Wess Farr dalam De Jong Kemp, 2012 perilaku
inovatif adalah semua perilaku individu yang diarahkan untuk menghasilkan, memperkenalkan, dan mengaplikasikan hal-hal baru, yang
Universitas Sumatera Utara
13
bermanfaat dalam berbagai level organisasi. Perilaku inovatif sering dikaitkan dengan kreatifitas karyawan. Namun, keduanya memiliki
konstruk perilaku yang berbeda De Jong, dalam Amir 2015. Dimana, kreatifitas dapat dilihat pada tahap pertama dari proses perilaku inovatif
yang dibutuhkan karyawan untuk menghasilkan ide-ide baru West, dalam De Jong, 2007. Sedangkan perilaku inovatif memiliki proses yang lebih
kompleks karena ide-ide tersebut akan sampai pada tahap aplikasi De Jong, dalam Amir 2015.
Sedangkan menurut Scott dalam Nindyati, 2009 perilaku inovatif yaitu perilaku untuk memunculkan, meningkatkan dan menerapkan ide-
ide baru dalam tugasnya, kelompok kerjanya atau organisasinya.Menurut Inkeles, et.al. dalam Purba, 2009 mengartikan proses modernisasi
dikaitkankan dengan perilaku inovatif sebagai proses perubahan kehidupan masyarakat, ditekankan bahwa perubahan kehidupan akibat
perilaku inovatif modernisasi ini diikuti oleh perubahan sikap, sifat atau gaya hidup individu-individu dalam masyarakat
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku inovatif adalah keseluruhan tindakan individu yang
memunculkan, mengenalkan, dan menerapkan sesuatu hal yang baru dan bermanfaat bagi suatu organisasi.
Universitas Sumatera Utara
14
2. Aspek Perilaku inovatif