Pengaruh Faktor Predisposisi Predisposing Factor Terhadap

72

BAB V PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini difokuskan pada hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien HIVAIDS dalam menjalani terapi antiretroviral di RSU Haji Medan Tahun 2016 sebagai berikut :

5.1 Pengaruh Faktor Predisposisi Predisposing Factor Terhadap

Kepatuhan Pasien HIVAIDS Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral

5.1.1 Pengaruh Variabel Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Pasien

HIVAIDS Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral Hasil uji multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda diperoleh hasil p=0,018 p0,05 dan nilai Exp B 17,595 yang berarti bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap kepatuhan pasien HIVAIDS dalam menjalani terapi ARV dan responden dengan pengetahuan kurang baik memiliki risiko tidak patuh kepatuhan kurang 17,595 kali lebih besar dalam menjalani terapi ARV dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan baik. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV dan juga pengobatan ARV. Dengan pengetahuan yang baik akan menyadarkan responden betapa pentingnya menjalani terapi ARV bagi ODHA unjuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan mengambil tindakan untuk memperpanjang hidup dan lebih waspada dalam penyebaran HIV agar hidup selama mungkin. Hal ini memicu kepatuhan dari responden dalam menjalani terapi ARV dengan bekal pengetahuan yang telah dimiliki. Hal ini sejalan dengan Nasronudin dan Margarita 2007 berhasilnya pengelolaan dan perawatan terhadap penderita HIVAIDS tergantung pada 72 Universitas Sumatera Utara 73 kerjasama petugas kesehatan dengan pasien keluarganya. ODHA yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang HIVAIDS, kemudian selanjutnya mengubah perilakunya sehingga akan dapat mengendalikan kondisi penyakitnya sehingga penderita dapat hidup lebih lama. Konseling sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan terhadap ODHA dan penerimaan pasien terhadap sakitnya. Pengetahuan itu meliputi pengertian tentang terapi ARV, pentingnya kepatuhan terapi, efek samping yang mungkin terjadi serta lama pengobatan. Dengan pengetahuan tinggi diharapkan ODHA menjalankan kepatuhan terapi ARV sesuai dengan aturan yang dianjurkan dokter Nasronudin dan Margarita, 2007. Sebaliknya berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan responden diketahui alasan mengapa responden dengan pengetahuan yang cukup baik masih memiliki kepatuhan yang kurang dikarenakan adanya rasa jenuh dengan konsumsi obat yang harus diminum secara rutin. Hal ini memberikan gambaran baru yang terjadi di lapangan dan bisa dijadikan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya. Sesuai dengan teori WHO, pengetahuan merupakan salah satu dari empat alasan pokok yang memengaruhi seseorang berperilaku tertentu. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pun pengalaman orang lain Notoatmodjo, 2012. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Sasmita 2010 yang dilakukan di Semarang bahwa variabel pengetahuan merupakan variabel yang paling kuat dalam mempengaruhi kepatuhan terapi ARV 68 kali. Dan juga sejalan dengan penelitian Martoni 2012 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien HIVAIDS di Poliklinik khusus rawat jalan RSUP dr.M.Djamil Padang mendapatkan hasil bahwa variabel yang paling Universitas Sumatera Utara 74 signifikan terhadap kepatuhan pasien HIVAIDS adalah pengetahuan OR=9,003; CI 95=1,733-46,770 dibandingkan variabel lainnya.

5.1.2 Pengaruh Variabel Persepsi Terhadap Kepatuhan Pasien HIVAIDS

Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral Persepsi responden mengenai resiko, ancaman dan manfaat terhadap kepatuhan dalam menjalani terapi ARV dimana dari hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh hasil nilai p = 0,005 p0,05. Hal ini menjelaskan bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara persepsi dengan kepatuhan responden dalam menjalani terapi ARV. Berdasarkan hasil analisis multivariat diperoleh nilai p=0,65 p0,05 yang berarti menunjukkan secara statistik bahwa persepsi tidak memiliki pengaruh secara signifikan antara persepsi dengan kepatuhan pasien HIVAIDS dalam menjalani terapi antiretroviral. Persepsi merupakan penindaklanjutan dari pengetahuan yang dimiliki responden dan masih berupa pemikiran dan pandangan terhadap suatu objek. Persepsi juga merupakan domain yang dapat dirubah seketika akibat pengaruh pengalaman responden saat mulai mengambil keputusan untuk pergi ke rumah sakit sampai menjalani pengobatan. Menurut asumsi peneliti bahwa persepsi yang baik belum cukup membuat pasien HIVAIDS patuh dalam menjalani pengobatan. Alasan dari pernyataan tersebut diperoleh dari hasil penelitian sebagian besar responden menyatakan setuju adanya rasa takut dijauhidiskriminasi dari lingkungan yang menyebabkan responden malu meminum obat saat bersama orang lain. Maka disarankan perlu adanya dukungan dari semua lapisan masyarakat untuk membangun kepercayaan diri ODHA untuk tetap terus berusaha dan Universitas Sumatera Utara 75 semangat melawan penyakitnya dan menjalani pengobatan dengan ARV. Dan diperlukan kualitas pelayanan kesehatan dan sikap petugas yang tinggi untuk menciptakan hubungan yang erat sehingga ODHA mau menceritakan setiap pengalamannya baik itu privasi ataupun kondisi fisiknya.

5.1.3 Pengaruh Variabel Riwayat Efek Samping Terhadap Kepatuhan

Pasien HIVAIDS Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral Efek samping obat Antiretroviral merupakan kejadian yang cukup sering terjadi pada pasien HIV dan umumnya terjadi dalam tiga bulan pertama setelah inisiasi ARV, walaupun efek samping jangka panjang juga kerap di dapati sesudahnya. Waktu kejadian efek samping bervariasi pada setiap individu. Variasi kejadian efek samping inilah yang sering kali menyebabkan kejadian putus obat pada berbagai kasus. Hipotesis dalam penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara riwayat efek samping dengan kepatuhan pasien HIVAIDS dalam menjalani terapi antiretroviral. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji Chi-square menunjukkan bahwa hipotesis ini diterima karena nilai p0,05 yaitu nilai p=0,445. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian kuantitatif-kualitatif di 10 provinsi terpilih secara acak tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum ARV di Indonesia, bahwa efek samping obat tidak berhubungan dengan kepatuhan minum ARV P=0,213. Hal ini dikarenakan bahwa hampir semua informan mengalami efek samping obat. Namun efek samping tersebut tidak memengaruhi ODHA untuk patuh Siregar, dkk, 2012. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukkan di RSCM Jakarta yang menyatakan bahwa analisis bivariat mengenai hubungan beberapa variabel Universitas Sumatera Utara 76 yang berpengaruh pada tingkat adherens menunjukkan hubungan yang bermakna antara kejadian efek samping ARV lini pertama dengan tingkat adherens p=0,016 Ramadian dan Riztriawan, 2010.

5.1.4 Pengaruh Variabel Pengalaman Stigma di Layanan Kesehatan

Terhadap Kepatuhan Pasien HIVAIDS Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral Hipotesis dalam penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara pengalaman stigma dengan kepatuhan pasien HIVAIDS dalam menjalani terapi ARV berdasarkan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,927 p0,05 maka secara statistik hipotesis dalam penelitian ini diterima. Pada penelitian ini tidak terdapatnya hubungan antara pengalaman stigma di layanan kesehatan dengan kepatuhan dalam menjalami terapi ARV dikarenakan walaupun pasien mengalami stigma di layanan kesehatan, pasien HIVAIDS tetap berkunjung untuk meneruskan terapi pengobatannya di Klinik VCT RSU Haji Medan. Hal ini dikarenakan responden termotivasi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka kepada orang lain. Penelitian ini juga di dukung dengan hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Mimika Papua, yang menunjukkan bahwa faktor pengalaman stigma di layanan kesehatan tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepatuhan pengobatan ARV dilihat dari nilai p=0,933 p0,05 sehingga tidak diikutsertakan pada model uji multivariat selanjutnya Ubra,2012. Universitas Sumatera Utara 77

5.2 Pengaruh Faktor Pendukung Enabling Factor Terhadap Kepatuhan