Tabel 2.4. Standart Mutu Minyak Sawit CPO Crude Palm Oil Di PT. Socfin Indonesia
Karakteristik Minyak Sawit
Keterangan
Free Fatty Acid FFA Moisture M
Impurities I Colour RY
Deterioration Of Bleachibility Index DOBI
Melting Point MP Iodin Value IV
Peroxide Value PV Karoten
2,50 0,20
0,05 2140
2,00 36
⁰ C 52 meqL
5,0 ppm 500 ppm
Maksimal Maksimal
Maksimal Maksimal
Minimal Minimal
Minimal Maksimal
Minimal
Sumber : PKS PT. Socfin Indonesia Tanah Gambus
2.8.1. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Mutu Minyak Kelapa Sawit
Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor - faktor tersebut dapat langsung dari sifat pohon induknya selama penanganan
pascapanen, ataupun selama proses pemrosesan dan pengangkutannya. Berikut faktor - faktor yang dapat mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit :
1. Asam Lemak Bebas Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikat dalam minyak sawit
sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas akan mengakibatkan rendemen minyak turun. Hal ini terjadi karena adanya reaksi hidrolisa pada minyak dan
menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas. Reaksi ini akan dipercepat dengan
Universitas Sumatera Utara
adanya faktor panas, air, keasaman, dan katalis enzim. Semakin lama reaksi berlangsung, maka semakin banyak asam lemak bebas yang terbentuk.
2. Kadar Zat Menguap dan Kotoran Kotoran yang terdapat dalam minyak terdiri dari tiga golongan, yaitu kotoran
yang tidak larut dalam minyak Fat Insoluble dan kotoran yang terdispersi dalam minyak. Kotoran yang terdiri dari biji atau partikel jaringan, lendir dan getah, serat -
serat yang berasal dari kulit, abu atau mineral yang terdiri dari Mg, Cu, Fe, dan Ca, serta air dalam jumlah kecil. Kotoran ini dapat dipisahkan dengan beberapa cara
mekanis, yaitu dengan cara pengendapan, penyaringan dan sentrifusi.
3. Pemucatan Minyak sawit mempunyai warna kuning oranye sehingga jika digunakan
sebagai bahan baku untuk pangan perlu dilakukan pemucatan dengan adsorben. Salah satu adsorben yang digunakan adalah tanah liat bleaching earth. Aktivitas tanah liat
dengan asam mineral misal : HCl akan mempertinggi daya pemucat karena asam mineral akan larut dan bereaksi dengan komponen seperti tar, garam Ca dan Mg yang
menutupi pori - pori adsorben. Namun pemakaian asam mineral akan menimbulkan bau lapuk pada minyak. Disamping itu, tanah liat juga akan menaikkan kadar asam
lemak bebas dan mengurangi daya tahan kain saring yang digunakan untuk memisahkan minyak dari adsorben.
Universitas Sumatera Utara
4. Kadar Logam Beberapa jenis bahan logam yang dapat terikut dalam minyak sawit antara
lain adalah besi, tembaga dan kuningan. Logam - logam tersebut biasanya berasal dari alat - alat pengolahan yang digunakan. Tindakan preventif pertama yang harus
dilakukan untuk menghindari terikutnya kotoran yang berasal dari pengelupasan alat - alat dan pipa adalah mengusahakan alat - alat dari stainless steel.
Mutu dan kualitas minyak sawit yang mengandung logam - logam tersebut akan turun. Sebab dalam kondisi tertentu, logam - logam tersebut dapat menjadi
katalisator yang menstimulir reaksi oksidasi minyak sawit. Reaksi ini dapat diamati dengan melihat perubahan warna minyak sawit yang semakin gelap dan akhirnya
menyebabkan ketengikan.
5. Angka Oksidasi Proses oksidasi yang distimulir oleh logam jika berlangsung dengan intensif
akan mengakibatkan ketengikan dan perubahan warna menjadi semakin gelap. Keadaan ini jelas sangat merugikan sebab mutu minyak kelapa sawit menjadi
menurun. Konsumen atau pabrik yang menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku dapat
menilai mutu dan kualitasnya dengan melihat angka oksidasi. Dari angka inilah dapat diperkirakan sampai sejauh mana proses oksidasi berlangsung sehingga dapat pula
dinilai kemampuan minyak kelapa sawit untuk menghasilkan barang jadi yang memiliki daya tahan d an daya simpan yang lama. Tim Penulis, 2007
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Minyak kelapa sawit mengandung karotenoid yang cukup tinggi. Karotenoid merupakan pigmen yang menghasilkan warna merah. Selain itu, terdapat komponen
utama yaitu asam lemak jenuh palmitat yang menyebabkan minyak bertekstur kental- semi padat dan menjadi lemak padat didaerah beriklim sedang. Minyak kelapa sawit
merupakan bahan baku yang penting untuk berbagai masakan tradisional di Afrika Barat. Mulai abad ke-14 hingga ke-17, buah sawit dibawa dari Afrika ke Amerika.
Kelapa sawit sebagai sumber penghasil minyak nabati memegang peran penting bagi perekonomian Negara. Penanaman kelapa sawit umumnya dilakukan di
Negara dengan beriklim tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi minimum 1.600 mmtahun. Perkembangan industri kelapa sawit di Negara beriklim tropis telah
didorong oleh produktivitas yang sangat tinggi. Pasalnya, kelapa sawit memberikan hasil tertinggi minyak per satuan luas dibandingkan dengan tanaman lainnya. Selain
itu, hasil panen kelapa sawit ternyata menghasilkan dua jenis minyak, yaitu minyak kelapa sawit dan minyak kernel inti. Kedua jenis minyak tersebut sangat diminati
oleh pasar global. Yan, 2004
Universitas Sumatera Utara