pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan
merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Walgito 1993 mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya,
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk
dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses
pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan
dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan
apa seseorang akan bertindak. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses kategorisasi yang terintegrasi dalam diri
individu, sehingga ia dapat mengenali atau memberi arti dari suatu stimulus.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi seseorang tidaklah timbul begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang bersifat internal maupun yang bersifat
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berkenaan dengan keberadaan individu yang bersangkutan, sedangkan faktor eksternal adalah faktor pengaruh
yang diakibatkan oleh keberadaan rangsangan tersebut. Menurut Walgito
Universitas Sumatera Utara
2002, hal. 46 faktor yang dapat mempengaruhi proses persepsi merupakan faktor eksternal, yaitu faktor stimulus dan faktor lingkungan dimana persepsi
tersebut berlangsung. Sedangkan faktor internal adalah individu itu sendiri. Oskamp dalam Sadli, 1976, hal.72 mengemukakan empat karakteristik
penting dari faktor-faktor pribadi dan sosial yang dapat mempengaruhi persepsi individu yaitu: Faktor ciri-ciri khas dari objek stimulus yang terdiri dari nilai,
arti, familiaritas, dan intensitas. Kedua, faktor-faktor pribadi, termasuk di dalamnya ciri khas individu seperti, taraf kecerdasannya, minatnya,
emosionalitasnya. Ketiga, faktor pengaruh kelompok, respon orang lain dapat memberi arah ke suatu tingkah laku konform, dan keempat, faktor perbedaan
latar belakang kuturil, terdiri tiga variabel yang mempengaruhi persepsi yaitu, fuctional salience, familiaritas, dan sistem komunikasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor rangsangan yang datang dari objek maupun peristiwa,
dan faktor individu yang bersangkutan dengan karakteristiknya. Demikian halnya persepsi yang terdapat di tengah-tengah mahasiswa yang lebih senior
mengenai esensi dari pelaksanaan Ospek. Merujuk kepada fakta-fakta seringnya kasus kekerasan terjadi di dalam Ospek, ajang bagi pelecehan dan
perilaku kekerasan abusement telah terintegrasi menjadi sebuah persepsi di antara sejumlah mahasiswa dalam memaknai Ospek itu sendiri.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kekerasan