2002, hal. 46 faktor yang dapat mempengaruhi proses persepsi merupakan faktor eksternal, yaitu faktor stimulus dan faktor lingkungan dimana persepsi
tersebut berlangsung. Sedangkan faktor internal adalah individu itu sendiri. Oskamp dalam Sadli, 1976, hal.72 mengemukakan empat karakteristik
penting dari faktor-faktor pribadi dan sosial yang dapat mempengaruhi persepsi individu yaitu: Faktor ciri-ciri khas dari objek stimulus yang terdiri dari nilai,
arti, familiaritas, dan intensitas. Kedua, faktor-faktor pribadi, termasuk di dalamnya ciri khas individu seperti, taraf kecerdasannya, minatnya,
emosionalitasnya. Ketiga, faktor pengaruh kelompok, respon orang lain dapat memberi arah ke suatu tingkah laku konform, dan keempat, faktor perbedaan
latar belakang kuturil, terdiri tiga variabel yang mempengaruhi persepsi yaitu, fuctional salience, familiaritas, dan sistem komunikasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor rangsangan yang datang dari objek maupun peristiwa,
dan faktor individu yang bersangkutan dengan karakteristiknya. Demikian halnya persepsi yang terdapat di tengah-tengah mahasiswa yang lebih senior
mengenai esensi dari pelaksanaan Ospek. Merujuk kepada fakta-fakta seringnya kasus kekerasan terjadi di dalam Ospek, ajang bagi pelecehan dan
perilaku kekerasan abusement telah terintegrasi menjadi sebuah persepsi di antara sejumlah mahasiswa dalam memaknai Ospek itu sendiri.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kekerasan
Menurut WHO dalam Bagong S., dkk, 2000, kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, dan ancaman atau tindakan terhadap
Universitas Sumatera Utara
diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan mengakibatkan memar trauma, kematian,
kerugian psikologis, kelainan perkembangan, atau perampasan hak. Thalib 2002 menjelaskan bahwa perilaku kekerasan dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal yang saling berinteraksi dalam diri individu. Faktor-faktor internal yaitu: cita-cita, harapan, kepercayaan, tempramen, dan
kemampuan kognitif. Sedangkan Faktor eksternal dapat berupa: pengalaman perilaku kekerasan, praktik pengasuhan orang tua, faktor sosial budaya, tingkat
pendidikan orang tua, serta lingkungan fisik seperti iklim, cuaca, dan kepadatan juga dapat mempengaruhi seseorang untuk memunculkan perilaku
kekerasan. Setiadi 2000, h. 62-63 mengemukakan beberapa faktor dari perilaku
kekerasan: 1. Pembenaran secara moral, melalui restrukturisasi kognisi, seseorang
dapat saja mencari pembenaran sehingga perilaku agresif yang tadinya dianggap buruk menjadi terhormat.
2. Pengalihan tanggung jawab, hal ini terjadi bila otoritas yang sah menyatakan kesediaannya untuk bertanggung jawab atas perilaku
agresif tertentu. Perilaku tersebut tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan membiarkan perilaku agresif tersebut berlangsung tanpa
adanya sanksi. 3. Pengaburan tanggung jawab, seseorang cenderung bertindak agresif
bila kekerasan tersebut dilakukan secara kolektif, karena dapat
Universitas Sumatera Utara
mempersepsikan bahwa dirinya tidak bertanggung jawab secara pribadi terhadap korban.
4. Distorsi terhadap konsekuensi, setiap orang cenderung untuk mengingat efek positif dan melupakan efek negatif dari perbuatannya.
5. Dehumanisasi, seseorang akan lebih mudah berperilaku agresif terhadap orang yang dianggap lebih rendah dari dirinya dibandingkan
dengan orang yang sederajat dengan dirinya.
B. Ospek 1. Pengertian Ospek