38
BAB II LETAK DAN LOKASI PENELITIAN
2.1 Kota Pematang Siantar
Kota Pematang Siantar adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Karena letak
Pematang Siantar yang strategis, ia dilintasi oleh Jalan Raya Lintas Sumatera. Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
Utara tahun 2000 dapat diketahui bahwa kota Pematang Siantar memiliki luas wilayah 79,971 Km2 dan berpenduduk sebanyak 240.787 jiwa.
Kota Pematang Siantar secara geografis berada di bagian tengah Sumatera Utara, terletak pada garis 2° 53’ 20” Lintang Utara LU dan 99° 1’ 00”
- 99° 6’ 35” Bujur Timur BT pada peta bumi.Kondisi topografi dan morfologi kelerengan yang ada di Kota Pematangsiantar hanya terdiri dari 2 morfologi
yaitu datar dan landai sehingga dapat dikatakan relatif datar secara keseluruhan. Curah hujan rata-rata Kota Pematangsiantar pada tahun 2010 sebesar 269,08
mmtahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 173 hari per tahun. Secara Administratif, Kota Pematang Siantar terletak di bagian tengah
Propinsi Sumatera Utara dan dikelilingi Wilayah Kabupaten Simalungun. Kota Pematang Siantar terbagi atas 8 kecamatan dan 53 kelurahan dimana pusat
pemerintahan terletak di Kecamatan Proklamasi. Luas wilayah administrasi Kota Pematang Siantar adalah 79,971 km2, yang terdiri dari 344
RW dan 1.033 RT.
Kecamatan Sitalasari merupakan kecamatan terluas dengan luas sekitar 22,723
Universitas Sumatera Utara
39 km
2
atau sekitar 28,41 luas Kota Pematangsiantar. Kota Pematang Siantar yang berjarak sekitar 128 Km dari Medan dan
kurang lebih berjarak 52 Km dari lokasi tujuan wisata Parapat sering menjadi kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak ke Danau Toba.
Sebagai kota penunjang pariwisata di daerah sekitarnya, kota ini memiliki ciri khas berupa sepeda motor model lama, yang disebut dengan BSA, sepeda
motor BSA model lama dipergunakan sebagai becak bermesin yang menimbulkan bunyi yang keras dan hingga saat ini sepeda motor BSA ini dianggap sebagai icon
kota Pematang Siantar karena banyaknya jumlah sepeda motor BSA dan masih dipergunakan hingga saat ini.
Adapun hal lainnya yang dapat menjadi arakteristik dan pencapaian Kota Pematang Siantar dalam mengembangkan wilayahnya mencakup, seperti Wakil
Presiden Republik Indonesia yang ke-3 Adam Malik, lahir di kota ini pada 22 Juli 1917. Kota ini pernah menerima Piala Adipura pada tahun 1993 atas kebersihan
dan kelestarian lingkungan kotanya. Sementara itu, karena ketertiban pengaturan lalu lintasnya, kota ini pun meraih penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha pada
tahun 1996. Sektor industri yang menjadi tulang punggung perekonomian kota yang
terletak di tengah-tengah Kabupaten Simalungun ini adalah industri besar dan sedang. Dari total kegiatan ekonomi pada tahun 2000 yang mencapai Rp 1,69
trilyun, pangsa pasar industri mencapai 38,18 persen atau Rp 646 miliar. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyusul di urutan kedua, dengan sumbangan
22,77 persen atau Rp 385 miliar.
Universitas Sumatera Utara
40
Gambar 1 Peta Kota Pematang Siantar
Sumber : BPS Pematang Siantar data diolah penulis
Gambar 2 Letak dan Lokasi Penelitian
Sumber : Penulis
Universitas Sumatera Utara
41
2.2 Sejarah Perkembangan Kota Pematang Siantar