16 g.
Kepemimpinan. 3.
Pengetahuan Spesifik: adalah pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran dari program perpustakaan dan informasi pada level S1
dan S2. Pengetahuan itu meliputi:
a. Metadata,
b. Pengembangan Database dan Sistem Manajemen Database,
c. Kebutuhan Pengguna perpustakaan,
d. Arsip Digital,
e. Kegiatan Preservasi,
f. Pengembangan Koleksi,dan
g. Sistem Manajemen Kontent.
Berdasarkan uraian di atas, mengindikasikan bahwa pada era digital saat ini, pustakawan memiliki begitu banyak peran baru yang harus dijalankan dan
lebih kompleks dari peran yang selama ini dilaksanakan. Namun, beberapa di antara peran baru itu menjadikan peran pustakawan menjadi less-visible kurang
nyata atau terlihat.
2.3 Wawasan Lingkungan yang Mempengaruhi Lingkungan Perpustakaan
2.3.1 Pengertian Wawasan Lingkungan
Wawasan lingkungan berkaitan erat dengan ekologi atau arsitektur ekologi dan pembangunan berkelanjutan. Ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Irwan 199: 108 menyatakan bahwa:
Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Faktor-
faktor yang ada dalam lingkungan selain berinteraksi dengan organisme, juga berinteraksi sesama faktor tersebut, sehingga sulit untuk memisahkan
dan mengubahnya tanpa mempengaruhi bagian dari lain lingkungan itu. Oleh karena itu untuk dapat memahami struktur dan kegiatannya perlu
dilakukan penggolongan faktor-faktor lingkungan tersebut, penggolangan itu dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:
1. Lingkungan Abiotik seperti suhu, udara, cahaya, atmosfer, hara mineral,
air, tanah dan api.
Universitas Sumatera Utara
17 2.
Lingkungan Biotik yaitu makhluk-makhluk hidup di luar lingkungan abiotik.
Irwan 1992: 12 menyatakan bahwa: Untuk hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar
memahami lingkungannya dan pandai mengatur pemakaian sumber- sumber daya alam dengan cara-cara yang dapat di pertanggung jawabkan
demi pengamanan dan kelestariaan. Pada dasarnya masalah lingkungan itu timbul karena kegiatan manusia sendiri yang tidak mengindahkan atau
mengerti prinsip-prinsip ekologi.
Menurut Amsyari 1995: 1 bahwa: Manusia dan lingkungan pada hakekatnya satu bangunan yang seharusnya
saling menguatkan karena manusia amat bergantung pada lingkungan sedang lingkungan juga bergantung pada aktivitas manusia. Sayangnya
manusia sering lupa bahwa lingkungan yang berkualitas buruk juga akan berpengaruh pada kualitas kehidupannya juga. Dari sini jelas bahwa
subjek dari kehidupan manusia dan kondisi lingkungan yang pada dasarnya adalah manusia itu sendiri. Lebih baik manusia, akan lebih baik
pula kualitas kehidupan dan lingkungannya, sedang lenih buruk manusia tentu akan lebih buruk kualitas kehidupan dan lingkungannya.
Sedangkan menurut Salim 1986: 29 bahwa: Makna lingkungan di sini tidaklah terbatas pada lingkungan alam semata-
mata, tetapi juga mencakup lingkungan sosial. Keselarasan hubungan manusia dengan lingkungan tidak hanya dicapai dengan mengembangkan
daya dukung alam, tetapi juga dengan mengembangkan diri manusia dan masyarakat, sehingga keselarasan hubungan dicapai berkat kemajuan
manusia dan alam.
Berdasarkan uraian di atas lingkungan sosial yang dimaksud adalah interaksi dan sifat manusia atau pengguna dengan perpustakaan. Sifat manusia
yang pada umumnya sering merusak lingkungan disekitarnya akan berdampak negatif di masa sekarang dan masa mendatang. Manusia dalam hal ini pengguna
dengan lingkunganya dalam hal ini perpustakaan diharapkan mampu berkerjasama dalam menciptakan perpustakaan berrwawasan lingkungan dengan
tidak merusak lingkungan perpustakaan itu sendiri. Menurut Irwan 1992: 10 bahwa:
Universitas Sumatera Utara
18 Kalau direnungkan kemajuan teknologi dapat dikatakan merupakan
pedang bermata dua yang dapat digunakan untuk memahami keseluruhan manusia dan alam atau untuk menghancurkannya. Oleh karena itu agar
teknologi yang ditemukan manusia itu, bermanfaat untuk kesejahteraan manusia, maka manusia sebagai insan pemakai harus mempertimbangkan
prinsip-prinsip ekologi.
Sugandhy 2009: 29 juga menyatakan bahwa: Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mendukung pola pengelolaan
lingkungan yang tepat dalam pembangunan saat ini dan yang akan datang. Ilmu pengetahuan dan teknologi pengelolaan lingkungan adalah berupa
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dalam hal pemilihan teknologi pengelolaan lingkungan, yang merupakan keterpaduan dalam
pemanfaatan sumber daya alam dan manusia untuk pemantauan, pengendalian, pemulihan, dan pengawasan pengembangan lingkungan
hidup. Dalam pengembangan berbagai disiplin ilmu, yang perlu diperhitungkan adalah peluang unggulan dalam mempercepat laju
pembangunan, di samping perlu diketahui dan perlu diberi perhatian khusus dalam pengembangan teknologi pelestarian lingkungan dan
pengendalian kerusakan serta pencemaran lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas, lingkungan adalah alam sekitar, termasuk orang-orang di dalamnya. Manusia dan lingkungan sangat bersimbiosis
mutualisme satu sama lain, manusia sangat tergantung pada alam, begitu pula lingkungan sangat bergantung pada aktivitas manusia. Perkembangan teknologi
dapat membantu manusia dalam mengelola lingkungan, meningkatkan pelestarian lingkungan, mencegah pencemaran lingkungan sehingga dapat terwujudnya
lingkungan yang diinginkan.
2.3.2 Konsep Wawasan Lingkungan