Kondisi Awal Pembelajaran Kelas X Teknik Konstruksi Kayu TKK

45 24 kursi panjang satu meja biasanya untuk 2 orang. Jumlah siswa X TKK sebanyak 27 orang dengan keseluruhan siswa laki-laki.

B. Kondisi Awal Pembelajaran Kelas X Teknik Konstruksi Kayu TKK

Kegiatan observasi dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi perhitungan statika bangunan dikelas X TKK SMK Negeri 5 Surakarta. Dari hasil observasi awal menunjukkan bahwa guru aktif sedangkan siswa pasif, karena guru masih menerapkan metode ceramah. Peran serta siswa dalam proses pembelajaran PSB masih kurang dan interaksi antar siswa pada proses pembelajaran hampir tidak ada, sehingga penguasaan terhadap materi pun masih kurang. Oleh karena itu peneliti menganggap bahwa peningkatan peran serta siswa atau keaktifan siswadan ditunjang dengan interaksi yang baik pada proses pembelajaran antar siswa maupun antara siswa dan guru sehingga diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar. Kegiatan untuk mengetahui kondisi awal siswa dilakukan dengan tes kemampuan awal sebelum penerapan metode Group Investigation GI. Tes kemampuan awal tes kognitif bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan awal yang dimiliki siswa X TKK SMK Negeri 5 Surakarta dalam memahami materi pada mata pelajaran Perhitungan Statika Bangunan PSB dengan pokok bahasan menghitung Garis gaya momen dan garis gaya lintang satu tumpuan. Hasil tes kemampuan awal Lampiran 37 menunjukan penguasan materi masih kurang oleh siswa kelas X TKK SMK Negeri 5 Surakarta masih rendah pencapaian rata-rata hanya 37,04. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 sebanyak 17 siswa 62,96, sedangkan yang mendapat nilai diatas 70 sebanyak 10 siswa 37,04 . Nilai rata-rata tes kemampuan awal belum memenuhi batas tuntas KKM yang ditetapkan di SMK Negeri 5 Surakarta yaitu 70. Penerapan pembelajaran Group Investigasi GI diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan meningkatkan keaktifan siswa dan kerjasama kelompok pada materi menghitung garis momen dan garis gaya lintang bidang M dan bidang D Data nilai kognitif tes kemampuan awal siswa untuk capaian batas ketuntasan, dapat dilihat pada diagram berikut ini: 46 Gambar 5. Diagram Persentase Nilai Kognitif Siswa Pra Siklus Capaian batas ketuntasan Kondisi awal afektif siswa pra siklus diketahui dengan mengobservasi afektif siswa. Data hasil afektif pra siklus seperti terlampir pada Lampiran 19, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5. Persentase Jumlah Skor setiap Aspek pada Observasi Afektif Siswa Pra Siklus No. Aspek Presentase Jumlah Skor 1 Menunjukkan perhatian 51,85 2 Mengakui kepentingan 53,09 3 Mematuhi perintah 55,56 4 Ikut serta secara aktif 51,85 5 Menerima suatu nilai 54,32 6 Menghargai pendapat 55,56 7 Membentuk system nilai 55,56 8 Bertanggung jawab 58,02 9 Menunjukkan kepercayaan diri 56,79 10 Melibatkan diri 50,62 Jumlah 543,22 Rata-rata 54,322 Tuntas 37.04 Tidak Tuntas 62.96 Diagram Nilai Kognitif Siswa Pra Siklus Ketuntasan Belajar Siswa Tuntas Tidak Tuntas 47 Berdasarkan observasi yang dilakukan pada hasil afektif siswa, dengan hasil nilai rata-rata sebesar 54,322. Dengan pencapaian tertinggi pada aspek bertanggung jawab, sedangkan aspek terendah pada aspek melibatkan diri. Secara keseluruhan proses belajar afektif siswa masih rendah dan perlu adanya usaha meningkatkan proses tersebut. Persentase skor setiap aspek pada observasi afektif pra siklus dapat dilihat pada grafik berikut ini: Gambar 6. Grafik Persentase Skor setiap Aspek Observasi Afektif Siswa Pra Siklus Kondisi awal psikomotorik siswa pra siklus diketahui dengan mengobservasi psikomotor siswa, hasil observasi psikomotor pra siklus seperti terlampir pada Lampiran 29, hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: menunj ukkan perhatia n mengak ui kepenti ngan mematu hi perintah ikut serta scr aktif meneri ma suatu nilai mengha rgai pendap at membe ntuk sistem nilai bertang gung jawab menunj ukkan keperca yaan diri melibat kan diri Pra Siklus 51.85 53.09 55.56 51.85 54.32 55.56 55.56 58.02 56.79 50.62 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 p e rs e n ta s e Grafik Persentase Skor setiap Aspek Observasi Afektif Siswa Pra Siklus 48 Tabel 6. Persentase Jumlah Skor setiap Aspek pada Observasi Psikomotor Siswa Pra Siklus No. Aspek Presentase Jumlah Skor 1 Persepsi 42,13 2 Kesiapan 40,74 3 Gerakan terbimbing 41,67 4 Gerakan terbiasa 42,59 5 Gerakan kompleks 46,29 6 Penyesuaian pola gerak 50,00 7 Kreatifitas 50,46 Jumlah 313,88 Rata-rata 44,84 Hasil observasi pada proses pembelajaran menyimpulkan bahwa pada kondisi awal pembelajaran masih dominan berpusat pada guru, guru masih terbiasa menggunakan metode konvensional. Dalam pembelajaran ini guru lebih banyak berceramah sedangkan siswa hanya mendengarkan sehingga mengakibatkan guru lebih aktif sedangkan siswa pasif. Hasil observasi psikomotorik siswa menunjukkan nilai presentase pada pra siklus berkisar antara 40,74 -50,46 dengan rata-rata 44,84. Aspek terendah sebesar 40,74 pada aspek ”kesiapan”, ini menujukan tingkat kesiapan siswa masih rendah. Sedangakan presentase tertinggi pada aspek ”kreatifitas” yaitu dengan jumlah 50,46, ini menunjukkan bahwa siswa mampu menyampaikan hasil secara berurutan disertai keterangan dan gambar walaupun masih ada beberapa yang salah dan memerlukan bimbingan dari guru. Jadi pada kesimpulanya kondisi psikomotorik siswa masih rendah sehingga perlu usaha untuk meningkatkannya. Presentase skor setiap aspek observasi psikomotor pra siklus dapat dilihat pada grafik berikut ini: 49 Gambar 7. Grafik Persentase Skor setiap Aspek Observasi Psikomotor Siswa Pra Siklus Hasil observasi performance guru yang dilakuan pada pra siklus diketahui bahwa guru belum menyampaikan persepsi, guru belum dapat memotivasi siswa untuk melibatkan diri dalam kegiatan belajar mengajar, guru masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang tepat yaitu dengan cara konvensional sehingga menyebabkan siswa kurang aktif, guru belum dapat menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan pada saat pembelajaran dan guru belum memberikan kesimpulan pada akhir pelajaran. Presentase hasil observasi performance guru pada pra siklus dapat dilihat pada table berikut ini: persepsi kesiapan ger. Terbimbing ger. Terbiasa ger. Komplek penyesuaia n pola gerak kreatifitas Pra Siklus 42.13 40.74 41.67 42.59 46.29 50 50.46 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 p e rs e n tas e Grafik Persentase Skor setiap Aspek Observasi psikomotor Siswa Pra Siklus 50 Tabel 7. Persentase hasil observasi Performance guru pada Pra siklus No. Indikator Pra Siklus 1. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran 50 2. Ketrampilan bertanya 50 3. Ketrampilan menggunakan variasi 50 4. Ketrampilan menjelaskan 100 5. Ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan 50 6. Ketrampilan mengelola kelas 25 7. Ketrampilan membimbing kelompok kecil 8. Ketrampilan memberi penguatan Jumlah 325 Rata-rata 40,6 Persentase hasil observasi Performance guru pra siklus dapat dilihat pada grafik berikut ini: Gambar 8. Grafik Persentase Skor setiap Aspek Observasi Psikomotor Siswa Pra Siklus k.memb uka dan menutup pelajaran k.bertan ya k.mengg unakan variasi k.menjel askan k.mengaj ar kelompo k k.mengel ola kelas k.membi mbing kelompo k k.membe ri penguat an Pra Siklus 50 50 50 100 50 25 20 40 60 80 100 120 P e rs e n ta se Grafik Persentase Performance Guru Pra Siklus 51

C. Pelaksanaan Penelitian

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI KEUANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 3 SURAKARTA TA

0 29 236

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION(GI) KELAS PENJUALAN DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 7 196

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PERHITUNGAN STATIKA BANGUNAN KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 5 SURAKARTA

0 5 73

Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMP Negeri 2 Ungaran.

0 0 2

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIVE GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN METODE KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN STATIKA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI SMK N 3 YOGYAKARTA.

2 15 196

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) MELALUI PROYEK TERBIMBING DAN EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI UNSUR, SENYAWA DAN CAMPURAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 91