29
4. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk
anggota. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga ekonomi dan sosial masyarakat banyak.
2.2.4 Peranan BMT
Adapun peranan BMT adalah sebagai berikut Huda, 2004: 264: 1.
Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang bersifat non islam. Aktif melakukan sosialisasi di tengah masyarakat tentang arti penting
ekonomi islami. 2.
Malakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus bersikap aktif menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro, misalnya
dengan jalan pendampingan, pembinaan, penyuluhan dan pengawasan terhadap usaha-usaha nasabah.
3. Melepaskan ketergantungan pada rentenir, masyarakat yang masih
tergantung rentenir disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan masyarakat dalam memenuhi dana dengan segera. Maka BMT harus
mampu melayani masyarakat lebih baik, misalnya selalu sedia dana setiap saat, birokrasi yang sederhana, dan lain sebagainya.
4. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang rata. Fungsi
BMT langsung berhadapan dengan masyarakat yang kompleks dituntut harus pandai bersikap, oleh karena itu langkah-langkah untuk melakukan
evaluasi dalam rangka pemetaan skala prioritas yang harus diperhatikan, misalnya dalam masalah pembiayaan, BMT harus memperhatikan
Universitas Sumatera Utara
30
kelayakan nasabah dalam hal golongan nasabah dan jenis jenis pembiayaan yang dilakukan.
2.2.5 Prinsip-prinsip utama BMT
Sebagai lembaga keuangan islam, tentu saja BMT mempunyai prinsip-prinsip utama dalam menjalankan kegiatannya. Prinsip-prinsip utama BMT yaitu
Soemitra, 2010: 453:
1. Keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT. Dengan
mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah dan muamalah islam ke dalam kehidupan nyata.
2. Keterpaduan kaffah dimana nilai-nilai spiritual berfungsi mengarahkan
dan menggerakkan etika moral yang dinamis, proaktif, progresif, adil, dan berakhlak mulia.
3. Kekeluargaan kooperatif
4. Kebersamaan
5. Kemandiriran
6. Profesionalisme
7. Istikamah: konsisten, kontinuitasberkelanjutan tanpa henti dan tanpa
pernah putus asa.
2.2.6 Akad, Produk Dana dan Jenis Usaha Pembiayaan BMT
Dalam menjalankan usahanya, ada berbagai akad yang ada dalam BMT dan akad tersebut mirip dengan akad yang ada pada bank pembiayaan rakyat
islam. Adapun akad-akad tersebut adalah: pada sistem operasional BMT, pemilik dana menanamkan uangnya di BMT tidak dengan motif mendapatkan bunga,
Universitas Sumatera Utara
31
tetapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil Huda, 2010: 366. Produk penghimpunan dana lembaga keuangan islam adalah Himpunan Fatwa
DSN-MUI, 2003: 1.
Giro Wadiah, adalah produk simpanan yang bisa ditarik kapan saja. Dana nasabah dititipkan di BMT dan boleh dikelola. Setiap saat nasabah berhak
mengambilnya dan berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro oleh BMT. Besarnya bonus tidak ditetapkan di
muka tetapi benar-benar merupakan kebijaksanaan BMT. Walaupun demikian nominalnya diupayakan sedemikian rupa untuk senantiasa
kompetitif Fatwa DSN-MUI No. 01DSN-MUIIV2000. 2.
Tabungan Mudarabah, dana yang disimpan nasabah akan dikelola BMT, untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada
nasabah berdasarkan kesepakatan nasabah. Nasabah bertindak sebagai shahibul mal dan lembaga keuangan islam bertindak sebagai mudharib
Fatwa DSN-MUI No. 02DSN-MUIIV2000. 3.
Deposito Mudarabah, BMT bebas melakukan berbagai usaha yang tidak bertentangan dengan islam dan mengembangkannya. BMT bebas
mengelola dana mudarabah mutaqah. BMT berfungsi sebagai mudharib sedangkan nasabah sebagai shahibul mal. Ada juga dana nasabah yang
dititipkan untuk usaha tertentu. Nasabah memberi batasan pengguna dana untuk jenis dan tempat tertentu. Jenis ini disebut mudarabah muqayyadah.
Universitas Sumatera Utara
32
Sedangkan jenis usaha pembiayaan BMT lebih diarahkan pada pembiayaan usaha mikro, kecil bawah dan bawah. Diantara usaha pembiayaan
tersebut adalah: 1.
Pembiayaan Mudharabah. 2.
Pembiayaan Musyarakah. 3.
Pembiayaan Murabahah. 4.
Pembiayaan Bay’ bi Saman Ajil 5.
Al-Qardhul Hasan. Usaha-usaha diatas merupakan kegiatan-kegiatan BMT yang berkaitan
langsung dengan masalah keuangan. Selain kegiatan-kegiatan keuangan tersebut, BMT juga mengembangkan usaha dibidang sektor ril, seperti kios telepon, kios
benda pos, memperkenalkan teknologi maju untuk peningkatan produktivitas hasil para nasabah, mendorong tumbuhnya industri rumah tangga atau pengolahan
hasil, mempersiapkan jaringan perdagangan atau pemasaran masukan dan hasil produksi, serta usaha lainnya yang layak, menguntungkan dalam jangka panjang
dan tidak menganggu program jangka pendek Soemitra, 2010: 464.
2.3 Mendirikan BMT 2.3.1 Modal pendirian BMT