commit to user 18
motivasional untuk melakukan penetapan tujuan, monitoring dan evaluasi diri serta penggunaan strategi dalam belajar Zimmerman, 2000.
3. Prestasi Keterampilan Laboratorium
Prestasi belajar menurut Winkel 1996 adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang pebelajar dalam melakukan kegiatan belajarnya
sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi belajar dapat menjadi indikator atas kuantitas dan kualitas pengetahuan pebelajar dalam memahami proses
pembelajaran yang diterimanya. Hasil belajar yang dicapai oleh setiap pebelajar sendiri dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik. Keterampilan laboratorium
lab skills
secara umum didefinisikan sebagai keterampilan dalam melakukan pemeriksaan di laboratorium. Reid dan Shah
2007 menyatakan bahwa pembelajaran di laboratorium merupakan bagian fundamental dalam ilmu sains, terlebih kimia. Untuk itu, pembelajaran di
laboratorium harus mampu memberi bekal berupa: a.
kemampuan dan keterampilan yang berhubungan dengan bagaimana mempelajari sains, seperti mengilustrasikan ide dan konsep, serta
mengaplikasikan ide teoritis ke dalam percobaan empiris. b.
keterampilan psikomotorik praktik c.
kemampuan ilmiah, seperti menyimpulkan dan menginterpretasikan hasil d.
keterampilan umum, yang meliputi kemampuan bekerja sama, membuat laporan dan berdiskusi.
commit to user 19
Dalam rangka
mengoptimalkan hasil
pembelajaran keterampilan
laboratorium
,
Reid dan Shah 2007 juga menyarankan untuk melakukan
prelabs instruction
, dimana pebelajar diminta untuk melakukan latihan singkat selama 15- 30 menit sebelum pembelajaran
dimulai. Hal tersebut berfungsi untuk menyiapkan kerangka berpikir pebelajar sebelum melakukan pembelajaran
pemeriksaan laboratorium yang sebenarnya. Dengan kata lain, pebelajar diminta
untuk menyiapkan pengetahuan sebelumnya
prior knowledge
yang telah dimiliki.
Donald
dalam
Hailikari
et al
2008 mengungkapkan bahwa dalam pendidikan sains aplikatif, dimana pengetahuan dipelajari dengan tujuan untuk
dapat mengaplikasikannya, pebelajar harus membangun kerangka berpikir terintegrasi sejak awal proses pembelajarnnya. Hal tersebut menjadikan
prior knowledge
sebagai bagian penting dalam pembelajaran sains. Hasil penelitian terhadap 115 mahasiswa farmasi di Universitas Helsinki juga menunjukkan
bahwa
prior knowledge
dari pembelajaran terdahulu memberikan kontribusi signifikan terhadap hasil belajar pada tahap lebih lanjut. Pebelajar dengan
prior knowledge
lebih baik, mampu memperoleh hasil akhir pembelajaran yang lebih baik pula.
commit to user 20
B. Penelitian yang Relevan
1. Kemampuan Metakognitif dan Prestasi Belajar
Berdasarkan penelitiannya, Swanson 1990 menyatakan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan relatif rendah, tetapi memiliki kemampuan
metakognitif tinggi, sering menggunakan kemampuan metakognitifnya untuk mengkompensasi kecerdasan yang rendah tersebut. sehingga hasil yang mereka
tampilkan ekivalen dengan orang yang memiliki kecerdasan tinggi Cox, 2005. Hasil penelitian dari Cautinho 2007 juga menunjukkan bahwa metakognisi
merupakan mediator signifikan antara
mastery goals
seorang pebelajar dan keberhasilan akademisnya.
Meski Schraw dan Dennison 1994 menyimpulkan bahwa metakognisi dapat dipisahkan dari faktor kognitif lain, tetapi Cetinkaya dan Erktin 2002
menemukan bahwa strategi dan kewaspadaan terhadap kemampuan kognitif, yang dalam hal ini merupakan bagian dari kemampuan metakognitif, berhubungan erat
dengan pemahaman pebelajar dalam membaca. Seorang pembaca yang baik akan menggunakan kemampuan metakognitifnya secara lebih efektif dibanding
pembaca lain.
2. Efikasi Diri dan Prestasi Belajar
Lane, Lane dan Kyprianou 2004 meneliti tentang dampak efikasi diri dan
self esteem
terhadap prestasi akademis 205 mahasiswa
postgraduate
di
University of Business School,
UK. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa efikasi diri dan
self esteem
berkorelasi signifikan terhadap prestasi akademis mahasiswa.