Peningkatan Kemampuan Metakognitif Kemampuan Metakognitif

commit to user 10

c. Peningkatan Kemampuan Metakognitif

Untuk membangun dan mengembangkan kemampuan metakognitifnya, seorang pebelajar dapat menerapkan strategi-strategi berikut Blakey dan Spence, 1990 : 1 Mengidentifikasi “apa yang saya tahu” dan “apa yang tidak saya tahu” Pada tahap awal, pebelajar harus terlebih dahulu dengan sadar memahami tingkat pengetahuannya. Hal ini dapat pula diinisiasi dengan menuliskan “saya telah paham tentang ...” dan “saya ingin lebih memahami bab ...”. 2 Mengungkapkan proses berpikir secara lisan Modelling dan diskusi dapat membantu pengembangan dan pemenuhan kebutuhan berpikir pebelajar, serta membantu pebelajar dalam berbagi cara berpikir. Strategi yang juga efektif untuk digunakan adalah pemecahan masalah secara berpasangan paired problem solving . 3 Menulis learning log buku harian belajar Learning log akan membantu pebelajar dalam merefleksikan proses berpikirnya. Pengajar dapat membantu meningkatkan kemampuan metakognitif pebelajar dengan memberi masukan serta kritik membangun terhadap apa yang telah ditulis oleh pebelajar dalam learning log nya. 4 Melakukan perencanaan dan regulasi diri Dalam rangka membentuk seorang self-directed learner , sejak dini pebelajar harus diberi tanggung jawab atas perencanaan serta regulasi proses belajar dan berpikirnya. Pebelajar membuat sendiri setiap detail perencanaan belajarnya, seperti jumlah waktu yang dibutuhkan, organisasi materi yang commit to user 11 akan dipelajari dan jadwal belajar. Sementara, evaluasi belajar dapat disusun dengan bantuan kriteria evaluasi dari pengajar. 5 Mendiskusikan proses berpikir yang dialami Mendiskusikan proses berpikir akan membantu pebelajar untuk membangun kewaspadaan terhadap strategi-strategi baru yang dapar diterapkan dalam situasi belajar yang belum mereka temui sebelumnya. 6 Evaluasi diri Proses evaluasi dapat diawali dengan terlebih dahulu memberikan panduan evaluasi proses belajar salah satu bahan pelajaran. Melalui individual conferences atau checklist yang ditekankan pada evaluasi proses berpikir, pebelajar dapat mulai menentukan bentuk evaluasi belajarnya sendiri . Sementara Amin dan Eng 2003 menyarankan bagi para pebelajar individual untuk mengembangkan metakognitifnya melalui tiga langkah sederhana, yaitu identifikasi kebutuhan, membangun dan mengimplementasikan rencana pembelajaran serta memonitor dan mengevaluasi perkembangan metakognitif yang dialami. Identifikasi kebutuhan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi jarak pengetahuan atau jarak pembelajaran dan memutuskan prioritas kebutuhan. Langkah berikutnya adalah membangun dan mengimplementasikan rencana pembelajaran. Penerapan strategi belajar sangat bervariasi, tergantung pada masing-masing individu pebelajar. Strategi pembelajaran yang berhasil untuk satu pebelajar belum tentu sesuai untuk pebelajar yang lain. Sehingga, setiap individu commit to user 12 pebelajar harus mencari strategi terbaik untuk mencapai target yang ditetapkan, berikut strategi alternatif yang dapat digunakan Amin dan Eng, 2003. Sementara, memonitor dan mengevaluasi perkembangan sebagai tahapan akhir pengembangan kemampuan metakognitif sejatinya merupakan sebuah proses yang berkesinambungan. Pada tahap ini, pebelajar perlu mengajukan beberapa pertanyaan, antara lain ‘Sejauh mana perkembangan yang dicapai?’, ‘Apakah saya perlu mengubah strategi belajar?’, ‘Apa yang telah saya pelajari dari proses akan membantu saya di kemudian hari?’ Amin dan Eng, 2003.

2. Efikasi Diri

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KESADARAN DIRI DAN EFIKASI DIRI DENGAN PROKRASTINASI Hubungan Antara Kesadaran Diri dan Efikasi Diri Dengan Prokrastinasi AKademik Mahasiswa.

0 2 21

HUBUNGAN ANTARA KESADARAN DIRI DAN EFIKASI DIRI DENGAN PROKRASTINASI Hubungan Antara Kesadaran Diri dan Efikasi Diri Dengan Prokrastinasi AKademik Mahasiswa.

4 9 13

HUBUNGAN ANTARA KESADARAN DIRI DAN EFIKASI DIRI DENGAN PROKRASTINASI Hubungan Antara Kesadaran Diri dan Efikasi Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PRESTASI AKADEMIK HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 1 19

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA MAHASISWA HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PERILAKU MENYONTEK PADA MAHASISWA.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI AKADEMIK DAN KECEMASAN MENYELESAIKAN STUDI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI AKADEMIK DAN KECEMASAN MENYELESAIKAN STUDI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR.

0 0 16

HUBUNGAN EFIKASI DIRI, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA.

0 0 13

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERKAIT KEMAMPUAN DOSEN MENGAJAR, FASILITAS BELAJAR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA.

0 0 15

Hubungan Efikasi Diri, Kemandirian Belajar Dan Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa COVER

0 1 32