Perubahan Perilaku Konsep Perilaku

4. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak.

2.3.1. Perubahan Perilaku

Perubahan-perubahan perilaku dalam seseorang yang dapat diketahui melalui persepsi. Menurut Notoatmojo 2007 setelah seseorang mengetahui stimulus atau obyek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjurtnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui disikapinya yang disebut dengan perilaku kesehatan. Oleh sebab itu indikator praktik kesehatan ini sangat berkaitan dengan persepsi. Secara lebih rinci, perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Untuk dapat membantu individu atau masyarakat merubah perilakunya, perlu di pahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berlangsungnya dan berubahnya perilaku tersebut dengan kata lain perlu diketahui mengapa individu atau masyarakat berperilaku tersebut ada tiga faktor hal ini di kemukakan oleh Lawrence Green dalam Mubarak dkk, 2007. yaitu: a. Faktor predisposisi disposing factors, yang terwujud dalam dalam pengetahuan, sikap, persepsi, tradisi dan kepercayaan masyarakat, sistem nilai yang dianut, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi nilai-nilai dan sebagainya. b. Faktor pendukung enabling factors yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Misalnya: Puskesmas. Universitas Sumatera Utara c. Faktor pendorong reinforcing factors, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Faktor ini juga meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat toma, tokoh agama toga. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk perilaku sehat masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positip serta dukungan fasilitas saja. melainkan diperlukan contoh atau acuan dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan. Disamping itu undang- undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat.

2.3.2 Perilaku Dalam Bentuk Tindakan