63
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penulisan tugas akhir ini adalah hasil penelitian oleh Dwi Hanti Rahayu, M.Pd pada tahun 2011
yang berjudul “Evaluasi Program Pembelajaran dengan Pengantar Bahasa Inggris di TK Sunshine”. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program
pembelajaran dengan pengantar Bahasa Inggris di TK Sunshine.Fokus penelitian dirangkum dalam 4 aspek yaitu context, input, process dan
product.Komponen aspek context yang diteliti adalah keadaan lingkungan pembelajaran. Komponen aspek input yang diteliti adalah siswa. Konponen
aspek process yang diteliti adalah pelaksanaan pembelajaran oleh pendidik di TK Sunshine. Sedangkan komponen aspek product yang diteliti adalah
perkembangan bahasa Indonesia dan pencapaian penguasaan bahasa inggris. Penelitian yang telah dilakukan oleh Dwi Hanti Rahayu, M.Pd menjadi peta
jalan bagi peneliti untuk melakukan penelitian evaluasi Program Pembelajaran Matematika untuk Siswa Tunanetra kelas 2 di Sekolah Inklusi MAN
Maguwoharjo. Model evaluasi yang digunakan oleh peneliti adalah model CIPP context, input, process, product.
F. Kerangka Pikir
Program pembelajaran wajib tempuh oleh semua siswa termasuk anak berkebutuhan khusus disemua jenjang pendidikan adalah program
pembelajaran matematika. Pelaksanaan program pembelajaran matematika
64
bagi anak berkebutuhan khusus, khususnya anak tunanetra diselenggarakan di sekolah khusus dan di sekolah inklusi.
Pelaksanaan program pembelajaran matematika di sekolah inklusi berbeda dengan pelaksanaan program pembelajaran matematika di sekolah
khusus. Hal ini dikarenakan heterogenitas karakteristik siswa akan mempengaruhi keterlaksanaan program pembelajaran matematika. Oleh
karena itu evaluasi terhadap program pembelajaran matematika penting dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program.
Program pembelajaran matematika bagi siswa tunanetra kelas 2 di sekolah inklusi MAN Maguwoharjo adalah sebuah sistem yang saling
berkaitan terdiri dari konteks, input, proses dan produk. Konteks berkaitan dengan kurikulum yang digunakan di MAN Maguwoharjo sebagai Sekolah
Menengah Atas penyelenggara pendidikan inklusi khususnya bagi penyandang tunanetra.
Konteks menjadi pedoman pelaksanaan program pembelajaran matematika bagi siswa tunanetra kelas 2 di sekolah inklusi MAN
Maguwoharjo yaitu kurikulum adaptif. Kurikulum adaptif adalah kurikulum regular yang dimodifikasi oleh guru mata pelajaran bekerjasama dengan Guru
Pembimbing Khusus, konseler, orangtua wali siswa, kepala sekolah dan bagian pengembangan kurikulum di sekolah inklusi MAN Maguwoharjo
menyesuaikan dengan karakteristik serta kemampuan yang dimiliki oleh siswa tunanetra.
65
Input berkaitan dengan kompetensi guru matematika bagi siswa tunanetra kelas 2 di sekolah inklusi MAN Maguwoharjo. Kompetensi guru
menentukan kualitas produk yang akan dihasilkan. Guru memegang peranan penting dalam keterlaksanaan program pembelajaran, guru tidak hanya
sebagai pengajar
yang hanya
menyampaikan materi
tetapi guru
bertanggungjawab untuk membentuk suasana belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Suasana belajar aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan dapat dicapai apabila guru bersangkutan memiliki kualifikasi kompetensi guru yang baik bagi siswa tunanetra kelas 2 di sekolah inklusi
MAN Maguwoarjo. Oleh karena itu evalausi dari aspek input difokuskan pada kompetensi guru.
Proses berkaitan dengan Kegiatan Belajar Mengajar KBM yang melibatkan beberapa komponen seperti guru, siswa, metode, media, model dan
evaluasi pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas inklusi bagi siswa tunanetra. Metode, media, model dan evaluasi pembelajaran
dan KBM yang berlangsung di kelas inklusi bagi siswa tunanetra harus memperhatikan dan disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan yang
dimiliki oleh siswa tunanetra. Produk berkaitan dengan ketercapaian tujuan pembelajaran sebagai
hasil belajar yang dilakukan. Ketercapaian tujuan pembelajaran berkaitan dengan karakteristik dan kemampuan siswa tunanetra dalam mengikuti proses
pembelajaran yang berpengaruh pada pelaksanaan program pembelajaran matematika. Keterbatasan yang dimiliki oleh siswa tunanetra di kelas inklusi
66
menyebabkan hasil belajar matematika yang diperoleh lebih rendah dari siswa tanpa kebutuhan khusus terutama dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang
mengharuskan berfungsinya indera penlihatan. Keberhasilan program pembelajaran dapat diukur melalui evaluasi
yang dikenakan pada keseluruhan aspek atau komponen pembelajaran yaitu dari segi konteks, input, proses dan produk. Hasil evaluasi terhadap program
pembelajaran matematika dijadikan sebagai rujukan dalam upaya perbaikan dan atau peningkatan kualitas program pembelajaran matematika bagi siswa
tunanetra kelas 2 di sekolah inklusi MAN Maguwoharjo. Apabila hasil evaluasi menunjukkan hasil yang negatif, maka hasil evaluasi dapat dijadikan
sebagai referensi untuk memperbaiki program pembelajaran bagi siswa tunanetra kelas 2 di sekolah inklusi MAN Maguwoharjo.Apabila hasil
evaluasi menunjukkan hasil yang positif, maka hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai referensi penguat keberlanjutan pelaksanaan program pembelajaran
matematika bagi siswa tunanetra di sekolah inklusi MAN Maguwoharjo. Kerangka pikir penelitian diajukan melalui bagan berikut:
67
Gambar. 1. Kerangka Pikir Penelitian
Program Pembelajaran Matematika Hasil Evaluai Program
Konteks
Produk Proses
Input Kurikulum
Adaptif
Kegiatan Belajar
Mengajar Kompetensi
Guru
Ketercapaian Tujuan
Pembelajaran Kurang
Baik E
V A
L U
A S
I Peningkatan Mutu Program Pembelajaran
Perbaikan Mutu Program Pembelajaran
68
BAB III METODE PENELITIAN