c. Dasar logis klaster adalah kelas yang jumlahnya ada 4 kelas.
d. Dalam populasi, setiap kelas adalah 1444= 36 siswa setiap kelas.
e. Jumlah klaster yang ada adalah 144: 36 = 4 kelas.
f. Oleh karena itu, 4 kelas dipilih secara random.
Sampel penelitian adalah kelas X TFL 1 dan kelas X TFL 2 yang setiap kelas berjumlah 36 siswa. Kelas pertama dengan model
pembelajaran CTL adalah kelas X TFL 1, sedangkan kelas kedua dengan metode pembelajaran konvensional adalah kelas X TFL 2.
D. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Seyegan yang berlokasi di Jamblangan, Seyegan, Sleman, Yogyakarta
Telepon 0274 7481523.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dimulai dari pengajuan proposal hingga selesai laporan hasil penelitian. Penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2011
– Oktober 2011.
E. Instrument Penelitian
Uji coba instrumen dilakukan setelah perangkat tes disusun. Hal ini untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Setelah perangkat tes diujicoba,
langkah berikutnya melakukan analisis supaya instrumen yang dipakai untuk
mendapatkan data dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Analisis perangkat uji coba meliputi:
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen Suharsimi Arikunto, 2010:
211. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Menurut Sukardi 2008: 122, menyatakan juga bahwa
validitas suatu instrumen penelitian, tidak lain adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Dari
kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu tes atau instrumen yang valid maka akan dapat mengukur dengan teliti dan tepat sesuai
dengan apa yang diukur. Menurut Riduwan 2010: 97, untuk menguji validitas kontruk
contruct validity, dapat digunakan pendapat dari ahli judgment experts. Setelah dilakukan analisis validitas konstruksi maka selanjutnya tes diuji
cobakan. Setelah data didapat dan ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor tiap-tiap item, yaitu dengan
mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus pearson product moment sebagai berikut:
=
� −� �
.�
2
−�
2
. .�
2
−�
2
; Riduwan, 2010: 98
Dimana: r
= Koefisien korelasi ∑X
i
= Jumlah skor item
∑Y
i
= Jumlah skor total seluruh item n
= Jumlah responden Membandingkan r
tabel
dengan r
hitung
untuk α = 0,05
Kaidah keputusan pengujian : Jika r
tabel
r
hitung
berarti valid, sebaliknya Jika r
tabel
r
hitung
berarti tidak valid Tes yang telah diuji cobakan pada siswa, kemudian dilakukan
analisis validitas butir seperti pada perhitungan diatas. Hasil uji validitas dari 50 soal yang telah diuji cobakan, ternyata ada 35 soal yang valid yaitu
terdapat pada butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 41, 44, 46, 49
dan 50. Kemudian, untuk butir soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 6, 11, 19, 22, 24, 30, 31, 32, 37, 40, 42, 43, 45, 47 dan 48. Butir soal yang
digunakan dalam penelitian adalah butir soal yang valid, sedangkan butir soal yang tidak valid maka dianggap gugur dan tidak digunakan.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan atau ketetapan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas jika tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap Arikunto, 2003: 86. Data hasil pada kelas uji coba selanjutnya dicari reliabilitasnya.
Perhitungan reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat ketetapan suatu instrumen. Perhitungan yang digunakan untuk mencari besarnya
reliabilitas instrumen tes dengan metode belah dua split-half method.