vaskulopati serebral dengan akibat pecahnya pembuluh darah otak. Sedangkan perdarahan sekunder bukan hipertensif terjadi antara lain
akibat anomali vaskular kongenital, koagulopati, atau obat anti koagulan. Diperkirakan hampir 50 penyebab perdarahan intraserebral adalah
hipertensi kronis, 25 karena anomali kongenital dan sisanya adalah penyebab lain. Misbach Soertidewi, 2011
Pada perdarahan intraserebral, pembuluh darah yang pecah terdapat di dalam otak atau massa pada otak, sedangkan pada perdarahan
subarakhnoid, pembuluh darah yang pecah terdapat di ruang subarakhnoid, disekitar sirkulus arteriosus Willisi. Pecahnya pembuluh darah disebabkan
oleh kerusakan dinding arteri arteriosklerosis atau karena kelainan kongenital atau trauma. Misbach Soertidewi, 2011
II.3. HIPERTENSI II.3.1. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg
JNC VII, 2003; Shehata, 2010.
II.3.2. Klasifikasi
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure
JNC VII klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2
Chobanian dkk, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Kriteria The Seventh Joint National Committee JNC VII.
Klasifikasi Tekanan Darah
Tekanan darah sistolik mmHg
Tekanan darah diastolik mmHg
Normal 120
dan 80
Prahipertensi 120 – 139
atau 80-89
Hipertensi derajat I 140 – 159 atau
90-99 Hipertensi derajat II
≥ 160 atau
≥100
Dikutip dari : Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al. 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. JAMA. 289;19:2560-2572.
II.3.3. Epidemiologi
Hipertensi masih merupakan salah satu dari beberapa faktor resiko yang dapat dicegah terhadap timbulnya penyakit dan kematian James dkk,
2013. Hipertensi telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di
dunia. Semakin meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah. Diperkirakan
sekitar 80 kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan
menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini Armilawati
dkk, 2007.
Universitas Sumatera Utara
II.3.4. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder atau
hipertensi renal. 1. Hipertensi esensial
Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 kasus.
Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas sistem saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek dalam
ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan Resiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.
Hipertensi primer biasanya timbul pada umur 30 - 50 tahun Braunwald, 2005.
2. Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5 kasus.
Penyebab spesifik diketahui, seperti penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing, feokromositoma,
koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain - lain Braunwald, 2005.
II.3.5. Patofisiologi