Model-model Evaluasi Evaluasi Kinerja

31

2.2.4 Model-model Evaluasi

Dalam melakukan evaluasi program pendidikan ada banyak model yang bisa digunakan untuk menge- valuasi suatu program. Menurut Suharsimi Arikunto 2004: 24 ada beberapa model evaluasi program antara lain: 1. Goal Oriented Evaluation Model Goal Oriented Evaluation Models ini merupakan model yang muncul paling awal.yang menjadi objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program di mulai. Evaluasi ini dilakukan secara berkesinambungan, terus menerus, mencek sejauh mana tujuan tersebut sudah terlaksanadi dalam proses pelaksanaan program. Model ini dikembangka oleh Tyler. 2. Goal free Evaluation Models evaluasi Lepas dari Tujuan Model evaluasi yang dikembangkan oleh Michael Scriven ini boleh dikatakan berlawan- an dengan model pertama. Dalam model ini dalam melaksanakan evaluasi program evalu- ator tidak perlu memperhatikan apa yang men- jadi tujuan program. Yang perlu diperhatikan dalam program tersebut adalah bagaiman kerjanya program, dengan jalan mengidenti- fikasi penampilan-penampilan yang terjadi, baik hal-hal yang positif yaitu hal-hal yang diharapkan, maupun hal-hal negatif hal-hal yang tidak diharapkan. 3. Formatif Summatif Evaluation Model Selain model “evaluasi lepas dari tujuan” Michael Scriven juga mengembangkan model lain yaitu model formatif-sumatif. Model ini menunjuk adanya tahapan dan lingkup objek yang dievaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan disebut evaluasi formatif dan ketika program sudah selesai atau berahir disebut evaluasi sumatif. 32 Dalam evaluasi ini, evaluator tidak dapat melepaskan diri dari tujuan. Tujuan evaluasi formatif memang berbeda dengan tujuan evaluasi sumatif. Dengan demikian, model ini menunnjuk tentang “apa, kapan, dan tujuan” evaluasi tersebut dilaksanakan. 4. Countenance Evaluation Model Model ini dikembangkan oleh Stake. Menurut Stake dalam seiap program yang dievaluasi, evaluator harus mampu mengidentifikasi tiga hal, yaitu: 1 antaseden - yang diartikan seba- gai konteks; 2 transaksi - yang diartikan se- bagai proses dan 3 outcomes - yang diartikan sebagai hasil. Menurut Stake, ketika evaluator tengah mempertimbangkan program pendidik- an, mereka mau tidak mau harus melakukan dua perbandingan yaitu: a Membandingkan kondisi hasil evaluasi program tertentu dengan yang terjadi di program lain, dengan objek sasaran yang sama; b Membandingkan kon- disi hasil pelaksanaan program dengan standar yang diperuntukkan bagi program yang bersangkutan, didasarakan pada tujuan yang akan dicapai. 5. CSE-UCLA Evaluation Model Ciri dari model CSE-UCLA adalah adanya lima tahap yang dilakukan dalam evaluasi, yaitu perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil dan dampak. 6. CIPP Evaluation Model Model evaluasi ini merupakan model yang paling banyak dikenal dan diterapkan oeh evaluator. CIPP yang merupakan singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu: Context evaluation : evaluasi terhadap contek Input evaluation : evaluasi terhadap masukan Process evaluation : evaluasi terhadap proses Product evaluation : evaluasi terhadap hasil Model CIPP hanya berhenti pada mengukur Output product. 33 7. Discrepancy Model Kata discrepancy adalah bahasa inggris yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia men- jadi “Kesenjangan”. Model yang dikembangkan oleh Malcolm Provus ini merupakan model yang menekankan pada pandangan adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Evaluasi program yang dilakukan oleh evalu- ator mengukur besarnya kesenjangan yang ada disetiap komponen. Khusus untuk model yang dikembangkan oleh Malcolm Provus ini, mene- kankan pada kesenjangan yang sebetulnya merupakan persyaratan umum bagi semua kegiatan evaluasi, yaitu mengukur adanya perbedaan antara yang seharusnya dicapai dengan yang sudah riil dicapai. Menurut model evaluasi kesenjangan ini, eva- luasi memerlukan enam langkah untuk melaksana- kannya yaitu Wirawan: 2011: 1 Menngembangkan suatu desain dan standart- standart yang menspesifikasi karakteristik- karakteristik implementasi ideal dari evalualad objek evaluasi; kebijakan, program atau proyek. 2 Merencanakan Evaluasi menggunakan model evaluasi diskrepansi. Menetukan informasi yang diperlukan untuk membandingkan imple- mentasi yang sesungguhnya dengan standar yang mendefinisikan kinerja objek evaliasi. 3 Menjaring kinerja objek evaluasi yang meliputi pelaksanaan program, hasi-hasil kuantitatif dan kualitatif. 4 Mengidentifikasi ketimpangan-ketimpangan discrepancy antara standar-standar dengan pelaksanaan dengan hasil-hasil pelaksanaan objek evaluasi yang sesungguhnya dan me- nentukan rasio ketimpanngan. 5 Menentukan penyebab ketimpangan antara standar dengan kinerja objek evaluasi. 34 6 Menghilangkan ketimpangan dengan membuat perubahan-perubahan terhadap emplementasi objek evaluasi. Gambar 2.1 Proses model evaluasi ketimpangan Berdasarkan dari beberapa model-model evalu- asi di atas, maka dalam tesis ini menggunakan Discrepancy Model model evaluasi kesenjangan yang dikembangkan Malcolm Provus, karena peneliti lebih menekankan pada pandangan adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Evaluasi program yang dilaksanakan oleh evaluator mengukur besarnya ke- senjangan yang ada di setiap komponen. 1. mengembangkan desain standar program 2. Merencanakan evaluasi menggunakan model evaluasi ketimpangan 3. menjaring data mengenai kinerja program 6. menyusun aktifitas untuk Menghilangkan ketimpang- an-ketimpangan 5.menentukan alasan penyebab ketimpangan 4. mengidentifikasi ketimpangan antara kinerja dengan standar 35

2.2.5 Penilaian Kinerja Kelompok Kerja Guru KKG

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Gugus Jayabaya Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung T2 942012018 BAB II

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung T2 942011089 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung T2 942011089 BAB IV

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung T2 942011089 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) di Gugus Patimura UPTD Pendidikan Kec. Tanggungharjo Kab. Grobogan T2 942015017 BAB II

0 0 28

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Komite Sekolah di Gugus Abimanyu UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

0 0 35

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Komite Sekolah di Gugus Abimanyu UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Komite Sekolah di Gugus Abimanyu UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

0 0 118