B. Penelitian yang Relevan
1. Ahmad et al 2012 yang berjudul Capital Structure Effect on Firms Performance: Focusing on Consumers and Industrial Sectors on
Malaysian Firms menunjukkan bahwa STD dan TD berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan LTD terhadap ROA
pengaruhnya tidak signifikan. Untuk ROE, hasil penelitian
menunjukkan bahwa STD, LTD, dan TD berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. Penelitian ini menggunakan analisis regresi
dengan menggunakan variabel kontrol size, asset growth, sales growth, dan efficiency.
2. Addae et al 2013 yang berjudul The Effects of Capital Structure on Profitability of Listed Firms in Ghana menunjukkan bahwa STD
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROE. Untuk LTD dan TD berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROE. Metode yang digunakan adalah analisis regresi dengan melakukan tiga kali regresi, yaitu regresi masing-masing level utang.
3. Sadeghian et al 2012 yang berjudul Debt Policy and Corporate Performance: Empirical Evidence from Tehran Stock Exchange.
Penelitian ini menggunakan variabel bebas kebijakan utang di setiap level, yaitu STD, LTD dan TD, sedangkan variabel terikat yaitu
kinerja keuangan yang diukur dengan Gross Profit Margin, ROA, dan Tobin’s Q Ratio. Hasil penelitian untuk variabel dependen gross profit
margin menemukan bahwa STD berpengaruh negatif terhadap gross
profit margin, LTD berpengaruh positif namun tidak signifikan, sedangkan TD berpengaruh negatif dan signifikan. Untuk dependen
ROA dan Tobin’s Q ratio, hasil penelitian menunjukkan bahwa utang di setiap level berpengaruh negatif dan signifikan. Penelitian ini
menggunakan metode regresi data panel. 4. Kalia dan Suwitho 2013 yang berjudul Pengaruh Penggunaan Utang
terhadap Profitabilitas: Studi pada PT Semen Gresik Tbk. Penelitian ini menggunakan variabel dependen profitabilitas yang diukur dengan
ROA dan ROE, sedangkan variabel independen menggunakan utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Teknik analisis data
menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel utang jangka pendek terhadap ROA
menunjukkan t hitung sebesar 5,291 dengan tingkat signifikansi 0,013 yang berarti signifikan. Variabel utang jangka panjang berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA dengan t hitung -4,706 dan tingkat signifikansi 0,018. Variabel utang jangka pendek terhadap
ROE mendapatkan t hitung 7,875 dengan tingkat signifikansi 0,004 yang berarti positif dan signifikan, sedangkan untuk variabel utang
jangka panjang menunjukkan t hitung -6,665 dengan tingkat signifikansi 0,007 yang berarti berpengaruh negatif dan signifikan.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Short Term Debt terhadap Return On Equity Short Term Debt STD adalah kewajiban perusahaan yang akan jatuh
tempo dalam satu tahun atau kurang, termasuk utang lain yang jatuh temponya masuk pada siklus yang sedang berjalan. Berdasarkan
matching principle, perusahaan akan menggunakan utang jangka pendek
untuk keperluan jangka pendek, seperti operasional
perusahaan, sehingga utang jangka pendek yang semakin tinggi akan meningkatkan modal kerja untuk meningkatkan produktivitas
perusahaan. Keputusan penggunaan utang jangka pendek dipengaruhi oleh trade-off antara keuntungan yang diperoleh dengan biaya yang
ditanggung. Utang jangka pendek berbiaya lebih rendah dibandingkan dengan utang jangka panjang Husnan dan Pudjiastuti, 2006. Dengan
biaya yang lebih rendah, bunga utang jangka pendek memiliki pengaruh yang kecil terhadap laba. Penggunaan utang jangka pendek
yang semakin besar juga akan memberikan kesempatan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan biaya yang harus
ditanggung, sehingga laba bersih menjadi meningkat. Dengan demikian, penggunaan Short Term Debt akan meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan. 2. Pengaruh Long Term Debt terhadap Return On Equity
Long Term Debt LTD merupakan kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Dengan jatuh tempo yang panjang, utang ini
memiliki risiko jangka panjang yang tinggi bagi perusahaan. Menurut Husnan dan Pudjiastuti 2006, biaya utang jangka panjang lebih
mahal daripada utang jangka pendek. Hal tersebut disebabkan oleh adanya penalty yang akan dikenakan kepada perusahaan jika
perusahaan membayar utang kurang dari jatuh tempo. Utang jangka panjang digunakan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang, seperti
investasi. Adanya ketidakpastian bisnis, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia, menjadikan hasil investasi menjadi
tidak pasti, namun besaran kewajiban utang yang harus ditanggung perusahaan sudah pasti. Hasil investasi yang belum pasti, sedangkan
kewajiban membayar utang yang sudah pasti menjadikan perusahaan berpotensi mengalami penurunan laba. Dengan demikian, penggunaan
Long Term Debt yang semakin besar akan menurunkan kinerja keuangan perusahaan.
3. Pengaruh Total Debt terhadap Return On Equity Total Debt TD adalah penjumlahan dari utang jangka pendek dan
utang jangka panjang. Dalam total utang, proporsi utang jangka panjang memiliki nilai yang besar karena utang jangka panjang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang memerlukan dana dalam jumlah besar. Beban bunga utang jangka panjang yang mahal dan
ditambah biaya utang jangka pendek, maka biaya utang secara keseluruhan dapat menurunkan laba perusahaan. Kalia dan Suwitho
2013 berpendapat bahwa peningkatan utang akan secara langsung
meningkatkan beban bunga, sehingga perusahaan harus menutupinya dari laba operasi yang didapatkan. Total utang yang semakin tinggi
akan menimbulkan biaya utang yang ditanggung perusahaan menjadi semakin meningkat. Semakin tinggi biaya utang, maka semakin besar
pula laba perusahaan yang akan berkurang, sehingga total utang yang semakin tinggi akan menyebabkan laba perusahaan menjadi semakin
menurun. Dengan demikian, Total Debt yang semakin tinggi akan menurunkan kinerja keuangan perusahaan.
D. Paradigma Berpikir
Gambar 1. Paradigma Berpikir Model 1
Gambar 2. Paradigma Berpikir Model 2
STD t
1
LTD t
2
ROE
SIZE
SG
TD t
3
ROE
SIZE SG