Kromatografi Lapis Tipis Deskripsi Teori 1. Benzilidinsikloheksanon

14 komponen-komponen dari senyawa campuran dengan menentukan nilai Rf dari masing-masing komponen tersebut sehingga dapat diketahui persentase kemurnian senyawa tersebut. Nilai Rf yang baik 0,2 - 08 Sastrohamidojo, 2005. Pada metode KLT, nilai Rf dipengaruhi oleh ketebalan lapisan. Proses pemisahan komponen suatu senyawa biasanya menggunakan ketebalan lapisan 250 µm dan untuk analisis preparatif digunakan ketebalan sampai 5 mm. Dalam suatu analisis terkadang digunakan kalsium sulfat sebagai adsorben untuk mengikat lapisan pada lempeng. Adsorben yang paling banyak digunakan untuk pemisahan komponen dari suatu senyawa adalah silika gel Bintang, 2008. Fasa bergerak yang digunakan sebaiknya adalah campuran pelarut organik. Hal ini disebabkan pelarut organik mempunyai polaritas yang rendah. Penggunaan campuran pelarut organik ini akan mengurangi serapan dari setiap komponen dari campuran pelarut Sastrohamidjojo, 2005. Prinsip kerja dari metode KLT adalah sampel yang berupa senyawa organik ditotolkan pada suatu lempengan. Sampel yang digunakan sebaiknya dalam jumlah yang kecil dan encer agar tidak menimbulkan noda yang melebar. Lempengan berperan sebagai fasa diam dan pelarut non polar yang mempunyai sifat mudah menguap sebagai fasa gerak atau eluen. Eluen berfungsi untuk memisahkan komponen-komponen dalam sampel senyawa organik. Eluen yang baik adalah campuran pelarut yang mempunyai tingkat kemurnian tinggi. Lempengan yang tercelup pada eluen akan menunjukkan pergerakan hingga batas tertentu Day, 2002. Pada metode ini, nilai Retordation factor Rf dinyatakan sebagai berikut. 15 Rf = Hal yang perlu diperhatikan dalam proses analisis menggunakan metode ini adalah kondisi lingkungan karena pemisahan harus jenuh dengan pelarut sehingga besar kecilnya nilai Rf dapat ditentukan. Hal ini dapat dilakukan dengan wadah sekecil mungkin dan menghubungkan dinding dengan kertas yang terendam dalam pelarut. Pengembangan pelarut pada lempengan biasanya menggunakan teknik ascending yang berlangsung lebih lambat dibandingkan dengan teknik descending. Teknik ascending merupakan teknik yang dilakukan dengan cara menunggu fase gerak merambat ke atas hingga batas tertentu, sedangkan descending sebaliknya.

7. Spektroskopi IR

Spektroskopi inframerah merupakan metode spektroskopi yang berperan untuk menentukan gugus fungsional pada suatu senyawa organik. Radiasi inframerah menghasilkan energi yang dapat memberikan efek vibrasi getaran pada gugus yang terkena radiasi tersebut. Efek vibrasi yang dihasilkan akan memberikan informasi spesifik untuk masing-masing gugus fungsi yang terkena radiasi inframerah. Spektrum inframerah dari suatu molekul merupakan hasil transisi antara tingkat energi getaran yang berlainan. Spektrum inframerah dari senyawa organik mempunyai sifat fisik yang khas sehingga dari dua senyawa akan kecil kemungkinan mempunyai spektrum yang sama. Spektrum yang dihasilkan dapat 16 berasal dari kompleks, karena adanya overtone kombinasi dan perbedaan serapan yang lemah. Pada spektrum inframerah terdapat pita-pita yang letaknya dapat dikelompokkan berdasarkan intensitas absorpsinya: kuat, medium dan lemah dengan pita spektrum tajam, sedang ataupun melebar. Pita-pita pada spektrum tersebut berada pada daerah serapan inframerah. Daerah finger print merupakan daerah yang mengandung spektrum tertentu yang tidak dapat dijelaskan, yaitu pada daerah serapan 1400-900 cm -1 . Hampir sebagian ikatan tunggal akan memberikan serapan pada daerah ini. Hal ini disebabkan energi vibrasi berbagai ikatan tunggal hampir sama besarnya, sehingga akan terjadi interaksi kuat antara ikatan tunggal yang berdekatan Sastrohamidjojo, 2001. Beberapa daerah serapan inframerah penting ditunjukkan pada Tabel 1 berikut Pavia et al., 2009. Tabel 1. Daerah serapan gugus fungsi pada spektroskopi IR Gugus Fungsi Bilangan Gelombang cm -1 Intensitas Absorpsi C-H aromatik 3150 - 3050 Kuat C-H alkena 3050-3000 Kuat C=O keton 1725 - 1705 Kuat C=C alkena 1680 - 1600 medium-lemah C=C aromatik 1600 - 1475 medium-lemah Dengan melakukan pengujian sejumlah senyawa yang telah diketahui gugus fungsinya, maka dapat diketahui serapan frekuensi dari senyawa tersebut. Selain itu juga dapat memperkirakan frekuensi serapan yang muncul. Serapan pada tiap