Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

84 fase. Rerata peningkatan nilai tes membaca permulaan dari fase baseline A1 ke fase intervensi B adalah sebesar 13. Rerata peningkatan nilai tes membaca permulaan dari fase intervensi B ke fase baseline A2 adalah 3,25, dan rerata peningkatan nilai tes membaca permulaan dari fase baseline A1 ke fase baseline A2 adalah 16,25. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa media komik modifikasi efektif terhadap kemampuan membaca permulaan.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan proses pengolahan dan analisis data yang dilakukan, diketahui bahwa media komik modifikasi efektif terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita kategori ringan. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan adanya peningkatan rerata nilai tes membaca permulaan pada setiap fase dan didukung dengan perolehan persentase overlap 0. Pada fase baseline A1, rerata nilai tes membaca permulaannya yaitu 51,25, sedangkan pada fase intervensi B yaitu 64,25 sehingga peningkatannya sebesar 13. Pada fase intervensi B, rerata nilai tes membaca permulaannya yaitu 64,25 sedangkan pada fase baseline A2 yaitu 67,5 sehingga peningkatannya sebesar 3,25. Pada fase baseline A1, rerata nilai tes membaca permulaannya yaitu 51,25 sedangkan pada fase baseline A2 yaitu 67,5 sehingga peningkatannya sebesar 16,25. Hal tersebut menunjukkan kesesuaian dengan pendapat yang dikemukakan oleh 85 Leonhardt 1997: 65 dan Nana Sudjana dan Rivai Ahmad 2002: 69 bahwa media komik dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa. Kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita kategori ringan mengalami perubahan yang positif setelah diberikan intervensi berupa media komik modifikasi. Berdasarkan hasil tes membaca permulaan fase baseline A2 diketahui bahwa anak mampu mengenal huruf-huruf yang sebelumnya belum dikuasai, yaitu huruf o, b, d, g, h, dan j, anak mampu mengucapkan bunyi dari huruf-huruf yang sebelumnya belum dikuasai, yaitu huruf o, m, n, p, r, s, dan t, serta mampu membaca huruf yang telah digabungkan menjadi suku kata dan kata yang dibentuk dari huruf konsonan, vokal, konsonan, vokal. Penggunaan media komik modifikasi dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita kategori ringan dilakukan dengan beracuan pada metode Struktural Analitik Sintetik SAS. Menurut Yeti Mulyati 2007: 22, pembelajaran membaca dengan metode SAS dimulai dari pengenalan struktur kalimat kemudian dilanjutkan dengan menguraikan atau menganalisis kalimat menjadi kata-kata, kata menjadi suku kata, dan suku kata menjadi huruf. Pembelajaran membaca kemudian dilanjutkan dengan menyimpulkan satuan bahasa yang telah diuraikan tersebut menjadi struktur kalimat semula. Berdasarkan pendapat tersebut, proses penggunaan media komik modifikasi dilakukan dengan guru membimbing siswa untuk memusatkan perhatian pada teks bentuk kalimat utuh yang diajarkan, menguraikan teks tersebut menjadi satuan bahasa yang lebih sederhana, serta 86 menyimpulkan satuan bahasa yang telah diuraikan menjadi kalimat bentuk semula. Meningkatnya kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita kategori ringan dipengaruhi oleh bentuk media komik modifikasi yang telah disesuaikan dengan karakteristik anak tunagrahita. Menurut Mumpuniarti 2007: 97, anak tunagrahita memerlukan pembelajaran membaca secara bertahap dan dimulai dari unsur-unsur yang paling kecil. Dengan adanya modifikasi berupa pemenggalan tulisan dalam media komik maka memudahkan anak tunagrahita kategori ringan untuk belajar secara perbagiandieja. Kemampuan membaca permulaan yang meningkat juga dipengaruhi oleh adanya gambar dan kertas bantuan yang tercetak pada media komik modifikasi. Kedua bagian tersebut mampu menarik perhatian anak tunagrahita kategori ringan dalam belajar. Menurut Dakir dalam Diana Septi Purnama, 2015: 2, perhatian adalah “peningkatan kesadaran dari seluruh fungsi jiwa untuk dipusatkan pada sesuatu hal, baik yang ada di luar maupun yang ada di dalam diri seseorang”. Perhatian diperlukan untuk mengadakan suatu pengamatan Sugihartono, dkk. 2007:8. Selama proses membaca permulaan, anak tunagrahita kategori ringan mampu menunjukkan sikap memperhatikan sehingga berpengaruh positif terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nana Sudjana dan Rivai Ahmad 2002: 69, bahwa penggunaan komik dapat meningkatkan minat, perbendaharaan kata, serta keterampilan membaca pada anak. 87

E. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE ABJAD UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V SDLB DI SLB BANDUNG RAYA KOTA BANDUNG.

0 2 38

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

5 13 24

METODE MULTISENSORI MELALUI MEDIA PASIR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN.

4 6 51

EFEKTIVITAS MEDIA PAPAN BIMBINGAN TERHADAP PEMAHAMAN PENDIDIKAN SEKS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB YAPENAS CONDONGCATUR DEPOK SLEMAN.

0 1 130

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS I SEKOLAH DASAR DI SLB C WIYATA DHARMA 2 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 6 185

KEEFEKTIFAN MEDIA LKS WORD SQUARE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS V DI SLB KASIH IBU YOGYAKARTA.

1 2 188

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SLB NEGERI PEMBINA GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA.

1 4 102

EFEKTIVITAS METODE GLENN DOMAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA FUNGSIONAL ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS V DI SLB WIYATA DHARMA 3 SLEMAN DIY.

1 15 162

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU POP-UP PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA 1 YOGYAKARTA.

1 6 161

PENGARUH METODE VAKT TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB PURNAMA ASIH Penelitian Subjek Tunggal Anak Tunagrahita Ringan) - repository UPI S PLB 1105216 Title

0 2 3