Faktor penghambat Hasil Penelitian 1.
perpustakaan tetapi hanya duduk mengobrol dengan guru-guru lain bahkan ada yang pulang kalau tidak ada jam mengajar lagi.
Hasil observasi ini didukung oleh AS selaku guru piket dan produktif dalam wawancara berikut ini:
Kalau tidak ada jam mengajar lagi, ya kebanyakan guru pulang pak. Selain itu, kalau mereka punya waktu luang seperti
habis mengajar, guru jarang memanfaatkan waktu luangnya dengan membaca buku di ruangannya atau membaca di
perpustakaan. Biasanya mengobrol dengan rekan kerjanya. Hasil wawancara, 31 januari 2012.
2 Manajemen Perawatan
Kebiasaan dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi
bagian dari kehidupan suatu kelompok. Hal ini yang menjadi sorotan peneliti pada saat melaksanakan observasi dan penelitian
menunjukkan bahwa dari fasilitas sarana dan prasarana di SMK Muhammadiyah 1 Playen memiliki sarana dan prasarana yang
lengkap namun dari sisi perawatan dan penjagaan masih sangat minim dan kurang mendapat perhatian secara serius, ini nampak
pada bagian-bagian tertentu seperti kebiasaan menjaga kebersihan tempat wudhu, lingkungan kelas, bengkel dan kantin.
Kebiasaan untuk merawat segala sesuatu yang sudah ada dan menjaganya ini yang masih harus terus dibudayakan karena
akan sangat memakan anggaran sekolah apabila semua alokasi
dana hanya untuk pengadaan, hal ini didukung oleh TR selaku waka sarpras dalam wawancara berikut:
“Saya terus menghimbau dan mengajak untuk setiap warga sekolah untuk menjaga selalu fasilitas sarana dan
prasarana sekolah, terutama guru yang mengajar jam terakhir, saya menghimbau untuk memantau kebersihan kelas masing-
masing, untuk berjalannya piket kelas tiap harinya dan juga untuk terus memantau keadaan fasilitas kebersihan untuk
mengurangi anggaran belanja fasilitas kebersihan yang setiap bulannya ada pengeluaran” Hasil Wawancara 7 Januari
2012.
Dengan demikian, peneliti menemukan bahwa selain faktor pendukung pelaksanaan budaya sekolah di SMK
Muhammadiyah 1 Playen juga ada faktor penghambat
pelaksanaan budaya sekolah seperti waktu dan manajemen perawatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru belum
dapat mengisi waktu luangnya dengan membaca tetapi hanya duduk mengobrol dengan dengan guru-guru lain bahkan ada
yang pulang kalau tidak ada jam mengajar lagi, selain waktu kebiasaan untuk selalu merawat barang yang di miliki juga
masih harus diperhatikan mengingat fasilitas, sarana dan prasarana sekolah yang cukup lengkap dan memadai apabila
tidak di atur dalam manajemen perawatan hal ini tentu akan menyedot anggaran sekolah untuk pengadaan barang kembali.
Sehubungan dengan itu, pihak sekolah harus melakukan perubahan dengan membiasakan budaya membaca
serta manajemen perawatan untuk keberlangsungan semua kegiatan
yang ada di sekolah