Tinjauan Nilai Ekonomis HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.22 Emisi Bahan Bakar untuk Beban 800 Watt No Bahan Bakar Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 Opacity Mean 1 Solar Murni 22,8 18,3 19,5 20,2 2 Solar + LPG via vacuum regulator 37,2 35,1 34,0 35,4 Berdasarkan hasil pengujian dengan pembebanan konstan 800 Watt, nilai opacity terendah terjadi melalui pengujian dengan menggunakan bahan bakar solar murni sebesar 20,2 . Sementara nilai opacity tertinggi terjadi melalui pengujian dengan menggunakan bahan bakar solar + LPG via vacuum regulator sebesar 35,4 . Kenaikan nilai dari opacity tersebut disebabkan oleh bertambahnya kepekatan gas dari bahan bakar LPG dibandingkan dengan kondisi pada pemakaian solar murni yang tanpa ada campuran gas LPG. Ini menandakan bahwa adanya campuran gas LPG yang bertambah tersebut mempengaruhi kenaikan pada nilai kepekatan opacity.

4.8 Tinjauan Nilai Ekonomis

Pada perhitungan ini juga dilakukan tinjauan terhadap nilai ekonomis dari setiap pengujian bahan bakar pada tiap laju aliran massanya, untuk mengetahui efisiensi dari perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap bahan bakar. Untuk harga bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar solar murni sebesar Rp 13.000,00liter dan untuk harga LPG sebesar Rp 5.333,00kg. Untuk menghitung nilai ekonomis dari tiap bahan bakar, rumus yang digunakan adalah Pada Putaran N = 900 rpm beban = 400 watt Universitas Sumatera Utara Nilai rupiahjam = f m  x Nilai Rupiah bahan bakar per Kg = 0,2502312 x 15.853 = Rp. 3.967jam Tabel 4.23 Nilai Ekonomis Pengujian Solar Murni beban 400 watt Pada Putaran N = 900 rpm beban lampu = 800 watt Nilai rupiahjam = f m  x Nilai Rupiah per Kg = 0,304056 x 15.853. = Rp. 4.820jam Tabel 4.24 Nilai Ekonomis Pengujian Solar Murni beban 800 watt Pada Putaran N = 900 rpm Beban lampu = 400 watt Nilai rupiahjam Total = Nilai Rupiahjam LPG + Nilai Rupiahjam Solar Beban Watt Putaran RPM f m  Rupiah Kg Rupiah Jam 400 900 0,2502312 15.853 3.967 1000 0,3203904 15.853 5.079 1100 0,3525672 15.853 5.589 1200 0,3686064 15.853 5.844 1300 0,3958632 15.853 6.276 1400 0,430008 15.853 6.817 Beban Watt Putaran RPM f m  Rupiah Kg Rupiah Jam 800 900 0,304056 15.853 4.820 1000 0,379135 15.853 6.011 1100 0,438470 15.853 6.951 1200 0,475272 15.853 7.535 1300 0,514632 15.853 8.159 1400 0,563143 15.853 8.928 Universitas Sumatera Utara = f m  LPG x Nilai Rupiah per Kg LPG + f m  Solar x Nilai Rupiah per Kg Solar = 0,4187 x 5333 + 0,1082 x 15853 = Rp 2.233jam + Rp 1.716jam = Rp 3.949jam Tabel 4.25 Nilai Ekonomis Pengujian Solar + LPG via vacuum regulator beban 400 watt Beban Putaran f m  LPG f m  Solar Rupiah Kg LPG Rupiah Kg Solar Rupiah jam LPG Rupiah jam Solar Rupiah Jam TOTAL 400 900 0,4187 0,1082 5333 15853 2.233 1.716 3.949 1000 0,4486 0,1456 5333 15853 2.393 2.309 4.702 1100 0,4636 0,1820 5333 15853 2.473 2.886 5.359 1200 0,4785 0,2066 5333 15853 2.552 3.276 5.828 1300 0,4935 0,2509 5333 15853 2.632 3.978 6.610 1400 0,5234 0,3020 5333 15853 2.792 4.789 7.581 Pada Putaran N = 900 rpm beban lampu = 800 watt Nilai rupiahjam Total = Nilai Rupiahjam LPG + Nilai Rupiahjam Solar = f m  LPG x Nilai Rupiah per Kg LPG + f m  Solar x Nilai Rupiah per Kg Solar = 0,4187 x 5333 + 0,1190 x 15853 = Rp 2.233jam + Rp 1.888jam Universitas Sumatera Utara = Rp 4.121jam Tabel 4.26 Nilai Ekonomis Pengujian Solar + LPG via vacuum regulator beban 800 watt Beb an Putara n f m  LPG f m  Solar Rupiah Kg LPG Rupiah Kg Solar Rupiah jam LPG Rupiah jam Solar Rupiah Jam TOTAL 800 900 0,4187 0,1190 5333 15853 2.233 1.888 4.121 1000 0,4486 0,1603 5333 15853 2.393 2.543 4.936 1100 0,4636 0,2036 5333 15853 2.473 3.229 5.702 1200 0,4785 0,2528 5333 15853 2.552 4.009 6.562 1300 0,4935 0,3109 5333 15853 2.632 4.930 7.562 1400 0,5234 0,3690 5333 15853 2.792 5.850 8.642 Perbandingan nilai harga rupiahjam dan Putaran untuk masing- masing pengujian pada pemakaian solar dan beban tetap 400 Watt dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4.14 Grafik Perbandingan nilai harga rupiahjam solar dan putaran beban 400 watt Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil perhitungan nilai ekonomis harga rupiahjam bahan bakar solar yang digunakan pada kondisi normal dan setelah penambahan LPG pada beban 400 watt, diketahui data bahwa nilai harga rupiahjam terendah Rp 3.949jam tertera pada solar pada penambahan LPG. Da n nilai harga tertinggi Rp 7.581jam tertera pada solar pada penambahan LPG. Dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan bahan bakar solar+LPG via vacuum regulator mengalami penghematan dengan persentase hingga 7,44 pada putaran 1000 rpm yaitu sebesar Rp 4.702jam. Gambar 4.15 Grafik Perbandingan nilai harga rupiahjam solar dan putaran beban 800 watt Berdasarkan hasil perhitungan nilai ekonomis harga rupiahjam bahan bakar solar yang digunakan pada kondisi normal dan setelah penambahan LPG, diketahui data bahwa nilai harga rupiahjam terendah Rp 4.121jam tertera pada solar pada penambahan LPG. Dan nilai harga tertinggi Rp 8.928jam tertera pada solar pengujian normal. Dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan bahan bakar solar+LPG via vacuum regulator mengalami penghematan dengan persentase hingga 17,97 pada putaran 1100 rpm yaitu sebesar Rp 5.702jam. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pengujian ini dapat dipaparkan sebagai berikut : 1. Penggunaan dual fuel melalui vacuum regulator menjadikan Daya meningkat. Pada beban 400 watt, persentase peningkatan tertinggi 5,91 terjadi pada putaran 900 rpm sebesar 98,7 watt dibandingkan ketika menggunakan bahan bakar solar murni sebesar 89,6 watt. Pada beban 800 watt, persentase peningkatan tertinggi 6,62 terjadi pada putaran 900 rpm sebesar 257,298 watt dibandingkan ketika menggunakan bahan bakar solar murni sebesar 240,24 watt. 2. Penggunaan dual fuel melalui vacuum regulator menjadikan Torsi meningkat. Pada beban 400 watt, persentase peningkatan tertinggi 5,91 terjadi pada putaran 900 rpm sebesar 1,04 Nm dibandingkan ketika menggunakan bahan bakar solar murni sebesar 0,98 Nm. Pada beban 800 watt, persentase peningkatan tertinggi 6,62 terjadi pada putaran 900 rpm sebesar 2,73 Nm dibandingkan ketika menggunakan bahan bakar solar murni sebesar 2,55 Nm. 3. Jumlah Nilai Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SFC yang dihasilkan tergantung nilai putaran mesin, sehingga semakin tinggi putaran mesin maka nilai Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SFC pun semakin rendah karena semakin banyak siklus yang terjadi pada waktu yang tetap membuat nilai perbandingan konsumsi bahan bakar dengan daya yang dihasilkan oleh mesin semakin rendah. Pada pengujian ini Penggunaan dual fuel melalui vacuum regulator menjadikan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SFC meningkat. Pada beban 400 watt, persentase peningkatan tertinggi 98,8 terjadi pada putaran 900 rpm sebesar 5.339 gkW.jam dibandingkan ketika menggunakan bahan bakar solar murni sebesar 2.685,34 gkW.jam. Pada beban 800 watt, persentase peningkatan tertinggi 65,1 terjadi pada putaran 900 rpm sebesar Universitas Sumatera Utara