5
pendidik dapat memecahkan permasalahan yang terjadi di SMA N 2 Wates Kulon Progo, khususnya pada kelas XI IPA 3.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang menyebabkan belum optimalnya pembelajaran bahasa
Jerman kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Wates Kulon Progo, antara lain : 1.
Keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Wates Kulon Progo masih rendah.
2. Peserta didik sering mencampur adukkan pelafalan, intonasi dan cara baca
dalam bahasa Inggris ketika mempelajari keterampilan berbicara bahasa Jerman.
3. Motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran bahasa Jerman masih
kurang optimal pada beberapa aspek. 4.
Kurangnya media pembelajaran yang variatif dalam pembelajaran bahasa Jerman.
5. Minimnya kreatifitas dalam latihan berbicara yang dilakukan oleh peserta
didik di kelas. 6.
Jam pelajaran yang sangat minim, hanya dua jam pelajaran setiap minggunya.
7. Banyak peserta didik yang beranggapan bahwa pelajaran bahasa Jerman
itu lebih sulit dibandingkan dengan bahasa Inggris. 8.
Guru belum pernah menggunakan media video dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman.
6
C. Batasan Masalah
Mengingat begitu luas dan kompleksnya ruang lingkup dari masalah pembelajaran bahasa Jerman di SMAN 2 Wates Kulon Progo, maka
diperlukan batasan-batasan penelitian agar masalah tidak meluas tanpa mengurangi tujuan yang hendak dicapai. Penelitian ini dibatasi padamasalah:
Bagaimana upaya peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jerman melalui media video?.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah upaya peningkatan motivasi peserta didik dalam
pembelajaran bahasa Jerman kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Wates Kulon Progo melalui media video?
2. Bagaimanakah upaya peningkatan prestasi belajar keterampilan berbicara
bahasa Jerman peserta didik dalam pembelajaran bahasa Jerman kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Wates Kulon Progo melalui media video?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1.
Peningkatan motivasi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Jerman kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Wates Kulon Progo melalui media video.
2. Peningkatan prestasi belajar keterampilan berbicara bahasa Jerman
peserta didik dalam pembelajaran bahasa Jerman kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Wates Kulon Progo melalui media video.
7
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
mengembangkan teori tentang media video pada pembelajaran berbicara dan menjadi referensi bagi sekolah dalam pengadaan materi dan
pengembangan media yang dapat menunjang berlangsungnyaproses pembelajaran bahasa Jerman, khususnya pada keterampilan berbicara.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para
pendidik bahasa Jerman dalam penggunaan media video untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jerman dan menjadi
sumbangan pengetahuan yang lain di bidang pendidikan, khususnya dalam upaya peningkatan keterampilan berbicara di SMA.
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Asing
Pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap individu, yang mempengaruhi kehidupan fisiknya, daya jiwanya akal,
rasa dan kehendak, sosialnya dan moralitasnya. Atau dengan kata lain, pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam mempengaruhi
keterampilan, kepribadian dan kehidupan individu dalam pertemuan dan pergaulannya dengan sesama dan dunia, serta dalam hubungannya dengan
Tuhan, seperti yang diungkapkan oleh Siswoyo 2008: 17. Maka dari itu seiring dengan perkembangan jaman, kita harus mampu untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang ada agar pendidikan di era saat ini menjadi semakin maju.
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang paling utama dalam kedidupan sosial. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, maka kita
harus mempelajari bahasa seperti yang dikemukakan oleh Brown 2007: 6 dalam bukunya.
Bahasa itu sistematis, 2 bahasa adalah seperangkat simbol makasuka, 3 simbol-simbol itu utamanya adalah vokal, tetapi bisa
juga visual, 4 simbol mengovensionalkan makna yang dirujuk, 5bahasa dipakai untuk berkomunikasi, 6 bahasa beroperasi dalam
sebuah komunitas atau budaya wicara, 7 bahasa pada dasarnya untuk manusia, walaupun bisa jadi tak hanya terbatas untuk manusia,
8 bahasa dikuasai oleh semua orang dalam cara yang sama; bahasa
dan pembelajaran bahasa sama-sama mempunyai karakteristik universal.
Bahasa adalah suatu sistem komunikasi dengan menggunakan bunyi- bunyi yang berlangsung melalui tujuan alat ujaran dengan pendengaran
diantara anggota-anggota masyarakat tertentu serta menggunakan simbol- simbol vokal makna konvensional yang arbitrer.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran
dapat berjalan secara efektif dan efisien. Belajar atau pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang wajib dilakukan dan diberikan pada semua
orang, dengan belajar maka seseorang dapat meningkatkan kualitas dalam dirinya yang selama ini tidak mereka dapatkan begitu saja tanpa memalui
sebuah proses belajar. Dengan demikian maka dalam terjadinya proses pembelajaran, pendidikan harus mampu dalam menghadapi berbagai
permasalahan dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu dapat dilakukan dengan cara mempersiapkan media yang tepat dalam pembelajaran.
Definisi pendidikan ialah usaha untuk membantu seseorang dalam mempelajari bagaimana mengerjakan sesuatu melalui instruksi sambil
memimpinnya bagaimana mempelajari sesuatu, membekalinya dengan pengetahuan serta mendorongnya untuk mendahului. Di dalam definisi
tersebut secara rinci memuat bagian-bagian sebagai berikut. 1 Pembelajaran ialah suatu pemerolehan, 2 Pembelajaran ialah suatu retensi. Retensi tersebut
mengacu pada adanya sistem penyimpanan, ingatan, atau organisasi kognitif, 3 Pembelajaran mencangkup kegiatan secara sadar yang terjadi di dalam dan